Phil Collins adalah pria botak bertalenta luar biasa yang dulu sempat sebagai penyelamat band Art Rock Genesis. Phil Collins yang pada awalnya adalah drummer di band tersebut menyelamatkan Genesis dengan mengambil posisi Peter Gabriel dan merombak hampir secara keseluruhan musik yang diusung Genesis.

Sebagian kritisi menilai Genesis menjadi lebih ngepop di era Collins, dan berpendapat bahwa Genesis lebih artistik di masa Peter Gabriel. Tapi tak perlak lagi, Phil Collin membawa ketenaran Genesis ke level yang pernah dicapai Genesis sebelumnya.

Selain dengan Genesis, Phil Collins juga sukses besar dengan sejumlah solo karirnya. Beberapa lagu Collins bahkan terkesan abadi sepanjang jaman. Against All Odds misalnya, lagu ini punya tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Mariah Carey yang biasanya piawai dalam meremake lagu orang lain (I’ll be there, Whitout you dll.) bisa dibilang gagal sewaktu meremake lagu Collins ini, walau sudah didongkrak duet dengan Westlife.

Kejeniusan Phil Collins dalam meramu musik adalah unik. Dia mampu meramu apa yang dinamakan kwalitas artistik dengan Pop. Kerja keras sebagai soloisnya yang paling berpengaruh adalah album But Seriously yang sempat mengharu biru dunia musik dengan single Another Day in Paradise, Do you rember, dan I Wish It Would Rain Down (dengan bintang tamu Eric Clapton di sesi gitar).

Setelah era But Seriously ini, Phil Collins semakin serius bereksperimen dalam musiknya. Setelah lbum tersebut, Phil Collins menjadi sosok yang sangat pribadi dalam bermusik. Dia membuktikan diri dengan memainkan semua alat musik di album albumnya berikutnya.

Namun sayangnya gebrakan ini tidak disambt pasar dengan antusias. Pencapaian iri Phil Collins ini mungkin meningkat dalam hal kepuasannya bermusik, namun praktis setelah era ini Phil Collins sudah jarang menelurkan hits dunia semacam Another Day in Paradise, One More Night, A Groovy Kind of Love, atau Against all odd. Kecuali saat dia mengerjakan OST film Disney ‘Tarzan’. Lagu ‘You’ll Be in My Heart’ bahkan menggangkat Collins ke level lain, dengan lagu tersebut meraih Oscar di tahun 1999.

Phil Collins dulu dikenal sebagai si Mr. Perfect. Namun belakangan entah puber kedua atau bagaimana, Collins menceraikan istri pertamanya kemudian menikah dan cerai dengan gadis gadis yang jauh lebih muda dari dirinya. Lambat laun sebutan Mr. Perfect pada Phil Collins menghilang, berganti dengan kesan sebagai musisi aneh dan tersiksa.

Phil Collins mengalami masalah dislokasi tulang belakang dan kerusakan saraf di tangannya, semuanya akibat seumur hidup membungkuk di belakang alat drum dan gangguan pendengaran. Suatu pukulan hebat pada seorang seniman musik apalagi pemain Drum yang harus menggunakan tangan. Dokter telah memberitahukan dia bahwa tangannya tidak cukup kuat

untuk bermain drum lagi. Collins juga sempat memberitahu bahwa watu satunya cara dia bermain drum adalah dengan cara memperban stick drum ke tangannya.

Kondisi kesehatan yang tidak mengenakkan ini semakin memperberat Collins saat seorang kritisi musik memberikan pernyataan yang sangat menyakitkan. Antara lain kritisi tersebut menyebutkan bahwa, “anda tak perlu bermain musik dengan baik untuk terkenal, contohnya Phil Collins”

Komentar pedas krtisi dan kondisi kesehatan Collins dikait-kaitkan dengan keputusan Phil Collins baru baru ini tentang penyataan mundurnya dia dari dunia musik. Bagaimanapun Phil Collins adalah legenda hidup musik dunia. Berita simpang siur lantas bermunculan, ada yang membenarkan namun tak sedikit yang membantah.

Untuk meluruskan hal tersebut, Phil Collins kemudian mengeluarkan pernyataan, “Mengapa koran-koran memberitakan semua ini menjadi sebuah misteri, karena saya tidak berbicara dengan siapa pun di pers selama beberapa bulan”

Ditambahkan lagi, bahwa Phil Collins yang sekarnag berusia 60 tahun ingin konsentrasi hidupnya dicurahkan pada kedua puteranya Nicholas dan Matthew, dari istri ketiganya Orianne Cevey. "Saya tidak khawatir tidak bisa bermain drum lagi, saya lebih khawatir tentang bagaimana memotong roti dengan aman atau membangun sesuatu untuk anak-anak saya, Saya berhenti agar saya bisa menjadi ayah sepenuhnya untuk kedua putra saya setiap hari"

Phil Collins juga mengklaim bahwa pendengarnya telah bosan terhadap dirinya dan tidak ada lagi tempat bagi dirinya di dunia musik saat ini. "Saya melihat MTV Music Awards dan saya berpikir tidak lagi bisa berada dalam bisnis yang sama seperti ini," kata Collins dalam wawancara dengan majalah FHM. "Saya tidak lagi bagian dari dunia itu dan saya tidak berpikir orang akan merindukan diri saya. Saya jauh lebih bahagia hanya menulis untuk diri saya, Saya akan berlibur naik sepeda dan tidak akan pernah kembali. Itu akan menjadi cara yang bagus untuk mengakhiri cerita, kan?"

Mundurnya Phil Collins, tak pelak lagi adalah sebagai bukti semakin sedikitnya Solois pria yang mewarnai musik dunia hari ini. Sungguh kontras melihat musik sekarang bila dibandingkan di era 70 – 80 an.

Pernah pada masanya, Michael Jackson, George Michael, Michael Bolton, Phil Collins, Bryan Adams, Richard Marx, Leonel Richie, John Secada, Peter Cetera, Rod Stewart, dan berjubel jubel penyanyi pria merajai musik Pop Dunia. Dikala itu Hanya ada Whitney Houston, Madonna, mungkin Taylor Dayne dan Diana Ross yang mulai memudar yang menandingi aksi sosok sosok pria tersebut.

Mundurnya Phil Collins semakin menegaskan kondisi kepincangan ini.

Traktor Lubis, 09 Maret 2011