Jadilah Pemberani! Jangan Takut Neraka!



Sebagai seorang Buddhis, bila mulai kena dogma tentang neraka, itulah yang saya dengungkan di kepala. Saya tidak takut neraka!

Seandainya pun betul bahwa mau masuk surga hanya bisa melewati dia.

Biarlah saya mengendap di neraka bagi kalian. Tak usah kasihan padaku mengenai masa masa setelah mati itu. Dan pliss, jangan pake kasihan.

Saya berkenalan dengan 2 orang. Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan soal agama. Dan saya ketemu mereka juga bukan untuk tujuan tujuan religius. Yah kenalan saja. Kebetulan saya memang mengharapkan sesuatu dari mereka. Sekedar bantuan, yang tidak layak saya ceritakan disini.

Karena yang ingin saya ceritakan justru cerita sesudahnya.

Terus terang saya kecewa.

Pertama, bila saya mengharapkan hal yang saya maksudkan, saya disarankan untuk bergabung dengan komunitas agama mereka. Dengan begitu saya bisa membuka cakrawala perkenalan dengan kaum borjuis di komunitas tempat ibadah agama mereka.

Wah, kalau dengan cara begitu, di Vihara juga tak kurang orang-orang yang borjuis. Tapi yah, saya sabar saja, tidak berkomentar apa apa. Tidak juga merengut, hanya senyum senyum simpul sedikit.

Rupanya senyum saya ini diartikan berbeda.

"Kamu kan pandai ngomong tor... Kamu kalau ngomong bisa meyakinkan orang loh! kamu kalau mau sekolah pendeta, waduh... pendapatannya bisa sekian sekian perbulan... dan bukan hanya itu kamu akan lebih relijius. Tidak seperti sekarang ini yang... maaf yah, rada rada kurang jelas"

"Kurang jelas gimana yah bang? Saya kan Buddhis..." kata saya sopan.

"Iya saya tahu... tapi kamu gak pernah ke Vihara kan...."

Saya tidak menampik. Dalam pikiran saya berputar putar pikiran lain. Saya tidak lagi mendengar kotbah agama yang diberikan keduanya. Kalau tidak salah mereka mulai menceritakan romo anu dan romo anu yang kayanya gila-gilaan, hanya dari pekerjaan sebagai gembala.

Di kepala saya justru menegaskan ke saya, bahwa apakah seorang Buddhis harus rajin ke Vihara dulu baru menjadi Buddhis? Vihara itu sebenarnya tempat untuk tinggal anggota Sangha, yang kemudian dikembangkan fungsinya sebagai tempat ibadah.

Tak ada saya temukan satu teks pun (entah kalau saya kelewatan) dari agama Buddha yang mengajarkan untuk melakukan ibadah bersama-sama. Ke Vihara untuk sembahyang bersama sama di hari hari tertentu misalnya. Saya tidak pernah menemukannya. Anjuran untuk melakukan pelaksanaan Sila (peraturan peraturan Buddhis) di Vihara juga tidak ada.

Yang ada justru ditekankan untuk mengerti pada tidak terikat. Termasuk keterikatan pada tempat ibadah.

"Buddha itu bukan agama Tor. Buddha itu hanya pikiran manusia jaman dulu. Sidharta Gautama bukan Tuhan kan. Dan dia juga tidak disuruh Tuhan. Kalau kamu masuk ke agama kita, kamu memeluk satu agama yang dari Tuhan. Tidak ada orang yang bisa masuk surga kecuali melalui Dia...."

Tidak saya ucapkan, saya hanya tersenyum, tapi di dalam hati saya mengatakan, "saya tidak takut neraka!"

Saya tidak takut apapun untuk keyakinan saya. Saya Buddhis. Mau ini agama penipu. Mau ini agama yang pakai kitab palsu, mau semua Buddhis tidak bisa masuk surga. Mau semua Buddhis dibakar di neraka jahanam. Saya tidak takut!

Saya merasakan sendiri kenyataan yang saya alami. Bahwa agama penipu, agama manusia, kitabnya kitab palsu, yang terbuat dari sampah sampah lontar hampir busuk. Tapi agama ini mengajarkan banyak hal yang bagi saya masuk akal.

Agama ini menghargai saya sebagai manusia yang punya pikiran. Yang bisa berpikir. Yang cerdas. Yang tidak ragu-ragu mengucapkan bahwa alien mungkin saja ada. Yang tidak ragu-ragu merangkul bahkan kaum homoseksual yang dibenci di kebanyakan agama lain. Agama yang tidak pernah melakukan perang.

Walau dianggap palsu, setan, demit, tidak bertuhan, kitabnya palsu dan segala macam sumpah serapah! kafir dan penyembah berhala.

Saya tidak takut menjadi kafir.
Saya rela menyembah berhala.

"Kalau kamu begini terus, kamu akan terombang ambing. Saya tahu kamu jago dalam mendalami Alkitab Tor.... Maafkan saya kurang bisa berbicara yang diplomatis dalam ajakan kasih ini. Kamu sangat berbakat untuk merangkul umat...!" katanya lagi.

"Walah bang..... saya terkenal di blog saya sebagai penyebar ajaran sesat...."

"Iya saya tahu blog kamu. Kamu tidak mengajarkan kesesatan sebenarnya. Hanya bisa kamu mengabarkan Kristus, hasilnya saya yakin luar biasa. Dan kesulitan kamu selama ini terpecahkan kan.... " dia menarik nafas sebentar.

"Saya dan rekan saya yang ini sedang ada proyek. Katakanlah proyek yang masih embrio. Ada 3 orang lagi. Kami sedang merintis untuk membangun rumah rumah sederhana yang akan dikreditkan dengan bunga kecil yang kita urus ke bank saya..." memang teman saya ini direksi sebuah bank nasional.

"Kalau kita cocok, dalam artian seiman. Agar usaha membantu orang orang miskin ini diberkahi Tuhan. Kita akan dengan senang hati ngajak kamu bergabung..."

Saya tak bisa menjawab. Saya diam saja, menyeruput kopi dan membiarkan dogma dogma terakhir mereka lontarkan.

"Percayalah Tor... tidak ada yang buruk yang akan diberikan Tuhan. Apalagi bila tujuan dari kita sendiri baik. Tuhan akan memberkati kita. Itu mengapa kita mengusahakan usaha ini dikelolah oleh kita kita ini yang semuanya seiman..."

30 menit kemudian sangat menyiksa. Gusi saya bengkak, kepala saya puyeng.

Saya pulang naik busway.

Saya berterima kasih pada tawaran mereka, saya maklum mereka sayang pada saya. Mereka menginginkan saya juga selamat. Selamat sampai ke kerajaan surga. Tapi jantung saya sudah digenggam iblis. Sudah separohnya berwarna hitam. Detaknya juga sudah demikian cepat.

Mungkin ini bukan karma saya. Saya masih bisa berusaha untuk karma lain yang lebih baik.

Artikel Yang Berhubungan Badan:


9 Response to "Jadilah Pemberani! Jangan Takut Neraka!"

  1. ElvinDB says:

    Kunjungan Perdana bang....
    Well, Menarik jg percakapan dlm posting ini.
    akkhh sudahlah, saya tidak pintar memberi komentar.

    Salam Kenal,
    Elvin

    Traktor says:

    Salam kenal kembali

    badai says:

    kenapa mao bantu aja musti pindah agama dulu? Inilah salah satu pemicu beberapa rumah ibadah serentak di hujani batu...karena mau bantu aja musti menukar keyakinan..weleh weleh si komo lewat tu bang malah mau ikut naik busway segala...

    Traktor says:

    badai lama tak muncul, apa kabar?

    badai says:

    Baik..namanya juga badai..lembut lagi...jadi sesuka hatinya lah..makin edan aja bang...apa resepnya ya?

    Traktor says:

    Resepnya kotoran saja

    Gina says:

    Baca post ini, sebagai kristiani saya kok jadi malu ya.

    Traktor says:

    Malu itu baik, sama seperti takut.

    takut dan malu adalah penyelamat manusia yang sesungguhnya dari hal hal buruk.

    Saya yakin Gina dan Est tidak seperti kristen di tulisan saya.

    Jimmy says:

    Blog terkontol yg pernah gw baca :v

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme