SYECH SITI JENNAR


Umum berpendapat bahwa Syech Siti Jennar adalah manusia murtad. Orang yang menyebarkan ajaran sesat, yang menyuruh murid muridnya untuk menyembahnya sebagai Tuhan.

Begitulah bila politik dipakai untuk mendeskreditkan sebuah pemahaman agama. Tak banyak yang tahu, bagaimana sebenarnya isi dari Serat Syech Siti Jennar. Saya sendiri tidak pernah membacanya, hanya pernah kesampir sedikit sedikit dari tulisan tulisan banyak pihak. Diantaranya bukan tulisan dari sudut agama. Tetapi justru dari sudut pandang Sejarah dan Sosial Budaya.

Syech Siti Jennar adalah maestro Kejawen Indonesia. Dia juga seorang yang sangat nasionalis. Yang menolak berpihak pada pihak pihak asing yang tengah menghujamkan pengaruhnya ke nusantara lewat agama.

Bila anda ingat sejarah berdirinya Majapahit. Atau sebelumnya lagi bagaimana kerajaan Singasari berakhir. Anda akan melihat bahwa imperium China/Mongol sangat bernafsu untuk menaklukkan negri katulistiwa ini.

Nusantara kala itu adalah pusat perdagangan dan peradaban di Asia Tenggara. Rempah rempah dirahasiakan oleh pedagang pedagang Arab dan China dari pasar mereka nun jauh di Eropa.

Usaha China/Mongol untuk menaklukkan Nusantara dilakukan paling gesit di akhir jaman Singasari. Gempuran Mongol/China ini mengakibatkan gagalnya suksesi politik pemerintahan di Jawa.

Kertanegera - raja terakhir Singasari menghina utusan Mongol/China yang ingin menguasai Nusantara. Untuk jaga jaga menghadapi balasan Mongol/China, Kertanegara melakukan ekspedisi Pa-malayu. Salah satu agendanya adalah menghabisi Sriwijaya dan mendaulatkan kerajaan Melayu. Kemudian membentuk persekutuan kekuatan di Asia Tenggara dengan Singasari sebagai porosnya.

Kegiatan ekspedisi penaklukan di Sumatera ini mengakibatkan kekosongan kekuatan militer di Singasari. Jayakatwang, keturunan terakhir raja Kediri yang dulu ditaklukkan Ken Arok pendiri Singasari, melakukan pemberontakan. Kertanegara yang kala itu sedang melakukan ritual keagamaan tantra yang erat hubungannya dengan sex, mati dalam penyerangan Jayakatwang.

Jayakatwang kemudian menjadi sasaran amuk tentera Mongool/China yang ingin menghukum raja jawa sekaligus menaklukkan Nusantara. Kondisi politik tidak menentu ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menghajar tentera Mongol/China, dan kemudian mendirikan Majapahit.

Sekali lagi, kekuasaan asing tidak berhasil menjajah Nusantara.

Kegagalan kegagalan yang dihadapi China/Mongol untuk menguasai Nusantara ini akhirnya sukses dengan cara agama. Dikala Majapahit yang sudah mulai terpecah. Raden Patah di Demak yang masih keturunan asing, menjadi tombak untuk meruntuhkan kekuasanaan Hindu/Buddha di Majapahit.

Sukses, dengan bantuan para Wali yang kebanyakan berasal dari pihak pihak asing, China dan Arab. Raden Patah bahkan sukses meng-Islam-kan Jawa. Bukan dengan damai. Bullshit cerita cerita itu.

Sejumlah pelarian Majapahit di Bali, di Bromo dan di sekitar candi Suku mencatat perlakuan brutal dalam menyebarkan Islam di Jawa. Dalam kondisi seperti ini adalah Syech Siti Jennar yang pemahamanan agamanya sudah melebihi siapapun wali-wali yang berpolitik itu.

Jennar menolak mengambil murid dari anak keturunan Raden Patah. Namun lebih suka mengajari agama pada keturunan keturunan orang Jawa asli, keturunan raja Majapahit yang terakhir, Brawijaya V.

Tercatat Ki Pengging, Kebo Ijo, sampai Jaka Tingkir menjadi pengikut Jennar.

Jennar yang semakin beken dengan ajaran ajaran tanpa kekerasannya dalam mengabarkan Islam menjadi musuh politik para pemuka agama pilihan kerajaan. Praktis, Jennar jalan sendiri. Aneka kisah dibuat untuk mendeskreditkannya. Kepahaman Sufi yang Jennar tahu membuat banyak spekulasi, bahwa Serat Syech Siti Jennar adalah usaha untuk membuddhakan Islam.

Jennar kukuh dengan agama Islam, tapi tetap sebagai orang Jawa. Jennar menolak membohongi rakyat saat diminta untuk melakukan Sholat Tobat pasca meletusnya Gunung Merapi.

Jennar berteriak pada penguasa bahwa Merapi meletus bukan karena salah rakyat jelata. Dengan mengadakan sholat tobat, justru membohongi rakyat yang sudah ditimpa malapetaka. Jennar menyarankan Sultan memberikan bantuan real untuk menolong rakyat saja. Daripada Sholat Tobat yang memang jauh lebih hemat, tapi justru sadis. Karena menipu mereka yang sudah terteimpa bencana.

Rekayasapun disusun. Bagaimana menyingkirkan Jennar. Padepokannya diintai. Ajaran ajaran welas asihnya dicap murtad. Pengertiannya akan Tauhid dianggap Kafir. Jennar harus dihabisi.

Bila negara yang sudah turun tangan. Maka Jennar mati. Dengan mayat yang diganti dengan bangkai anjing. Oleh penguasa penguasa Jawa yang keturunan asing. Bukan orang Jawa yang bertahta.

Tapi cita cita Jennar tidak mati. Kelak, salah satu keturunan dari Majapahit dengan nama Panembahan Senopati justru menjadi raja Jawa yang keturunannya tetap berkuasa hingga hari ini di bumi Jawa. Sementara itu keturunan asing dari Raden Patah lebih sibuk saling berebut kekuasaan yang akhirnya gugur satu persatu hilang ditelan jaman.

Ajaran Jennar juga awet sampai hari ini. Bila anda tarik garis lurus membagi pulau Jawa menjadi dua. Yang utara adalah Islam putih, yang lebih memahami Arab daripada Islam. Sementara yang di Selatan akan menjadi kaum Abangan, jiwa Islam dalam kebudayaan luhur orang Jawa.

Sufi di Jawa saat ini adalah Kejawen. Hanya pemimpin pemimpin yang mengerti Kejawen ini yang bisa memimpin Indonesia. Negara sangat majemuk dengan pluralitas yang tidak bisa ditolak, harus disatukan, bukan dihilangkan. Atau Indonesia akan hilang... sama seperti Sriwijaya (8 abad) atau Majapahit (sekitar 2 - 3 abad). Indonesia 1 abad juga belum, melihat kondisi paham paham asing yang berusaha untuk menghapuskan keIndonesiaan saat ini. Kalau tidak diberangus, mungkin tidak bisa bertahan sampai 1 abad.

Artikel Yang Berhubungan Badan:


6 Response to "SYECH SITI JENNAR"

  1. No name says:

    Terimakasih, saya numpang menyimak artikel SYECH SITI JENNAR keluar juga...salam

    Traktor says:

    Halah, pasti mas Singgih... ini masih icip icip mas.... belum masuk ke intisari kematiannya.

    rudi says:

    indonesia bukan jawa, jawa bukan segala-galanya buat indonesia

    sofyan says:

    mari kita teruskan semangat syekh siti jenar dalam kehidupan ini.....

    Traktor says:

    Sofyan: betul... jangan dengar apa yang disuruh Rudi... minum Yakult... wakakakakaka

    Traktor says:

    Rudi Goblok: jaman Syech Siti Jennar belum ada Indonesia. Yang ada Jawa...

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme