Film Asing Ditarik, silahkan serbu DVD bajakan!

1298044537150322917

Hal ini diberitakan baru baru ini.  Tentu saja mengagetkan pecinta nonton film asing. Permasalahannya Film Indonesia belum bisa jadi tuan rumah di negri sendiri.

Mengutip dari berita yang dilansir Metronews 18 Februwi 2011:

Bea Cukai Indonesia telah memberlakukan ketentuan bea masuk atas hak distribusi film impor pada Kamis (17/2). Sehingga, film asing di Indonesia ditarik dari semua bioskop di Tanah Air.

Noorca Masardi, juru bicara 21 Cineplex membenarkan itu. Ia mengatakan tak ada lagi film asing yang tayang di semua bioskop di Indonesia, termasuk 21, mulai Jumat (18/2). Ia mengatakan perwakilan Motion Picture Association (MPA) sempat datang dan berkoordinasi dengan pihak 21. Namun, asosiasi perusahaan film asing itu tetap pada keputusan menarik semua film yang beredar ataupun belum.

"MPA mewakili sejumlah perusahan film Asing sudah resmi menarik semua film. Bukan hanya film baru tapi juga yang sudah beredar. Sudah ada koordinasi dengan pihak bioskop 21, mereka datang dan kemarin mengumumkan," terangnya.

Menurut Noorca, MPA menolak dan keberatan dengan ketentuan itu. Tapi, ketentuan bea masuk tetap diberlakukan sehingga MPA pun tetap pada keputusannya.

Noorca mengaku prihatin dengan kondisi itu. Ia hanya berharap pihak bea culai dapat mempertimbangkan sikap pihak MPA.

"Kami yang bergerak di bidang bioskop hanya bisa berharap dan berdoa semoga pihak MPA bisa kembali mendistribusikan film ke Indonesia," tukasnya.

-----------------------------

Apakah ini hasil dari ucapan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik pada ajang FFI ke 5 di Bandung yang lalu? Dengan memberlakukan ketentuan bea masuk atas hak distribusi film impor.

Kemudian hal ini  direspon MPA dengan menarik semua film asing baik yang sudah tayang ataupun yang akan tayang.  Artinya MPS menolak perlakuan yang mereka anggap diskriminatif pada film film asing tersebut. Kesepakatan tidak bisa dicapai, yang kelabakan adalah Cineplex 21 dan penggemar film di Indonesia.

Apakah kebijakan ini termasuk bijak? atau justru akan membunuh film Indonesia?

Dengan kondisi film Indonesia seperti sekarang ini, yang susah mendapatkan satupun film yang bisa dikatakan berkwalitas. Atau begini saja, sambil sample 5 film Indonesia yang sedang diputar, lihat berapa film yang menimbukan niat anda menonton film tersebut.

Terus terang, sewaktu saya di Cikarang, maksud hati mau nonton film, 4 studio semua film Indonesia dengan kwalitas yang bisa dibilang dibawah sinetron jaman Orde Baru. Saya urung nonton.

Dengan iklim seperti ini, film asing ditarik dari peredaran.  Akan susah mendapatkan penonton kecelakaan yang terpaksa nonton film Indonesia.  Dalam sebuah rencana mau nonton bioskop, kelak akan ada tanggapan... ah, ngapain, film hantu semua....!

Yah, film Indonesia memang masih seperti hantu.  Belum benar benar kelihatan sosoknya. Produser berebutan cari duit dengan menjual hal-hal yang kira-kira disuka publik. Sineas sineas berkualitas ada.  Namun jumlahnya seidkit dan sayangnya mereka tidak produktif.  Ambil contoh, Mira Lesmana dan konco konconya setahun bisa bikin berapa film? Begitu juga dengan Nia Dinata.  Jangan bilang Garin Nugroho dkk... kabarnya pun sekarang kaya film Indonesia... menghantu...

Penonton Kecewa

Apa sih gunanya menonton film di bioskop? Kenapa tidak di DVD saja? Yah jelas, nonton di bioskop itu pasti lebih asik.  Lebih terkonsentrasi melihat layar segede itu muterin film terbaru yang masih ngantri beli tiketnya. Memang bisa pakai home theater paling mewah di rumah.  Tapi kan tidak semua anak kost bisa?

Penonton film di bioskop itu siapa? Apakah babe babe mapan? Sesekali iya, tapi yang jelas pasar utamanya remaja. Nonton bioskop lebih dari sekedar menikmati film.  Ini bagian dari kemajuan peradaban.  Termasuk jenis hiburan paling menghasilkan duit di zaman modern ini kan?

Nah, dengan ditariknya film asing ini, akan berlaku pemaksaan selera bagi penonton Indonesia.  Bagi yang sudah kebelet janjian nonton bioskop, kalau tak ada film yang bisa ditonton, tapi kencan tak boleh gagal, yah terpaksalah nonton film sampah.

Apakah ini akan memajukan film Indonesia?

Tidak! Sineas sineas berkualitas nyatanya tidak pernah produktif.  2 - 3 tahun sekali baru muncul film sekelas Laskar Pelangi, Arisan, atau Ada apa dengan cinta. Sementara setiap hari bisnis hiburan ini jalan.  Tidak pakai libur.  Gak ada tanggal merah.

Lalu kemana nanti penontonnya? Jawabannya ke Glodok! Serbu DVD bajakan.

Satu lagi contoh penerapan kebijakan dari pemerintah yang tidak mendewasakan publik.  Seharusnya bukan film asing yang dibebankan dengan sejumlah bea masuk dan sebagainya untuk memajukan film Indonesia.  Tapi yang lebih penting lagi, bagaimana pemerintah membantu perkembangan film nasional.  Misalnya dengan pemberian kredit khusus dari bank plat merah untuk sineas sineas yang dilihat berbakat bagus. Atau memudahkan segala hal perizinan. Memudahkan distribusi film Indonesia.

Bagaimana kalau film Indonesia mau masuk ke pasar luar negri bila mereka menerapkan kebijakan serupa.  Bea masuk gede untuk film-film sampah asal Indonesia?

Bukan memajukan, kebijakan ini akan mematikan film nasional.

Kondisi perfilman Indonesia tidak sama seperti India misalnya, atau Hongkong dan Taiwan. Mungkin di negara negara tersebut bila film asing dibatasi masyarakatnya oke oke saja.  Soalnya mereka juga produsen film kelas dunia.  Walau tidak sebesar Holywood.

Dengan kekosongan film asing ini, kita juga tidak bisa memaksa sineas kita untuk berproduksi.  Ini bisnis hiburan yang bagian dari seni.  Tunggu sampai sineas sineas berkualitas makin banyak.  Sekian ribu lulusan IKJ kemana saja? Mengapa pemerintah tidak proaktif mendukung mereka membuat perfilman Indonesia makin berkembang, baik di kwalitas maupun di kwantitas.

Dengan dibatasinya film asing, kalau modal tidak ada, penonton juga tidak ada, tetap saja film Indonesia yah yang itu itu saja.

Ibaratnya Untuk memajukan film Indonesia, dimana pemerintah mengatahui orang Indonesia tidak suka pada film Indonesia, tapi sangat suka film asing terutama Hollywood, nah... film asing dipersulit masuk ke sini.  Kan konyol! Bukan membenahi film sendiri biar bisa bersaing, malah main paksa publik untuk nonton film film kaya Arwah Goyang Karawang itu.  Istilah bulenya, buruk muka, cermin dimartil.
Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Film Asing Ditarik, silahkan serbu DVD bajakan!"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme