SEX IMING-IMING MASUK NII
Calon Pengikut NII Ditawari Gadis Cantik
Senin, 25 April 2011 | 14:42 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Negara Islam Indonesia (NII) menganggap seluruh ibadah umat Islam di Indonesia tidak sah. Itulah pengakuan AN, 30 tahun, mantan pengikut NII, kepada Tempo, Senin 25 April 2011.
Menurut AN, dia pertama kali mengenal NII pada April 2000. Saat itu dia baru lulus dari STM Negeri di Surabaya. AN diajak teman sekolahnya bernama Ribi untuk mengikuti sebuah pengajian. "Pesertanya cantik-cantik, katanya kamu tidak punya pacar," kata AN menirukan ajakan Ribi. Ribi sendiri sudah menjadi pengikut NII dan telah berganti nama menjadi Ridwan.
AN pun menerima ajakan mengikuti pengajian di sebuah rumah di kawasan Rangkah Gang II Buntu Surabaya. Di rumah itu, tambah AN, terdapat plakat nama sebuah perguruan silat. "Mereka itu berkedok perguruan pencak silat," ujar pria tinggi-besar ini.
Saat pengajian itu, AN langsung ditawari beberapa perempuan pengikut NII untuk memilih salah satu di antara mereka. Jika tertarik, saat itu juga AN dijanjikan langsung akan dinikahkan dengan wanita pilihannya itu.
Saat itu, dengan alasan masih takut sama perempuan, AN menolak tawaran nikah. Setelah menolak dinikahkan, AN bersama 5 orang lainnya lantas diajak masuk ruangan dan mulai dilakukan proses cuci otak.
AN menambahkan, cuci otak dilakukan oleh 3 mubaliq NII. Di ruangan cuci otak itu, salah seorang mubaliq menggambar di papan bahwa Indonesia itu diibaratkan Mekkah, dan NII itu adalah Madinah. Karena itu, untuk menjadi Islam yang benar, harus hijrah dari Indonesia ke NII.
"Lalu saya diajak ke Jakarta karena syarat hijrah harus ke Jakarta," katanya. Lalu AN mengaku diwajibkan membayar mahar sebesar Rp 1 juta. Uang itu, menurut mubaliq NII, sangatlah murah. Apalagi dengan hijrah ke NII, sama artinya melakukan ibadah haji. "Bayangkan saat itu haji harus bayar lebih dari Rp 20 juta, tapi dengan Rp 1 juta sudah sama dengan haji," ujar AN.
Dalam ceramahnya, mubaliq NII juga menilai seluruh masyarakat Indonesia ibarat apel yang ada di tong sampah. "Apelnya tidak najis, tapi kalau mau dimakan ya harus diangkat dari tong sampah, caranya ya masuk NII."
Karena dianggap tong sampah inilah, AN mengisahkan, apa pun yang dilakukan umat Islam di Indonesia tidaklah sah. Mulai salat, zakat, haji, infaq, atau apa pun kalau tidak masuk NII maka tidaklah sah, sehingga kalau tidak masuk NII mending tidak usah salat sekalian.
Doktrin tidak perlu salat inilah, yang membuat AN goyah dan mulai tidak tertarik dengan NII. Apalagi, sejak ikut pengajian, beberapa pengurus NII sering mendatangi rumah AN untuk menagih uang Rp 1 juta sebagai mahar.
"Saya diminta jual sepeda motor, tapi saya tolak. Tapi, saya terpaksa mengamen dan hasilnya saya setor ke NII," kata AN. Saat itu, AN yang masuk NII langsung diberikan jabatan sebagai Ketua Polisi Surabaya. "Di Surabaya NII butuh polisi, camat, dan lurah. Tubuh saya kan besar jadi mereka tertarik menjadikan saya sebagai polisi," ujarnya.
AN juga diancam, jika keluar dari NII, dia akan dihukum pancung. Setelah setengah tahun aktif di NII, AN pun memutuskan keluar. "Saya tertekan karena dikejar-kejar bayar Rp 1 juta. Selain itu saya juga tidak sepakat kalau dilarang salat," ujarnya.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
bahahahaha, bang, kalo ceweknya kayak yg di pic itu yang ditawari, saya gak bakalan nolak. si AN itu mengada-ada kale (atau standarnya si AN aja tuh yang aneh), wong saya dulu ex-aparat NII aja gak dapet model yang cakep gitu, banyak yang disodorkan ke saya, tapi kelas underbone semua, makanya saya belom nikah sampe sekarang, hahahahahha
si AN itu cuma kroco bang, makanya dia termasuk yang dikejar-kejar infaqnya, yang dicuci otaknya, bukan debt collector atau pencuci otaknya yang ditangkap. apa yang dibeberkan si AN itu cuma kulitnya doang, masih level tilawah (hijrah). itu sih masih kategori penipuan (pembuktiannya pun susah), belum menyentuh level ideologis pertahanan NII. kisah model si AN itu bahkan sering dibahas dalam pengajian warga tilawah untuk sekadar icebreaking sebelum binayah (pembinaan).
kalo level aqobah yang tertangkap pasti ceritanya tentang rekrutmen, siapa yang harus ditilawahi dan siapa yang tak boleh. dimana pengajian dilakukan dan bagaimana tata tertib dalam pengajian, dan informasi apa saja yang tidak boleh bocor ke level tilawah
kalo level aparat yang tertangkap ceritanya tentang rotasi teritorial, target jihad diri dan harta untuk masing2 teritorial, bagaimana cara meloloskan diri dalam situasi darurat, bagaimana bersosialisasi dengan lingkungan agar tidak curiga terhadap aktivitas malja' (markas).
seharusnya yang dilakukan untuk memberantasnya harus langsung ke arah ideologis dan dogma. NII berbasis ayat Al-quran, sia-sia dilawan pake hadist atau fatwa. mereka merasionalisasi ayat al-quran dengan contoh2 sederhana, jadi harus dilawan juga dengan ayat al-quran dengan sederhana pula. pasti bakal ketahuan penyimpangan ideologisnya kalo ayat-ayat itu diadu, kenyataan/fakta hanya bersifat penguatan
Tuhan:
Yah mau kroco mau kakap.... yang pasti dia korban NII, dan itu pengakuan dia tanpa ada saya rubah sedikitpun seperti penuturannya pada Tempo.
Sebaiknya dari kroco dulu dibenerin. Agar negara ini tidak semakin terpuruk.
Kalo tingkat kroco ditawari cewek gitu cuantikkk apalagi yang tingkat kakak... wekekekekeke