Wind Of Change, Jangan biarkan menjadi badai...

12984559811738662942

Kehidupan berubah.  Perubahan besar besaran sedang terjadi dimana mana. Krisis politik di Tunisia akhirnya menyebar luas ke Mesir, dan sekarang mulai singgah di Libya.

Ups... Angin demokrasi sedang membentuk badai.   Badainya sudah menumbangkan pemimpin pemimpin yang dianggap diktator di mana mana.  Siapa lagi yang bakal menyusul? Libya sedang, akankah Myanmar? atau Korea Utara? atau mungkin Indonesia.  Sayang di Korea Utara dan Myanmar tak ada cadangan minyak yang bikin ngiler banyak pihak.

Indonesia sedang berproses, semoga angin demokrasi disini berhasil mendinginkan suhu politik yang tengah membara, sekaligus membangunkan SBY dari tidur pulas di depan cermin.

Untuk pak Beye yang doyan musik, saya puterin lag bagus pak.  Wind Of Change dari Scorpions.  Lagunya enak, temanya 100 tahun ke depan masih relevan. Pesan moralnya tinggi, lagunya populer. Keharuan akan damainya membangkitkan gairah.

Angin Perubahan ini semoga menyejukkan kita.  Dunia berubah, parakdikma kebebasan berubah. Dimana mana, bila menolak berubah, badai perubahan akan memaksanya.  Suara suara kelas bawah semakin menggumpal. Jangan sampai Iwan Fals turun ke jalan membawakan Bongkar.  Bukan dia yang maju, badai demokrasi itu akan menjadi twister.

1298455497809299750

Ah... saya teringat masa itu, tahun 1990 saat Tembok Berlin runtuh, reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur. Bagaimana kuatnya tembok Berlin hingga sanggup meruntuhkan komunisme di Eropa Timur.  Bahkan di Rusia, tanah kelahiran Komunisme itu sendiri.  Yang Hitler saja tak sanggup melakukannya.

Itulah kekuatan musik.  Sihir dalam kehidupan nyata kita yang sebenarnya.

Lagu ini ditulis oleh Klause Maine, vocalis group cadas asal Jerman, Scorpions tahun 1990.  Menjadi Hits gila gilaan tahun 1991 saat menjadi no. 1 di tangga lagu Jerman dan di seluruh Eropa, No. 4 di Amerika dan No. 2 di Inggris.

Wind of Change juga direkam dalam versi Rusia menjadi Ветер Перемен (Veter Peremen) dan versi Spanyol Vientos de Cambio.

Lirik lagu ini merayakan perubahan politik di Eropa Timur pada waktu it.  Seperti yang terjadi di Polandia, kemudian runtuhnya Tembok Berlin, meningkatnya demokrasi di negara negara Blok Komunis dan kemudian mencapai puncaknya saat Uni Sovyet dibubarkan sebagai pertanda akhir perang dingin.

Mungkin Klause Maine terinspirasi pada kunjungannya ke Moskow tahun 1989.  Klaine mungkin sudah melihat tanda tanda angin demokrasi yang dihembuskan Gorbachev.  Lihat penggalan lirik berikut:

I follow the Moskva, down to Gorky Park, Listen to the wind of change... (Moskva adalah sungai yang membelah Moskow, Gorky Park adalah taman hiburan)

selengkapnya, selamat menikmati:

Music :Klaus Meine
Lyrics:Klaus Meine

I folow the Moskva
Down to Gorky Park
Listening to the wind of change
An August summer night
Soldiers passing by
Listening to the wind of change

The world is closing in
Did you ever think
That we could be so close, like brothers
The future's in the air
I can feel it everywhere
Blowing with the wind of change

Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow dream away
in the wind of change

Walking down the street
Distant memories
Are buried in the past forever
I folow the Moskva
Down to Gorky Park
Listening to the wind of change

Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow share their dreams
With you and me
Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow dream away
in the wind of change

The wind of change
Blows straight into the face of time
Like a stormwind that will ring the freedom bell
For peace of mind
Let your balalaika sing
What my guitar wants to say

Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow share their dreams
With you and me
Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow dream away
in the wind of change



Salam - Traktor Lubis  
Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Wind Of Change, Jangan biarkan menjadi badai..."

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme