Metode Ilmiah Dalam Buddhisme



Buddha mengajak umatnya meneliti diri. Kerjaan membosankan dengan cara meditasi.

Pertama tama Buddha menyuguhkan hipotesa, fiksi, dugaan yang katanya bahwa hidup ini adalah duka. Ini berbeda dengan kebanyakan agama yang menganggap hidup adalah anugerah, hidup adalah indah dan lain sebagainya. Buddha memandangnya dengan sudut pandang yang paling negatif. Hidup adalah Penderitaan.

Jadi Buddha menolak dengan serius ide ide yang berpatokan pada positive thinking. Buddha tidak akan membenar benarkan hal-hal yang tidak benar, walau untuk tujuan apapun. Lahir, sakit, tua dan mati, adalah penderitaan dasar yang harus dipikul semua yang hidup.

Tidak ada juru selamat. Tidak ada yang bisa menolong anda dalam penderitaan hidup anda. Dokter hanya membantu anda bila dia anda bayar. Kalau anda tidak punya duit, anda diusir. Bahkan di rumah sakit rumah sakit yang dikelola yayasan agama pun kenyataan ini ada.

Lalu apakah Buddha mengajak umatnya menjadi pesimis, dengan ide bahwa hidup sebagai penderitaan? mengapa tidak mati saja?

Tidak. Buddha justru mengajak umatnya untuk meneliti hidup. Meneliti penderitaan itu sendiri. Buddha memilih untuk membongkar penderitaan itu daripada berpura pura terus bahwa hidup adalah kesenangan. Buddha tidak mau membohongi manusia bahwa mereka akan diselamatkan.

Apakah Buddha mengajarkan hal hal yang baik? Baik secara universal?

Juga tidak. Buddha tidak mengajarkan apa apa, selain sebuah metode yang diabad modern ini dikenal dengan metode ilmiah. Buddha tidak mengajarkan hal-hal yang baik. Tapi Buddha memberikan Dhamma, kebenaran sejati yang bisa diuji, dikumpulkan datanya, diuji lagi, kemudian ditarik kesimpulan.

Dan umum menganggap hal itu sebagai hal hal yang baik. Yah terserah....

Hidup tidak dibagi menjadi benar dan salah, baik dan buruk, hidup tidak hitam putih. Laki-laki perempuan, eh.... ada homo dan lesbi serta banci... Matahari dan bulan, eh.... ada bintang, planet dan lain lain.

Dengan mengetahui penderitaan hidup. Lantas timbul kesadaran bahwa hidup ini menderita. Dengan kesadaran akan penderitaan hidup, maka akan muncul tanda tanya bagaimana cara melenyapkan penderitaan. Dengan meneliti terus menerus, membongkar terus menerus, baru kemudian sampai pada dugaan lagi tentang bagaimana cara melenyapkan penderitaan. Dengan segala uji coba dan tes ini dan itu serta praktek kerja nyata, baru bisa dibuktikan apakah metode itu benar benar efektif melenyapkan penderitaan atau justru hanya sekedar fiksi.

Ada garansi? Sama sekali tidak!

Garansi anda yang menentukan. Bukan dari mahluk lain, apalagi dari Tuhan.

Buddha membiarkan umatnya sadar sendiri bahwa mereka adalah subjek. Bukan objek atau prediket. Mereka adalah pelaku utama, aktor/aktris tunggal.

Bukannya Buddha mengajarkan cinta kasih yang universal bahkan kepada semua mahluk hidup?

Kebanyakan orang beranggapan begitu. Tapi sebenarnya Buddha hanya memberi tahu bahwa ada jalan yang menurut kebanyakan orang merupakan cinta kasih universal dalam hal usaha untuk membongkar penderitaan hidup.

Apakah tidak ada dongeng dongeng dalam Buddhisme yang seperti kisah kisah dalam agama agama lain?

Sangat banyak sekali. Kitab jataka bisa menjadi contoh, fabel fabel Buddhis yang ribuan banyaknya. Tapi Buddhisme tidak pernah menganggap hal tersebut sebagai suatu kenyataan atau kebenaran atau fakta. Dongeng dongeng itu tetap hanya sekedar kisah kisah inspiratif yang bisa menggugah banyak manusia dalam usahanya membongkar habis penderitaan hidup.

Contohnya, kisah kisah Buddha dalam wujud wujud hewan yang mengorbankan hidupnya untuk menolong mahluk lain, dengan terjun ke api unggun orang yang kelaparan dsb.... Itu dongeng dongeng inspiratif. Bukan dianggap sebagai dogma seperti 'tanah suci perjanjian Tuhan kepada Israel'.

Manusia akan semakin menderita bila terikat kuat pada hal hal yang bersifat dongeng tersebut, tanpa bisa membedakan mana sejarah, mana fakta dan mana dongeng.


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Metode Ilmiah Dalam Buddhisme"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme