3. REALISASI


Beberapa ungkapan pada Bahasa Pali digunakan untuk menunjukkan aspek kognitif dari pengalaman Nibbana. “Sejumlah kegelapan (dari ketidaktahuan) telah musnah dan hancur berkeping-keping” (tamokkhandham padalitam)35 adalah salah satu ungkapan yang sering digunakan. Pada khotbah pertamanya, Sang Buddha menjelaskan tentang realisasi dari empat kebenaran mulia sebagai munculnya kesadaran, kebijaksanaan, pengertian, pengetahuan, dan penerangan.36 “Tiga pengetahuan telah dicapai” (tisso vijja anuppatta) adalah ungkapan lainnya.37 Tiga pengetahuan terdiri dari pengamatan kembali
(dapat melihat kembali apa yang telah terjadi) (pubbenivasanussatinana), penglihatan terang (dibbacakkhu), dan pengetahuan dari pemusnahan kotoran-kotoran batin (asavakkhayanana). Dengan adanya dua pengetahuan pertama, seseorang dapat melakukan verifikasi personal masing-masing dari kebenaran doktrin mengenai kelahiran kembali dan hukum karma. Dengan musnahnya kekotoran batin, seseorang akan menyadari hubungan sebabakibat dari semua fenomena dan tidak adanya ‘aku’ atau suatu jiwa/diri yang kekal.38 Terkadang tiga kemampuan kognitif lainnya (abhinna) disebut sebagai kualifikasi tambahan dari para arahat, yang dikenal dengan, kekuatan gaib (iddhividha), telinga dewa (dibbasota), dan telepati (cetopariyanana).39 Dengan pencapaian Nibbana, seseorang juga akan menyadari bahwa kelahiran telah dihentikan, kehidupan yang lebih tinggi telah dicapai, tugas seseorang telah dituntaskan, dan tidak ada lagi keberadaan (dunia) ini.40


Pada Uddesavibhanga Sutta dijelaskan tentang karakteristik kesadarandan perilaku kognitif seorang arahat :41

  • Kesadaran dari seorang arahat tidak dihamburkan dan disebarkan pada hal-hal duniawi (bahiddha vinnanam avikkhittam avisatam) : hal ini dapat terjadi dikarenakan dia tidak terlarut dalam kenikmatan yag ditimbulkan objek-objek yang merangsang penginderaan. 
  • Kesadaran seorang arahat tidak dibangun ke dalam diri (ajjhattam asanthitam) : hal ini dapat terjadi dikarenakan dia tidak terikat pada kebahagiaan yang diperoleh dari pencapaian jhana. 
  • Seorang arahat tetap tidak tergoncangkan tanpa timbulnya keserakahan (anupadaya na paritassati) : hal ini bermaksud bahwa seorang arahat tidak mengenali dirinya dengan salah satu dari lima kumpulan atau faktor personalitas
    Pada Mahasalayatanika Sutta dijelaskan lebih mendalam lagi mengenai pengalaman kognitif seorang arahat dari sudut pandang pengalaman kesadaran.42 Arahat mengerti secara nyata sifat-sifat dari kesadaran penginderaan, objek-objek kesadaran, kesadaran, hubungan kesadaran dibangun dengan pemusatan dari ketiga faktor tersebut dan menghasilkan sensasi-sensasi senang, nyeri, dan netralitas kenyamanan. Seorang arahat tidak terikat pada salah satu dari ketiga faktor tersebut. Ketika dia hidup tanpa mencari kesenangan dan tidak terikat pada objek-objek perasaan dan tidak dipermainkan oleh proses dari munculnya persepsi kesadaran, menyadari konsekuensi yang tidak baik dari persepsi kesadaran, lima kumpulan keserakahan atau faktor-faktor personalitas tidak akan terbentuk. Faktor-faktor tersebut hancur, seperti benih yang sedang dalam proses lahir kembali, telah dimusnahkan sepenuhnya. Semua ketegangan fisik dan mental (daratha), kesengsaraan (santapa), dan kegelisahan (parilaha) telah dimusnahkan. Seorang arahat mengalami kebahagiaan fisik dan mental yang sempurna.

    Kita tidak begitu yakin dengan maksud pengertian realistis dari sifat-sifat kesadaran penginderaan, namun kita dapat menduga bahwa seorang arahat mengerti secara intuitif, melalui kerangka kepribadianya sendiri, bagaimana rangsangan kesadaran melewati reseptor-reseptor kesadaran dan serabutserabut saraf dan diinterpretasikan pada otak. Sains modern menjelaskan proses fisiologis yang lebih luas dan pasti mengenai aktififitas dari persepsi kesadaran, namun pengertian ini tetap paling dipercaya dikarenakan berdasarkan pada level intelektual yang bergantung pada peralatan-peralatan teknologi tinggi di laboratorium medis. Pengetahuan tersebut tidak dapat menyampaikan perihal perubahan perilaku dan emosi yang penting untuk pembebasan. Pengertian seorang arahat berasal dari sebuah level pengalaman yang lebih dalam dengan pandangan yang langsung tertuju pada seluruh proses yang dapat dimengerti seperti yang telah dijelaskan, dan lebih singkat terdapat pada the Madhupindika Sutta.43

    Apa yang dimaksud dengan pengertian realistik dari objek-objek kesadaran? Pengertian yang mendekati adalah realisasi dari ketidakkekalan, ketidakpuasan, dan sifat-sifat non-substansial dari semua yang berada di
    sekitar kita. Hal ini juga merupakan pengalaman yang langsung didapat dari sensifitas yang tinggi, sebuah pandangan personal mengenai dinamika dari partikel-partikel atom dan subatom yang menyusun seluruh materi di dunia ini, termasuk juga tubuh kita.

    Pada Dhammapada terdapat catatan bahwa ketika seorang biksu dalam perenungannya melihat dinamika dari fenomena fisik dan mental yang sedang bekerja, yang menyusun kepribadiannya sendiri, kebahagiaan yang muncul pada diri, dan hal tersebut dapat hanya dijelaskan sebagai kebahagiaan manusia yang sempurna.44 Seseorang yang memiliki pandangan terang langsung pada apa yang terjadi di dalam dirinya, tumbuh dan matinya sel-sel tubuh, sensasi-sensasi, persepsi-persepsi, aktifitas, dan kesadaran. Hal baik yang terjadi adalah kebahagiaan dan kesenangan dari realisasi ini, dan ini merupakan realisasi dari keabadian.45 Inilah apa yang disebut dengan “kebahagiaan dari pencerahan” (sambodhisukha).



    Sumber:
    Nibbana, Sebagai Suatu Pengalaman Hidup
    Oleh: Lily de Silva
    The Wheel Publication No. 407/408 (Kandy: Buddhist Publication Society, 1986)
    Copyright © 1996 Lily de Silva
    Access to Insight edition © 2005

    http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/desilva/wheel407.html

    Judul Asli : Nibbana, as Living Experience
    Penulis : Lily de Silva
    Penerjemah : Harianto Lim
    Editor : Willy Yandi Wijaya
    Cetakan Pertama : Juli 2008

    Diterbitkan Oleh:
    KAMADHIS UGM
    (Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Gadjah Mada)
    Jl.Gelanggang Mahasiswa UGM Lantai 2
    Bulaksumur , Yogyakarta 55281
    HP : 081804359456
    Email : kamadhis_ugm@yahoo.com
    BUKU INI GRATIS TIDAK DIPERJUALBELIKAN  

    Artikel Yang Berhubungan Badan:


    0 Response to "3. REALISASI"

    Posting Komentar

    powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme