Teman!!! bukan jongos, babu, fans atau budak
Waktu Gandalf memimpin rombongan Persaudaraan Cincin (Fellowship of the ring) dalam epic The Lord of The Rings, atas keputusan Frodo - sang Pembawa cincin, rombongan 9 orang itu memilih jalan melalui Moria. Kota Megah para Kurcaci (Dwarf) yang terletak di bawah gunung. Apadaya, ketika sampai di gerbang Moria, mereka justru tertahan. Gerbang batu yang hanya kelihatan bila terkena cahaya rembulan itu menutup sebelum rombongan berhasil mengucapkan password.
“Katakan teman, dan masuklah….”
Begitu tulisan yang tertera di Gerbang Tambang Moria. Gandalf mengucapkan berbagai macam kata yang mungkin saja menjadi password. Dalam bahasa Elf, Dwarf, manusia bahkan mungkin bahasa Tarzan… Tapi hasilnya nihil. Mereka akhirnya nongkrong manis di depan danau angker, sambil menunggu ilham apa yang akan keluar untuk diucapkan.
Lalu Frodo.
“Hey…. ini teka teki….. Gerbang tidak meminta kita mengucapkan password….” dengan bergairah dia memandang Gandalf, penyihir abu abu bijaksana dan sakti mandraguna untuk bertanya lagi…
“Bagaimana menyebut ‘teman’ dalam bahasa Elves?….”
Gandalf memandangnya bingung tapi tertarik…. “MELLON….”
Dan Gerbang terbuka…..
—————
Mengapa Para kurcaci di Khazad Dhum memilih kata ‘teman’? Mengapa pula Tolkien si penulis cerita begitu terobsesi pada ‘teman’…. Dan, adalah wajar pada zaman gelap seperti dalam kisah epic TLOFR tersebut, Moria menetapkan bahwa yang boleh masuk ke kota mereka adalah hanya orang-orang yang diharapkan merupakan teman. Bukan musuh, para Orc, Goblin atau Uruk hai….
Dan, pertemanan pula yang menyelamatkan Middle Earth dari bencana Sauron… si kaki tangan Melkor. Iblis paling jahat di Middle Earth. Frodo, tak mungkin berhasil menghancurkan cincin, bila saja Sam teman sekaligus abdinya tidak menyertainya melaksanakan tugas mengerikan melalui lorong lorong paling gelap Mordor. Bahwa pertemanan Frodo dan Sam lah kunci kematian Sauron. Sam berperan sangat besar dalam menyelamatkan misi mustahil yang harus diemban.
Begitu juga Aragorn akhirnya bisa menjadi raja Gondor, hanya setelah mendapat dukungan penuh dari teman teman dan saudara saudaranya. Tanpa Gandalf, Legolas, Gimli, Faramir, Eowyn, Eomer, Pippin dan Merry… tidak akan pernah dia bisa melanjutkan tahta. Sampai pada saat penobatan paling mengharukan. Saat semua bangsa tunduk kepada Raja…. Raja pertama setelah sekian ribu tahun Gondor diperintah Stewart (Pejabat Raja)…. Aragorn melarang para Hobbit - mahluk terkecil dalam dunia Middle Earth untuk menghormat/sujud padanya….
“No my friends…. tidak teman-temanku,…. tak ada bangsa yang kalian harus bersujud….” Dan Aragorn tanpa raja JAIM, justru bersujud pada ke 4 hobbit. Diikuti oleh seluruh bangsa bangsa di Middle earth yang mengikuti perbuatan sang Raja. Bahkan Elf, Dwarf dan Manusia sujud kepada ‘teman’ kecil mereka… Hobbit lucu dari Shire…
Demikian juga Potter. Dalam visi bijaksana Rowling. Tidak ada manusia super yang sempurna yang bisa berhasil tanpa bantuan orang lain. Dan ‘orang lain’ di sini adalah ‘teman’. Teman Harry yang setia… Hermione dan Ron. Teman yang akan rela berkorban nyawa untuk keselamatan teman nya…. Salah satu sifat mendasar yang disematkan Rowling pada Gryfindor, asrama Harry yang gagah berani.
Lebih jauh lagi, Rowling membunuh semua kekuatan besar yang bisa membantu Harry dalam membinasakan Voldemort. Mulai dari Dumbledore, Sirius Black, Lupin, bahkan Dobby si peri rumah merdeka. Semuanya harus mati. Dan Harry harus berjuang sendiri, dengan bantuan teman temannya. Ron, Hermione, Luna, Longbottom dan Ginny.
——————–
Itulah teman.
Dalam episode lain, Iwan Fals menulis:
Dia adalah sahabatku… bahkan lebih… dia adalah yang diburu…. datang padaku… sekedar lepas lelah dan sembunyi…. untuk berlari lagi.
Itu ditulisnya dalam lagu lirih tentang dia Yang Terbuang.
Dilain kesempatan, Iwan juga menulis:
Pernah kita sama sama susah… terperangkap di dingin malam…. terjerumus dalam lubang jalanan… Digilas kaki sang waktu yang sombong…. Sahabat, masih ingatkah… kau?….
Teman menjadi sahabat.
———–
Facebook sendiri ajang pertemanan paling populer dan paling mutakhir sekarang ini. Berjuta juta orang terbantu dalam menemukan teman teman lamanya. Teman teman kuliahnya. Teman teman SMA nya… bahkan teman SD nya…. ketemu lagi di faceboook. Saya juga alami itu. Terutama di bulan bulan terakhir ini.
Namun kadang kala. Harus juga ditelan mentah mentah. Bahwa teman mungkin saja berubah. Bahwa adanya suami atau istri atau pacar atau anak, kadang membuat teman yang dulu kita ingat sangat ‘teman’ sewaktu SMA atau SD atau pas kuliah…. ternyata bukan lagi ‘teman’ yang dulu. Saya jelas jelas sudah berubah… siapa yang tidak?….
Lalu bijakkah mengharpkan teman seperti yang dulu? Setelah puluhan tahun digilas waktu. Dipermainkan ombak… dihempas badai diterjang angkara?
Atau pencarian teman lama, sebenarnya adalah kebutuhan untuk bernostalgia?
Terus terang, saya senang sekali berhasil menemukan muka muka lama yang sumpah…. sangat saya rindukan selama ini. Yang kadang pada saat membaca buku pun (kegiatan yang paling menguras konsentrasi saya, bahkan melebihi konsentrasi saat menulis ini) saya bisa teringat pada peristiwa peristiwa konyol jaman dulu dengan teman teman yang sudah saya temukan facebooknya belakangan ini.
Tapi kadang saya harus gigit jari juga. Apalagi saat speedy lemot. Atau Flash Player buat main game tiba tiba crash tanpa sebab. Tapi tak ada yang se-menyakitkan, bila merasakan seakan dijauhi teman. Alienisasi… dialien kan…. Saya tahu, anda juga merasakan itu. Walau hati kecil lalu berbicara. Bahwa keadaan memang sudah berubah. Saya sendiri berubah. Bijakkah mengharapkan orang lain tidak berubah sementara saya sendiri sudah sangat sangat berubah?
Tapi itulah teman. Yang dalam bahasa elves disebut mellon. Semakin menyakitkan, semakin merasa dijauhi, berarti semakin besar perasaan berteman anda.
Kadang akupun harus mencuekkan seorang ‘teman’. Hanya karena ada norma yang mengatur kita dalam bergaul. Hanya karena manusia tidak hanya hidup dari berteman. Kadang pertemanan memintah terlalu banyak. Kadang pertemanan menuntut terlalu besar….
Saat awal mula berteman baik, anda akan tertawa saja dibilang…. ‘dasar gila’ Tapi pada kondisi yang sensitif… ‘dasar gila’ bisa menjadi amunisi. Bisa menjadi pemicu anda mengklik tulisan ‘remove as a friend’ sedemikian gampangnya. Toh, pertemanan didasarkan juga atas rasa suka sama suka…. Kalau pertemanan hanya bertepuk sebelah tangan…. saya curiga bisa menjurus kepada ‘menghamba’
Dan Hermione mencakar Ron habis habisan, saat Ron kembali kepada Harry dan Hermione setelah dengan tega nya meninggalkan mereka begitu saja, hanya karena dia merasa sering kelaparan…. Dan mereka tetap bisa berteman. Dalam kondisi yang lebih dewasa lagi bahkan. Dalam kondisi yang lebih mengerti satu dengan yang lain lagi bahkan.
Saya milih milih teman.
Apa salahnya dengan miliih milih teman?….. Anda juga milih milih teman. Tapi harap dicatat, milih milih teman bukan berarti anda harus rasis. Bahwa batak hanya bergaul dengan batak. Bahwa china harus memandang pribumi rendah. Atau Malaysian people think Indonesian suck!
Atau anda hanya mau berteman dengan yang Muslim saja, karna anda Muslim. Atau yang Kristen hanya mau bergaul dengan yang seiman saja…
Bukan seperti itu milih milih teman.
Biasanya teman dipilih berdasarkan hobby. Yang suka main farm town, akan cepat sekali akrab, karena sama sama suka macul. Bahkan dalam ushaa menambah neighbor di FT… teman dipilih dari Group IFT atau FTI…. karna, kurang kerjaan amat kan kalo gak main Farm Town tapi gabung di group Farm Town tersebut.
Seperti itulah.
Kejadian di Solo kemaren. Dari Magelang abis ngelayap di Borobudur. Jam 6 sore baru tembak ke Surabaya. Sekitar jam 8 malam sampe Solo. Kasian pak Muji yang juga sudah saya dan kaka saya anggap sebagai teman. Rencananya jadi berubah. Kita nginap di Solo. Pak Muji sama sekali buta jalanan selain Surabaya. Karna dia supir yang berdomisili di Surabaya.
Nah…. Siapa bilang FB ini gak nyata?…. Atau buang buang waktu saja.
Maaf terlebih dahulu untuk mas yang di Solo. Kalau tidak ketemu anda entah sudah bagaimana nasib kami berempat di tempat orang. Ini ungkapan thanks yang telat mungkin. Tapi lebih baik telat deh, karna persahabatan dan bantuan kaya gini, dalam 100 tahun belum tentu bisa 2 kali kan?…..
Jadi, gerimis…. Disuruh tunggu setelah 2 bangjo, alias lampu merah ke 3. Disitu ada baleho Acer gede, serta di seberangnya bank Cimb Niaga. Gerimis gerimis…. belum pernah ketemu… Tapi si mas Solo udah nunggu… Duh… Aku tak tahu lagi harus bilang apa.
Akhirnya, dengan panduan mas ini, saya dan keluarga sampai di hotel sederhana yang layak huni. Makasih banyak yah. Setelah itu, barulah berlanjut menikmati kopi di cafe. Sambil nunggu piala dunia, menikmati live show band local Solo, yang dibanding kangen band sih, jauh lebih keren yang ini. Hehehehehe
Terus, pas kelabakan nyari kopi mentah kemaren… Untung juga ada ajang pertemanan kaya Fesbuk ini. Paling tidak ada 2 orang teman yang nyata nyata memberikan solusi dari situasi kaya pengemis yang aku rasakan. Padahal jujur saja…. kenal saja tidak kan. ‘Hanya’ kenal di FB….?! Tanpa ada riwayat kenal duluan dll…
Kopi sekarang lancar. Kede kopi juga hampir berdiri tegak menantang langit. Teman juga dapat. Semakin akrab semakin dekat. Itu lah kalau pertemanan didasari atas saling ngerti bukan saling curiga. Terus terang aku tak suka dicurigai. Karena kurasa, baik dalam menulis dan berbuat, aku senantiasa tulus. Berusaha untuk tulus setidaknya. Walau sikap tulus kaya gini sudah semakin langka di muka bumi ini. Beberapa helai kaos bertuliskan Soerabadja yang aku beli dari House of Sampurna. Mungkin tidak mahal dan jelas tak bisa dipakai. Tapi itu kusiapkan untuk teman. Begitu juga asbak. Tapi kalau sampai oleh oleh dari Jawa bisa disalah artikan. Yah, gpp juga… aku mau ngasih ole oleh iklas kok… bukan karena kamu temanku… tapi karena aku memang ingin memberi.
Yah sudahlah. Satu keunggulanku yang juga kelemahanku, suka sekali memberi….. yang mungkin dikira orang lain sekedar basa basi… Kalau memang niat. Mengapa tidak? Jujur, aku punya beberapa teman di FB yang rasanya lebih dekat dari ratusan teman di alam nyata. Karna dengan teman teman FB, aku merasa menemukan teman teman yang benar benar teman. Bukan teman satu pekerjaan, teman satu profesi atau teman yah…. teman tetangga atau kenalan. Tapi teman teman FB bisa kuajak curhat.
Aku masih ingat, satu teman dari Jawa Timur yang langsung minta no. Hp ku saat aku ketiban duka. Langsung dia nelpon, tanya apakah aku baik baik saja. Itu…. yang kaya gitu gak bakal bisa terlupakan kan?…. Temen diwaktu susah itu sulit dapatnya. Makanya jangan sering sering patah hati, temen temenmu banyak yang tidak suka itu. Keluh kesahmu kadang menjengkelkan. Ibaratnya tong sampah, kadang mereka sudah penuh. Bersyukurlah bila kamu punya beberapa tong sampah yang sudah jebol dasarnya. Dengan demikian keluh kesahmu tak akan disimpan lama. Jeritan hatimu terbuang, dan temanmu tetap kosong tanpa beban yang memberati mereka.
—————-
Paling tidak, pepatah lama, jangan cari musuh, carilah teman…. atau mencari teman susah sekali… mencari musuh gampang sekali…. Setidaknya bisa sedikit mendinginkan kepala, saat ada teman yang dirasa mulai rese…. ingat…. teman adalah teman… bukan pembantu, bukan fans….
0 Response to "Teman!!! bukan jongos, babu, fans atau budak"
Posting Komentar