EMPAT KONDISI NIBBANA


Nibbana (Nirwana) merupakan pencapaian terakhir dari para pengikut ajaran Buddha yang digambarkan sebagai kesempurnaan dan kebahagiaan tertinggi. Untuk dapat mengerti lebih dalam mengenai arti kata Nibbana, terdapat ayat-ayat yang dilontarkan Kisa Gotami. Beliau melihat Pangeran Siddhartha pulang ke istana, sekembalinya dari hutan di malam hari sesaat setelah Pangeran Siddhartha mencapai penerangan tertinggi. Kisa Gotami berseru :

Nibbuta nuna sa mata, nibbuto nuna so pita,
Nibbuta nuna sa nari, yassayam idiso pati.1

Sesungguhnya yang bahagia, senang, dan damai adalah seorang ibu (yang memiliki seorang anak seperti Beliau),Sesungguhnya yang berbahagia adalah seorang ayah (yang
memiliki seorang anak seperti Beliau),Sesungguhnya yang berbahagia adalah seorang wanita yang memiliki seseorang sebagai suami.

 Nibbuta (berasal dari kata nir + v.r) sering dianggap sebagai bentuk masa lampau (secara gramatikal) dari kata kerja nibayati, dan Nibbana adalah kata benda yang dibentuk dari kata tersebut, yang memiliki arti kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian. Nibayati juga berarti memadamkan, seperti padamnya sebuah lampu.2Jadi, Nibbana juga diartikan sebagai pemadaman, yakni padamnya api Keserakahan, api Kebencian, dan api kebodohan batin (ragaggi, dosaggi, mohaggi).3 Ketika api-api ini berhasil dipadamkan, kedamaian akan dicapai dan yang mencapai akan berubah menjadi tenang sepenuhnya (sitibutha).4 Terkadang juga terdapat asumsi bahwa Nibbana berarti sejuk, hal ini dikarenakan pada zamannya Buddha, beliau berkhotbah di daerah yang beriklim panas, dimana sejuk merupakan kondisi yang nyaman dan sesuai di daerah tersebut. Jika Buddha membabarkan Dharma di daerah beriklim sejuk, mungkin saja kata Nibbana akan diartikan dengan kata panas. Namun, pastinya kata ‘sejuk’ dipilih untuk mengartikan realitas karakteristik psikologis secara harfiah.5 Marah menyebabkan kita merasa panas dan lelah. Kita sering menggunakan ungkapan ’panas’ untuk merujuk pada kemarahan, dan secara jelas mengekspresikan intensitas emosi yang agresif. Ketika emosi-emosi yang negatif dapat dihilangkan sepenuhnya, dan tidak pernah muncul kembali, keadaan ini digambarkan sebagai keadaan yang sejuk.

Nibbana merupakan suatu tingkatan yang dapat dicapai di manapun, kapanpun pada setiap kehidupan6 dan bukan hanya dapat dicapai setelah kematian terjadi. Pada kaitannya dengan pengalaman hidup, Nibbana dapat dikategorikan dalam empat kondisi-kondisi khusus, yakni:

1. Kebahagiaan,
2. Kesempurnaan moral,
3. Realisasi, dan
4. Kebebasan

Kita akan mendiskusikan kondisi-kondisi tersebut satu per satu.

Sumber:
Nibbana, Sebagai Suatu Pengalaman Hidup
Oleh: Lily de Silva
The Wheel Publication No. 407/408 (Kandy: Buddhist Publication Society, 1986)
Copyright © 1996 Lily de Silva
Access to Insight edition © 2005

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/desilva/wheel407.html

Judul Asli : Nibbana, as Living Experience
Penulis : Lily de Silva
Penerjemah : Harianto Lim
Editor : Willy Yandi Wijaya
Cetakan Pertama : Juli 2008

Diterbitkan Oleh:
KAMADHIS UGM
(Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Gadjah Mada)
Jl.Gelanggang Mahasiswa UGM Lantai 2
Bulaksumur , Yogyakarta 55281
HP : 081804359456
Email : kamadhis_ugm@yahoo.com
BUKU INI GRATIS TIDAK DIPERJUALBELIKAN



Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "EMPAT KONDISI NIBBANA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme