HL Kompasiana (Tanggapan atas "Menggugat Admin: Bisakah Kita Telanjangi HL Itu?)

12963881581215131448

Saya baru membaca tulisan Menggugat Admin: Bisakah kita telanjangi HL? Menurut saya sebuah pikiran yang bagus dari seorang penulis.  Dari sisi penulis, siapa yang tidak ingin tulisannya dibaca? Siapa yang tidak menginginkan tulisannya bisa menarik perhatian orang sebanyak mungkin?

Terlepas dari kualitas sebuah tulisan yang ada.  Kompasiana menampilkan beberapa tulisan yang dianggap layak untuk masuk ke Highlight.  Dan ini ckup menimbulkan polemik.  Dari wewenang Admin untuk memilih, dan hak bersuara penulis untuk mengugat.

Headline

Mungkin idenya adalah merangsang penulis untuk menampilkan tulisan tulisan terbaiknya di komunitas ini. Dengan Admin yang sudah ditunjuk Kompas untuk memilih beberapa karya tulis yang dianggap layak masuk ke HL yang ada di halaman depan Kompasiana.  Juga di setiap sub departmen.

Mungkin ada yang puas, namun banyak juga yang tidak puas.  Mengapa tulisan saya tidak pernah masuk HL, sementara banyak pembaca menyatakan tulisan saya layak masuk.  Mengapa tulisan di HL jarang yang nendang? Datar datar saja aman dan yah.... menyenangkan semua pihak sebisanya.

Keluhan dan anggapan kaya gitu sudah jamak.  Apalagi bagi penulis yang merasa sudah menulis dengan baik, indah dan nendang.  Namun kualitas apa yang dilihat admin untuk memasukkan sebuah tulisan di HL kan bukan 'nendang'. Saya sendiri tidak tahu apa ukuran tulisan layak masuk HL. Yang kesannya intelek kah?

Sehingga akhirnya timbul kecurigaan koncoisme.

.

REPUTASI

Namun, saya punya pandangan seperti ini.  Mungkin bukan koncoisme.  Tapi reputasi.  Yah reputasi yang sudah dibangun oleh seorang penulis selama sekian lama. Ini relatif.  Bisa saja dalam seminggu seorang penulis aktif posting tulisan yang bagus bagus.  Karna dalam waktu yang singkat itu muncul terus di tulisan terbaru.  Mau tak mau beberapa tulisan penulis baru ini akhirnya singgah di mata admin.

Bener bagus.  Nah.... reputasi mungkin perlu waktu.  Tapi perkenalan sudah dibangun.  Dilain waktu ada postingan lagi dari penulis baru ini. Admin baca lagi.... karna ingat, eh iya.... kemaren di lontong ini nulisnya bagus juga.  Begitu terus.

Bila penulis ini mampu menjaga konsistensi dari tulisan tulisannya.  Reputasi sudah dibangunnya.  Setidaknya di mata admin. Yah.... ini mengenai admin, karna admin yang punya wewenang untuk HL bukan pembaca. Wilayah untuk pilihan pembaca sudah ada di Teraktual, Bermanfaat, Menarik dan Inspiraif.  Sorry urutannya ngacok.

Lalu kenyataan Admin adalah manusia.  Yang tentu saja terbatas waktunya untuk membaca tulisan di Kompasiana yang semakin hari semakin banyak saja.  Mustahil admin sanggup membaca semua tulisan yang masuk.  Saya yakin itu.

Oleh karenanya reputasi menjadi penting.  Admin pasti ingat reputasi anda dalam menulis.  Admin akan membaca tulisan tulisan yang diingat olehnya penulisnya.  Jadi, saya tidak yakin Admin akan menentukan sebuah tulisan masuk HL hanya karena seorang penulis sering menuji muji admin.  Tidak di media kreatif sebesar Kompasiana ini.

Kemudian, saya juga melihat pihak Kompas cukup fair.  Lowongan ADMIN sedang dibuka tuh.  Siapa saja bisa menjadi Admin.  Ini memperlihatkan Kompas sedang butuh orang untuk membantu kelancaran jalannya Kompasiana.  Dan ini Transfaran kan.  Kalau di Kompas sebagai media yang sudah punya nama besar masih bisa disusupi koncoisme vulgar... saya tidak bisa bayangkan apa yang terjadi di media yang lebih kecil.

.
.
Admin Yang Adil

Ini impian semua penulis Kompasiana.  Tapi ini juga bias.  Karena keadilan itu sendiri jamak.  Saya percaya Admin sudah berusaha seadil mungkin.  Apa kepentingan Admin? dan apa kepeningan Kompas.  Admin berkepentingan untuk mensukseskan program kerja Kompas.  Kalau ada admin yang merugikan sekali program kerja Kompas, saya yakin managemen Kompas pasti akan mengambil tindakan tegas.  PHK misalnya.  Kemudian apa tujuan Kompas.  Bagaimana Kompasiana manjadi populer.  Ini penting, sebagai bagian dari marketing Kompas dan Gramedia Group.

.

Marketing

Apa yang ditulis, itulah yang dibaca. Sanggupkah admin membaca sekian ratus tulisan dalam waktu yang singkat? Mungkin mekanisme mesin diterapkan dari popularitas untuk pemilihan pemilihan di Kompasiana. Ini cukup adil, tapi merugikan penulis baru.

Persoalan mana tulisan bagus yang nendang yang masuk HL… ini keterbatasan waktu Admin mungkin. Tidak semua tulisan mungkin sempat dibaca admin. Saya juga melihat kecenderungan admin memasukkan tulisan dari si anu di dalam HL. Tapi sekali lagi, saya tidak melihat ke sudut pandang koncoisme seperti yang anda lihat. Saya lebih suka kepada yang namanya reputasi. Reputasi yang dibangun oleh seorang kompasianer yang mungkin sudah diangggap kaliber oleh Admin. Seakan jaminan di kepala Admin, kalau penulis ini yang nulis, pasti bagus dan layak masuk HL. Bukan karena penulis itu temannya, sudah pernah kopdar atau sejenis penjilat penggembira tulisan admin. Tapi karena reputasi baik tulisan tulisannya yang selama jadi kompasianer sudah ditunjukkannya.

Tak ada yang berhak menilai moral anda. Namun seperti yang anda yakini. Pikiran admin beda dengan pikiran saya juga anda. Sebagai penyeimbang. Anda jago strategi pemuasan publik. Marketing tulisan anda bagus. Coba anda terapkan ilmu anda ini untuk memikat admin. Itu kalau tujuan anda agar tulisan anda masuk ke HL…. Pasti admin punya kelemahan yang bisa diserang. Sebagian orang melakukannya, dengan menjilat admin mungkin. Tapi ini juga strategi…. seperti anda tulis. Hukum alam akan berlaku.



.
.
Saran Untuk Admin

Menulis itu asik bagi yang hobby nulis.  Menulis itu juga butuh konsentrasi lebih agar bisa fokus pada apa yang ditulis.  Sebenarnya bukan wilayah penulis untuk ikut campur kerja Admin.  Untuk itu saya berusaha memberikan saran secara (saya usahakan) santun.

Tolong perkecil kekhawatiran  Kompasianer akan kinerja Admin dalam mengurusi tulisan tulisan kami. Terutama dalam masalah HL yang agak menegangkan urat sarap belakangan ini.   Bagaimana caranya, Admin tentu lebih tahu dari saya yang masih belajar nulis ini.

Terima kasih.
Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "HL Kompasiana (Tanggapan atas "Menggugat Admin: Bisakah Kita Telanjangi HL Itu?)"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme