Imlek: Sejarah, Makna, Filosofi dan kejayaan di Tahun kelinci Emas 2011


SEJARAH IMLEK
 
Perayaan hari raya Cina atau Imlek adalah perayaan paling tua yang pernah diciptakan manusia di muka bumi ini yang berlanjut hingga sekarang.  Sama seperti kebudayaan Cina yang juga tidak terputus hingga hari ini, walaupun sempat pernah hendak dimusnakan rezim komunis di Cina semasa Revolusi Kebudayaan yang dijalankan dengan tangan besi Oleh Mao Tje Tung.  Ras Mongoloid adalah ras paling banyak dan paling luas penyebarannya di muka bumi ini.

Perayaan Imlek sudah ada sejak zaman dinasti Xia (2100-1600 SM). Perayaan Imlek menurut sejarah dimaksudkan sebagai perayaan kaum petani yang menyatakan syukur kepada alam atas datangnya musim semi.  Perayaan ini sendiri erat huungannya dengan penanggalan Cina yan dipakai sampai sekarang.

Ada dua kalender yang dipakai oleh orang orang Cina.  Yang pertama Kalender Yin (berdasarkan Bulan) dan yang kedua Kalender Yang (berdasarkan Matahari).  Pada perkembangan selanjutnya, hitungan yang spesifik antara revolusi bumi terhadap Matahari dan revolusi Bulan terhadap Bumi, menghasilkan suatu hitungan yang sangat selaras pada kalender Imlek yang kita kenal sekarang.

Ada selisih antara 12 kali revolusi Bulan terhadap Bumi dibanding dengan 1 kali revolusi bumi terhadap Matahari. Di penanggalan Bulan milik orang orang Cina, selisih ini dikoreksi dalam bentuk Jun Gwee. 

Maksudnya, dalam 4 tahun sekali akan ada bulan yang kembar atau double.  Misal Dji Gwee – Jun Gwee, maka bulan dua nya ada 2 kali.  Itu mengapa perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Cia Gwee (bulan satu) selalu antara bulan Januari dan Februari di penanggalan Gregorian. Ini berbeda misalnya, bila kita bandingkan dengan penanggalan bulan yang lain, misalnya penanggalan Arab/Kalender Arab.

Keakuratan astronomi Cina yang sudah berumur hampir 5000 an tahun ini menjadikan kalender Cina sebenarnya adalah kalender yang paling selaras dalam perhitungan menurut Matahari dan Bulan. Artinya Jika Kalender Gregorian berdasarkan Matahari dan kalender Arab berdasarkan Bulan, maka kalender Cina berdasarkan Bulan, tetapi tetap memperhitungkan posisi Matahari.


KHONG HU CU
 
Perayaan Imlek milik orang orang Cina.  Orang orang China tidak bisa dilepaskan dari Khong Hu Cu.  Sedikit banyak, pola prilaku orang Cina, dipengaruhi secara turun temurun pemikiran Khong Hu Cu.

Penanggalan Cina beberapa kali mengalami reset atau pengaturan ulang.  Pengaturan ulang terakhir terjadi pada pemerintahan kaisar Han Wu Di yang mendasarkan tahun pertama Imlek dengan kelahiran Khong Hu Cu tahun 551 SM.

Itulah mengapa perayaan Hari Raya Imlek sering dikaitkan dengan hari raya pemeluk Khong Hu Cu.  Tidak ada yang salah dengan hal ini.  Namun masyaraka Cina sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan fanatisme beragama.  Imlek adalah perayaan menyambut musim semi dan puji syukur lepas dari musim dingin.  Seiring dengan waku dan semakin menyebarnya etnis Cina di muka bumi ini, akhirnya Imlek berkembang menjadi sebuah hari raya etnis yang ditujukan untuk moment intropeksi, menyusun langkah baru, strategi kedepan, serta syukur kepada alam di awal Tahun Baru.

Penyebaran ras Mongoloid sangat luas.  Banyak bangsa muncul dari ras ini.  China, Jepang, Korea, Vietnam dan Sinagpura adalah negara negara yang bisa dibilang satu bangsa dengan China. Perayaan Imlek dilakukan di sini.  Di Indonesia, perayaan Imlek sempat dilarang pada rezim Orde Baru (1965-1968). Larangan ini dicabut tahun 2000 oleh Gus Dur, menjadi Hari Libur Fakultatif (hanya libur bagi yang merayakan), atau hari kuning nasional.  Dan Kemudian menjadi Merah, benar benar libur nasional pada saat pemerintahan Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002 (12 Februari 2002).

Satu hal yang juga disesali pada pemerintahan SBY ini, sudah mulai muncul berita pelarangan ini dan itu di Kalimantan khususnya berkaitan dengan Hari Raya Imlek.  Ini kemunduran, bila kita melihat ke Pancasila, 4 butir sekaligus; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


MAKNA
 
Perayaan Imlek selama berabad-abad menyediakan makna spiritual yang amat kaya, bahkan mampu berperan dalam menyatukan mereka dalam semangat hidup yang sama. Sekali lagi ditekankan, Imlek bukan milik agama Khong Hu Cu, tapi karena sebahagian besar etnis Cina mempedomani hidup menurut ajaran Khong Hu Cu, kemudian kenyataan reset penanggalan Imlek terakhir disesuaikan dengan tahun kelahiran Khong Hu Cu, yah tidak salah bila Imlek adalah hari raya Umat Khong Hu Cu.

Makna spiritual perayaan Imlek tidak pertama-tama digali dalam ajaran agama tertentu. Semula, Imlek merupakan perayaan petani. Makna spiritual Imlek perlu digali dari pengalaman kehidupan dan dunia yang berkembang di antara kaum petani. Dalam perjalanan waktu, Imlek juga dirayakan oleh masyarakat yang bukan dari golongan petani. Karena itu, tidaklah mencukupi pemaknaan spiritual Imlek hanya dibatasi dari dunia pertanian.

Imlek adalah perayaan manusia yang menyatu dengan Alam.  Ada cinta kasih sangat universal pada alam dan lingkungan yang sangat kental dalam perasayaan Imlek. Di Indonesia yang tidak mengenal musim semi.  Perayaan Imlek adalah perayaan Tahun baru.  Waktunya bersyukur kapada rezeki tahun lalu serta semangat untuk hal hal yang lebih baik di tahun baru, bermaaf-maafan dengan anggota keluarga.  Yang tua menyayangi yang muda (angpau) yang muda menghormati yang tua (bakti).

Tanggal 30 Cap Dji Gwee (bulan 12) ada acara makan bersama keluarga. Makan adalah sumbuh hidup.  Makan bersama adalah bersama sama mensyukuri kehidupan.  Apapun agamanya, pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga berkumpul mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama.

Adalagi yang khusus, yaitu warna merah dan kuning.  Merah merupakan semangat, keberanian, optimis dan baik menurut adat kebudayaan Cina.  Tidak jauh beda dengan makna merah pada bendera merah putih.  Sementara kuning adalah emas.  Semoga tahun baru adalah tahun keemasan bagi seluruh alam semesta.




PERNAK PERNIK IMLEK
 
Seperti juga perayaan perayaan lain, Imlek penuh dengan pernak pernik penuh makna.  Dari makanan, hiasan, hiburan, kesenian sampai angpau selalu hadir secara khas dalam perayaan Hari Raya Imlek.



1. Buah
 
Ada buah-buahan yang wajib hadir, setiap buah yang disajikan mempunyai arti. Biasanya buah-buahan ini dihiasi dengan atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah. Seperti jeruk bali, jeruk lokam, tebu, pisang, delima, dan srikaya. Ada arti dibalik ini. Pisang raja, maksudnya agar nasibnya seperti raja, tebu karena rasanya manis, harapannya akan selalu disukai orang, buah delima, harapannya semoga dilimpahi rejeki, karena bijinya seperti berlian, jeruk bali, sebagai lambang persatuan (masih lengkap dengan tangkai dan daunnya), sedangkan srikaya, maksudnya buah makin banyak biji, makin banyak rejeki.


2. Manisan

Manisan buah tergolong paling laris karena termasuk makanan wajib disajikan untuk sembahyangan. Sajian serba manis, dengan pengharapan tahun baru akan berjalan manis, pada semua mahluk. Manisan dikemas dalam kotak segi enam, atau disebut tak sien kho, didalamnya, berisi delapan macam manisan, yaitu kana, lie merah, kurma, lie kuning, sun thai lie, kim kit ket, dan jeruk kering. Imlek identik dengan makanan manis. Dan tak lengkap rasanya jika tidak memasukkan dan aneka permen. Cokelat dan permen beragam bentuk ini, khusus diimpor dari Swiss. Untuk aneka jelly yang berasal dari Malaysia. Jika dulu permen dibuat bersusun seperti tusuk sate, sekarang lebih praktis karena dikemas plastik.


3. Kue Keranjang/Kue Bakul

Kue Keranjang di daerah saya disebut Kue Bakul. Kue dari ketan dan gula ini sangat khas.  Hanya muncul di perayaan Imlek.  Pembuatannya juga diliputi mitos.  Proses membuatnya memakan waktu sehari semalam.  Dalam masa pembuatannya pikiran harus bersih, tingkah laku harus bersih dan perbuatan harus bersih.  Pembuatan kue Keranjang adalah meditasi.  Jika dalam proses pembuatan kue ini ada gangguan dalam hal kesopanan, konsentrasi, tingkah laku dan perbuatan yang kurang baik, diyakini Kue Keranjang yang dihasilkan tidak akan mengeras, tapi lembek, pucat, tidak merah dan tidak bagus

Oh, iya sekedar info, ibu saya setiap tahun membuat kue keranjang sendiri.  Kue Keranjang tidak menggunakan air.  Tepung ketan dan gula dicampur dan dilumat sampai gulanya mencair.  Setelah mencair membentuk adonan pekat ketan dan gula, baru adonan ini dituang ke dalam wadah yang berbentuk keranjang (dulu sering memakai keranjang kecil dari bambu).  Kemudian adonan dalam keranjang ini dikukus satu harian.  Tidak memakai zat pewarna apapun.  Tepung ketan yang putih dan gula yang juga putih ini akan berubah warna menjadi merah.  Selama dimasak, ibu biasanya tidak banyak bicara, menghindari marah, kelihatan khusuk, alias memusatkan pikiran pada pekerjaannya.

Kalau bicara ke makna kue Keranjang. Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇大帝, Yu Huang Da Di). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.



4. Barongsai dan Petasan

 Konon pada dahulu kala pada tepat setiap musim semi tiba di akhir musim dingin masyarakat sering diganggu binatang buas yang bernama Nian.  Binatang buas ini datang dari dasar lautan untuk memakan manusia. Masyarakat mengetahui bahwa Nian ini takut akan bunyi yang keras. Karena itu untuk mencegahnya datang, mereka memukul beduk, gong dan membakar bambu yang akan menimbulkan suara ledakan (terakhir ini telah diganti dengan petasan, setelah diketemukannya mesiu pada dinasti Sung).

Menurut saya,  legenda atau mitos tersebut adalah refleksi doa dari masyrakat Cina.  Mahluk buas yang dinamakan Nian ini adalah lambang dari keburukan, malapetaka dan bencana. Dalam analogika sederhana kemudian  disamakan dengan monster yang biasa diusir dengan suara yang lantang, genderang semangat, naga yang adil dan pemberani serta singa yang gagah perkasa membela kebenaran.  Itulah tradisi yang kemudian menjadi kesenian Barongsai, diiringi tambur genderang megah dan petasan.

Mulai saat itu setiap akhir musim dingin, masyarakat merayakan tahun baru imlek dengan membakar petasan dan memainkan barongsai untuk mengusir segala yang jahat dan menyambut datangnya musim semi.



5. Angpau

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu “Ya Sui“, yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak2 menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Angpau biasanya diberikan anggota keluarga yang lebih tua kepada yang lebih muda.  Pada orang orang tua yang dianggap sudah mapan, adalah wajar untuk memberikan angpau kepada orang tua mereka yang sudah tua.  Oleh karenanya, angpau melambangkan kasih sayang, dari tua ke yang muda, dari anak yang sudah sukses ke orang tuanya yang sudah tua. Satu lagi dalam tradisi angpau ini, biasanya memberikan angpau wajib bagi mereka yang sudah menikah.


IMLEK 2011 - KEJAYAAN KELINCI EMAS

Astrologi Cina mengenal 12 macam shio yang iconya merupakan hewan-hewan dengan sifat sifat khasnya.  Tahun 2011 ini adalah tahun kelinci emas. Kelinci dalam mitologi Cina (Fengshui) adalah lambang umur panjang dan dikatakan sebagai turunan Bulan.  Kelinci juga melambangkan keanggunan, sopan-santun, nasihat baik, kebaikan dan kepekaan terhadap segala bentuk keindahan. Perkataannya yang lemah-lembut, dan gerak-geriknya yang luwes tetapi cekatan justru membentuk tipe watak yang diperlukan bagi diplomat yang sukses atau politikus yang piawai.

Jadi tahun Kelinci Emas ini adalah tahun yang ramah.  Namun, saya pribadi tidak terlalu percaya pada hal hal seperti ini.  Karena kenyataannya, mengawali Tahun Kelinci Emas ini, dunia justru tengah bergola.  Tunisia, Mesir dan mungkin Indonesia.

Tetapi kalau mau maksa, mungkin kebaikan yang lebih menunggu di tahun Kelinci Emas.  Bisa jadi masa keemasan Mesir, Tunisia dan Indonesia terjadi di tahun ini.  Segala protes dan desakan serta gejolak yang sudah memuncak di Tahun Harimau yang berakhir tgl 2 Februari besok (saya menulis ini tgl 1 Februari 2011) mungkin membawa perubahan yang berkilai laksana kilat emas di tahun Kelinci yang dipercaya oleh mitologi Cina sebagai tahun yang ramah, sukses, luwes, santun dan dinamis.

Semoga Tahun Kelinci Emas ini menjadi Tahun perubahan cara pandang pada pemerintahan SBY.  Semoga segala kebohongan yang sudah dilemparkan kepada beliau dan pemerintahannya dapat menjadi cermin untuk emas yang dijanjikan sang Kelinci di tahun 2011 ini.

Khong Xi Fat Chai…. Selamat ya…. Semoga Sukses!


 

NB: Kelinci juga lambang kejantanan. Ini bisa jadi masa keemasan bagi para playboy baik yang amatir maupun yang sudah profesioanl.  Dapatkan Pacar sebanyak banyaknya....
WAKAKAKAKAKA....







Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Imlek: Sejarah, Makna, Filosofi dan kejayaan di Tahun kelinci Emas 2011"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme