Suami yang Sableng dan Kuntilanak di Sun Plaza
Kisah ini lanjutan dari kisah yang ada disini:
================
Ringkasan cerita yang lalu:
Saking shocknya, sejak kejadian itu, suami yang malang itu, asal melihat wanita berpakaian putih dengan rambut panjang, pasti akan teriak, “kuntilanak…. kuntilanakkkkkkkkk”
Histerisnya hanya bisa hilang bila dimaki balik, “DIAM KAU! TIMBANG KAU TUKANG BECAK!” dan harus di PLAK! PLAK! PLAK! PLAK! 4 kali….
Sejak saat itu dia mendapat julukan baru. Orang orang di Padang Bulan memanggilnya si Sableng.
.
Beberapa waktu setelah kejadian traumatik yang menimpa suami yang sableng dari 1 orang istri dan 2 anak itu membuat si suami tidak lagi bisa narik beca dengan nyaman. Pekerjaan mulia yang banyak menguras tenaga ini akhirnya ditinggalkannya. Hal ini dilakukan setelah ada tawaran menarik tidak jauh dari dia bermukim di Padang Bulan - Medan.
SS demikian orang disekitar memanggilnya, ditawari untuk bekerja sebagai tukang potong babi di sebuah RM BPK - Babi Panggang Karo (nama RM ada pada redaksi). Tawaran ini langsung disambar. Istri SS senang bukan main. Apalagi pihak BPK yang memberikan pekerjaan melakukan pembayaran gaji dimuka sebagai salam selamat datang. Enak kan? Dimana mau cari pekerjaan begitu?
Sang istri kontan beli bedak. Cintanya yang sebenarnya hanya terganggu bedak pada sang suami bersemi kembali. Dengan senyum senyum sendiri malam ini sang istri bercermin di depan cermin (ya iya lahhhh....) dan berdendang...
Kaulah segalanya bagikuuuuuuu
Kau lah belahan jiwa iniiiiiii
Tak mungkin ku melupakanmu.....
Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang.....
Dilanjutkan dengan versi bule yang dibawakan Ruth Sahanaya di Finlandia tempo hari
Please say that you will always be mine
I promise you the rise of my life
Our love will give us strength to survive
And forever we will face this world with love you and I
.
"mayan... hihihi siapa tau tahun depan bisa ikut Indonesia mencari Batak...." sang istri masih cengengesan sendiri.
Dan jangan ngeres dulu, SS dan istri gak bakal ngapa-ngapain. Mereka sudah janjian mau ke Sun Plaza. Mau liat liat kata istrinya. Selesai sang istri berdandan, SS keluar dari kamar mandi dengan handukan saja. Dengan tanpa risih dibukanya handuknya sesampai di kamar dan merangkul istrinya dari belakang.
"Ahhhh abangggg..... Anik kan sudah cantik.... jadi basah nih...."
"MUACHHHHH..... 4&anG c'yank 4n!q ......" wekekekekeke, aku kok geli nulis bagian ini.
Akhirnya sang istri memberikan cipok sekali, soalnya SS gak mau berpakaian, mana udah jam 7 lagi. Sun Plaza nya ntar keburu tutup. Kalo memag mau, ntar malam abis pulang shopping kan bisa.
Jadi, keduanya naik becak ke Sun Plaza.
"10.000 ya....." tawar Anik
"15 ribu itok...., jauh itu! mutar lagi lwat kampung keling"
"Ah... banyak kali cerita kau! lakiku ini pun bekas tukang becak kian nya..... ehhhhh kan memang di Kampung Keling Sun Plaza"
"Oh... kek gitu nya?! yah udah lah...."
Keduanya naik. Becak motor kaya terbang saja kencangnya. Sanggul Anik terpaksa dipegangi SS karena tertiup angin. Kritik kritik bunina.
"BAHH! PELAN PELAN BANG!" Bentak Anik....
"WAKAKAKAKA..... sEpuluh ribu.... Mau sElamat pulak!" bantai bangggg....
Akhirnya sampai dengan cepat. Sambil ngomel Anik menyerahkan uang sepuluh ribuan ke tangan si abang becak.
"Mau mati aku kau buat!" wekekekekeke
=============
Keduanya ngotot mau naik lift. Belum pernah, kata istrinya.... biasanya naik eskalator... tangga jalan. Ke lantai tertinggi. Tinggi tinggi sekali.
Keluar dari lift.
"Bang, coba kau lihat dulu pantatku.... Tadi pas bErhEnti Lift-nya rasanya pantatku kaya mau jatuh!"
"Ah, tak apa apa dik, malu diliatin orang...!" malah si SS yang waras.
"Tinggi kali ya bang....." Anik berpegangan erat pada pagar melihat ke bawah.
Ragu ragu SS mengikuti melihat ke bawah...
Seketika wajahnya pucat pasi. Itu di bawah. Perempuan, bergaun putih, rambut panjang..... jidatnya makin lebar.....
"KUNTILANAK........ KUNTILANAKKKKKKKKKK KUNTILANAKKKKKKK" teriak SS sekuat kuatnya.
Orang jualan Mas di seberang SS mendongak sedikit dari tokonya. Lalu dia membuka laci mengeluarkan sesuatu. Hmmmm untuk apa pula ini teropong?
Ternyata engko engko itu memberikan teropongnya ke SS yang masih berteriak....
"KUNTILANAKKKKKKKK KUNTILANAKKKKKK"
"Pake ini lae...." ditepuknya pundak SS dan diserahkannya teropongnya....
SS heran, menerima teropong dari tangan si engko. Lalu digunakannya untuk melihat Kuntilanak di lantai satu Sun Plaza itu.
HA....... KAGET DIA.... Kok jadi dekat......
Lalu SS berbisik lirih, lembut, soft, low bass
"kuntilanak.... kuntilanak....." bisiknya
"Kok jadi kecil suaranya bang?" tanya Anik curiga...
"Iya dek... udah dekatnya dia rupanya...."
(bersambung)
(Kisah diatas adalah fiksi, jika ada kemiripan nama, tempat dan kejadian, hanya kebetulan saja. Hanya orang sableng yang percaya fiksi, selamat malam)
Salam - Traktor Lubis
0 Response to "Suami yang Sableng dan Kuntilanak di Sun Plaza"
Posting Komentar