GARA GARA SIBUK MENCEKAL EA, ADMIN KOMPASIANA KEBOBOLAN IMAN PHURAWINATA
Saya baca beberapa postingan tentang rencana somasi dari Putri Nurdin Halid.
“Jangan menarik wilayah privat ke wilayah publik. Saya akan laporkan ke polisi dan mencari tahu siapa Iman Phurawinata (sang pemilik akun di Kompasiana yang memuat surat tersebut). Kita juga akan lakukan somasi ke Iman Phurawinata,” ungkap penasihat hukum Andi Nurhilda, Rahmat Harahap.
Penasihat hukum Putri Nurdin Halid tersebut melanjutkan bahwa Hilda terkejut dengan berita ini dan ingin mengetahui yang mana Iman. Surat itu juga salah karena anak perempuan Nurdin Halid bukan cuma satu. Akan komplain ke dewan pers, kami akan menyampaikan sikap dan meminta dewan pers agar postingan di blog media online bisa dikontrol.
Kemudian beberapa waktu yang lalu, Marissa Haque juga berencana melakukan hal yang sama.
Hal ini menjadi ironis.
Sementara tulisan yang dimuat di Kompasiana tentang surat putri Nurdin Halid itu dikutip banyak media lain, yang menjadi semacam bahan bakar pada kontroversi Nurdin Halid yang tidak mau turun turun. Saya tidak tau apakah sempat HL atau tidak.
Hanya ini menjadi mempertanyakan kembali. Bagaimana kontrol Admin pada postingan di Kompasiana.
Banyak protes Kompasiener sendiri pada tulisan tulisan dengan JUDUL BOMBASTIS yang hanya mengejar pembaca. Diperkuat dengan postingan Admin pada pernyataan pembubaran Kolom Agama, bahwa judul judul seperti itu juga dianggap bermasalah. Sementara yang lebih berbahaya, tulisan tulisan dengan TEMA BOMBASTIS dibiarkan nengkreng di HL, yang malah berpotensi pelanggaran hukum dengan klausa pencemaran nama baik. Padahal, Judul Bombastis dengan Tema Bombastis, sama sama marketing, bagaimana sebuah tulisan menarik pambaca.
Ironis, pada tulisan tulisan yang bersifat sharing pikiran pribadi, biasanya tentang spritualisme bahkan agama yang memang menimbulkan bom bom anarkis di lapak intelektual Kompasiana, justru Kompasiana melakukan kontrol yang sangat ketat.
Katakan sajalah, sebagai contoh untuk kasus ini: sampai hari ini belum ada yang berniat mensomasi Erianto Anas dengan tulisan tulisannya.
Saya pandang ini Ironis. Karena Kompasiana yang saya anggap sebagai bagian dari Media Pers, terkesan salah memperioritaskan mana yang BERBAHAYA, mana yang seakan akan BERBAHAYA.
Sekali lagi, tulisan bisa menipu. Pakailah hukum dunia untuk mengadili masalah dunia. Urusan religi, spritual, Tuhan, Agama, biar menjadi masalah pribadi yang menulis dengan keyakinannya. Kita percaya moral seseorang tidak bisa diatur oleh negara, apalagi Kompasiana. Karena itu adalah hak azasi, hak untuk bermoral bejat, bahkan hak untuk menjadi sesat.
Akhirnya, semoga tulisan ini tidak dipandang negatif. Saya hanya berharap, lain kali di kedepannya Kompasiana tidak kecolongan lagi. Ini media saya berekspresi, itu mengapa saya akan sedih sekali kalau media ini sampai tersangkut masalah hukum.
Salam hormat saya,
Kang Mandor.... hehehehe
NB: baca juga tulisan tulisan yang berisi investigasi asal jadi tentang bakteri di kolam susu. Menurut saya, ini juga berpotensi sama.
Dengar Musik Dulu:
An old man turned ninety-eight
He won the lottery and died the next day
It's a black fly in your Chardonnay
It's a death row pardon two minutes too late
Isn't it ironic ... don't you think
Chorus
It's like rain on your wedding day
It's a free ride when you've already paid
It's the good advice that you just didn't take
Who would've thought ... it figures
Mr. Play It Safe was afraid to fly
He packed his suitcase and kissed his kids good-bye
He waited his whole damn life to take that flight
And as the plane crashed down he thought
'Well isn't this nice...'
And isn't it ironic ... don't you think
Repeat Chorus
Well life has a funny way of sneaking up on you
When you think everything's okay and everything's going right
And life has a funny way of helping you out when
You think everything's gone wrong and everything blows up
In your face
It's a traffic jam when you're already late
It's a no-smoking sign on your cigarette break
It's like ten thousand spoons when all you need is a knife
It's meeting the man of my dreams
And then meeting his beautiful wife
And isn't it ironic... don't you think
A little too ironic... and yeah I really do think...
Repeat Chorus
Life has a funny way of sneaking up on you
Life has a funny, funny way of helping you out
Helping you out
Hmm...ini menarik sekali mas Lubis. Sama sekali belum ada yang menyorot berdasarkan data begini. Saya sendiri juga tidak pernah terpikir. Tapi mas Lubis bisa melihatnya.
Tulisan2 seperti itu jelas-jelas membicarakan sosok pribadi orang lain di depan publik maya. Tapi kok malah tulisan saya yg tidak merujuk pada siapapun, hanya menembak gagasan, itupun hanya sensasi pada judul malah tak henti-hentinya dbrredel.
Dan untuk alasan apapun tidak ada yg klop. Baik karena tema maupun karena pencantuman link. Karena banyak Kompasianer juga melakukan hal yang sama.
Dan sore tadi, kira2 jam 5 saya login ke Kompasiana, akun mayat pun juga sudah diblokir. Sesuai perkiraan saya.
Nice Post!
Kalau mau protes itu yang universal brotha.... jangan menuding ke pribadi. Tapi atas namakan kepentingan umum.
Kesannya egois postingan postingan ente itu. Memang sebaiknya anda yang merasa dizolimi diam saja. Misalnya kaya Mega jaman Orde Baru atau bu Priti. Biarkan publik yang bereaksi.
Kalau anda sendiri gecor terus, publik justru semakin yakin anda yang cari perhatian.
Semoga jadi masukan
Okey boss!
Makasih boss