PECUNDANG JANGAN BACA!

12990890151796367453.

Beberapa orang termotivasi setelah membaca buku buku membangun diri. Beberapa orang yang lain justru tidak percaya semua omong kosong yang dituangkan dalam buku buku mahal yang kian hari kian memenuhi buku buku paling baru di Gramedia. Beberapa orang bahkan tidak pernah baca buku buku serupa. Yang lainnya justru cari makan di sana. Memotivasi orang lain membantu dengan pikiran-pikiran positif untuk keberhasilan orang lain, yang juga berarti keberhasilan sendiri.

Jadi mengapa ada yang berhasil ada yang tidak?

Pertanyaannya adalah, ada yang tahu gak apa yang bisa memotivasi diri sendiri?

Bahan sebagus apapun, konsultan sebaik apapun kalau tidak berhasil mencari tahu apa yang bisa membuat anda termotivasi adalah sia sia. Anda sendiri yang harus tahu apa yang anda cari. Itulah sebuah filosopi tujuan yang setiap orang harus punya. Dalam ukuran dan koridor yang tentu saja tidak akan pernah sama.

Saya, mungkin saat ini termotivasi dengan kuat untuk mencari uang banyak, agar bisa melancong ke Pakistan, Afganistan atau Selandia Baru buat melihat kampung para Hobbit.  Anda mungkin beda lagi. Bapak yang itu mungkin termotivasi melihat anaknya yang sudah bisa manggil "papa...." padahal ngomongnya masih jauh dari sempurna. Masih cadel. Tapi suara lembut kenes dari bocah setahun itu entah mengapa, justru membuat si bapak bersiul siul di koridor koridor kantor menuju tempatnya bekerja.

Apa tujuan anda. Dalam melakukan suatu hal. Ada teman dari Medan yang merantau sampai ke Palembang. Jauh kan?! Walau tidak sejauh ke Salatiga. Untuk apa? Tujuannya apa? Apa yang memotivasi mereka sehingga bisa sedemikian ulet mencari sukses?

Sekedar sukses saja? Atau seperti di sekolah dulu. Supaya bisa berguna bagi nusa dan bangsa? Ah, kok sepertinya terlalu mengada ngada.

Itu yang harus anda tanya ke diri anda. Apa tujuan anda membeli sebuah buku motivasi diri? Sebagai bacaan ringan? Atau ingin menerapkan kiat kiat sukses agar bisa sukses seperti di buku. Atau sebagai penghias perpustakaan pribadi saja? Supaya kelihatan keren kalau ada kenalan datang?

Apa pula yang mendorong anda membaca tulisan ini. Karena tulisannya menggelitik? Judulnya mengundang? Atau, yah.... Lagi gak ada kerjaan. Atau... Ini orang suka nulis. Bolak balik muncul tulisan baru. Jadi penasaran, sambil melewatkan waktu, tak ada salahnya dibaca...

1299089348295462652.

Apapun tujuan anda. Anda yang tahu.

Dapatkan tujuan dari apa yang anda lakukan. Tanya diri sekali lagi. Benarkah itu tujuannya? Sudah enak kalau sudah tahu apa tujuan anda. Misal target umur 30 harus menikah dengan si Atun. Sekarang umur 25. Ada 5 tahun lagi untuk menyiapkan rumah bagi berdua, kerjaan mapan dan kalau bisa sudah punya mobil pribadi, walaupun bannya nyicil, hahahahaha.

Nah, target sudah dibuat. Tinggal disiplin. Buku hanya membantu. Saran orang orang di sekeliling kita juga hanya sebagai referensi. Begitu juga metode atau kiat jitu dari penulis anu atau dari motivator anu. Hanya membantu. Mereka hanya dibayar untuk membantu anda menemukan jati diri anda yang sebenarnya.

Kalaupun cita-cita tujuan anda adalah menjadi petani kecil yang hidup nyaman di kaki gunung, buku buku dan motivator motivator  itu harus berhasil membantu anda menemukan gubuk kecil di kaki gunung itu.

Tapi, anda sendiri yang menentukan gubuk atau rumah kecil yang akan anda bangun di sana. Anda juga yang harus mencari jalan ke arah gubuk itu. Lewat hutan cemara atau lewat hutan bakau di pinggir laut. Terserah anda, mau cara pintas atau cara panjang. Memakai cara koruptor atau jasa dukun, hahahahaha...

Hidup tanpa tujuan, mungkin akan berujung pada penyesalan. Dan sudah klise sekali bila penyesalan memang suka ngaret datangnya. Umur juga tidak mau memandang ke belakang. Dari semua yang paling angkuh. Batara Kala lah yang paling hapal ritme lagu "Maju Tak gentar', yang tak sekalipun mau melihat ke belakang, sekedar ber 'Bengawan Solo' atau 'Rayuan Pulau Kelapa'.

Saat anda bertemu kolega, teman, saudara atau entah siapa saja dalam suatu acara, anda biasanya berjabat tangan, "Semoga sukses...!"

Semoga sukses,  kalau ingin disimak dari kalimat yang sering kita ucapkan itu. Bisa bisa sehabis berjabat tangan duduk termenung. Sukses, sukses yang bagaimana? Apa maksudnya? Berhasil? Dalam hal apa?

Semoga Sukses - Traktor Lubis
Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "PECUNDANG JANGAN BACA!"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme