Cinta dan Air Mata
Cinta dan air mata, selalu menyertaimu…..
Tanpa disadari kejadiannya. Tanpa diharapkan kehadirannya. Suatu ketika, terucap saling jatuh cinta. ”Kau dalam pelukkanku. aku di pelukmu. Aku tak ingin kau terluka, kau pun begitu. Bila ada yang salah padaku, maafkanlah aku, karna kau tahu aku tak bermaksud berbuat begitu. Aku cinta kau dan kau balas dengan senyuman indah…..me too”
Namun pada sebagian orang lain yang kurang beruntung. Mungkin kalah cakep. Kalah kaya. Kalah segalanya. Bisa jadi cinta bertepuk sebelah pantat. Atau bahkan, cinta harus menyebrangi laut. Atau terbang lewat angkasa. Hanya untuk bisa duduk bersama, berpegangan tangan, beradu pandangan.
Tarikan napas kesabaran pertama.
Kau tahu dia sebenarnya bajingan. Tapi yah, komitmen kalian sudah terucap. kamu laki-laki terhormat yang pasti akan menjaga keutuhan kalian. Bahkan kamu rela dia mendesah desah dengan yang lain. Asal hatinya untukmu. Kamu percaya padanya. Bahkan bersedia jadi madunya.
Tarikan napas kesabaran kedua.
Apa yang dilakukannya? Ini kesengajaan. Tega benar dia berbuat begitu. Setelah remuk redam yang kau rasakan. Setelah kau memilih dia dari sejuta persona lain yang ingin menjadi kekasihmu. Kau memilih dia! Dia! Dia! Dia!, bukan mereka. Tapi Dia tega mengulangi main gila dengan yang lain. ”Kau lihat saja. Bukan hanya kau yang bisa begitu!”
Mungkin kau akan beli nomor baru. Akan kau pakai untuk jaga jaga… hehehehehe… sedia payung sebelum hujan. kau juga bisa seperti yang dia buat. Tapi ingat…… diayang mulai. Bukan kamu. Kamu hanya ikut dalam irama musiknya. Kamu hanya menari nari mengikuti iramanya. “Jujur ya…. aku sudah hilang kepercayaan pada dirimu. Benar aku cinta kamu. Tapi hubungan ini sudah mulai beracun. Aku kecewa… tentu saja”
Tarikan napas kesabaran ketiga.
“Kali ini kita harus bicara. Kita, bukan aku saja”
“Aku tak akan membiarkanmu mempermainkanku lagi!”
“Ini ultimatumku. Pilih aku atau dia. Kalau kau pilih dia… pergi kau sana….!”
“Makasih yah sayang…. akhirnya kau kembali ke pelukanku lagi. Aku sayang kamu sampai….. mati (ah, benar gak sih?)”
Tarikan napas kesabaran keempat.
“Mengapa kau ulangi. Ini yang kedua kali. Kau main sama di itu. Sama si itu tuh juga. Sama si polan itu juga kau bersenang senang. Pas tugas keluar kota kemaren, siapa menemanimu di hotel? mengapa aku tidak kau biarkan menemanimu? Kerjaanku? ah…. bullshit! bilang saja kau dapat barang baru. Yang mungkin bisa memuaskan bosanmu pada diriku”
Lalu meneteslah air mata. Pas berkaca di kamar mandi…. aku sudah jelek… aku sudah tuek. aku sudah kaya nenek nenek… wekekekekekeke suatu saat, (hmmm kira kira 3 bulan) mengingat ini kau akan senyum sendiri.
Ledakan napas kesabaran kelima.
KITA PUTUS!!!!!
“Aku tak sudi lagi denganmu. Aku jijik melihatmu. Jijik…. jijik… Ih, bikin ilfill. Badanmu bau bangke. Sok kecakepan. Dasar siluman birahi. Gigimu saja yang putih…. hatimu berbulu. Bulunya keriting lagi. Kau lebih tak berharga daripada plastik bagiku kini. Pergi kau…. Ngapain kita saling sakiti diri kita sendiri. Ini sudah tak terselamatkan. Aku punya jalanku sendiri. preeet…. mau bunuh diri… silahkan, aku belikan baygon yah…..”
Walau berkata begitu, gitu malam tiba… bantal kelihatan menyerap air. Menangis sedikit gak bakal kentara…. huhuhuhuhuhu….. Sakittttttttt baaaaaangggggeeeetttttt. Gak mau jatuh cinta lagi… gak mau lagi….
“Biarkan aku sendiri. Aku ingin sendiri…. Jangan telpon telpon lagi. Jangan inbox lagi. Jangan jangan…. jangan lagiii…..”
Hembusan napas bau jigong….
Mandi males…. Badan gak enak. Makan gak selera. Tidur susah. Mata sembab sembab basah. Curhat juga gak ada gunannya…. Hanya waktu yang bisa meredamnya. Melupakannya… atau menyadari dia bukan lagi milikmu. Habislah sudah. Semoga bisa cepat cepat mati satu tumbuh seribu.
Nah…. yang ini cakep… Ih, yang itu lucu…. Yang ini menggemaskan… Tapi kok senyumnya lebih manis ya…. Tapi kok dia lebih baik yah…. Kau masih merindukannya ternyata… Tapi sebodoh amat. Ini dia yang kucari…. cakep, manis, keliatannya baik. Eh, bener baik banget… inbox dibales mesra banget… Ah, dia janji ketemuan…. Mau pake kolor apa ya?…. Siap siap karet di dompet gak?… ih, kesannya genit banget ntar. Slow down dulu…. tapi dia cakep…
Erangan kemenangan…..
Sexnya enak…. kau jatuh cinta lagi!!!!
0 Response to "Cinta dan Air Mata"
Posting Komentar