MATI KETAWA CARA ORANG BATAK


Jadi bukan hanya kalangan Sufi yang sanggup mengetawai diri mereka sendiri. Tanpa gembar gembor pun orang orang Batak sudah sejak jaman dulu kala suka mengetawai kebiasaan mereka sendiri. Dan ini sik, sebagai intropeksi diri kalau mau memandangnya secara positif.

Jadi suatu siang saya dan apara saya marga Pasaribu sedang ketawa ketawa komen komenan di Facebook tentang orang orang Batak. Yah, kami kami juga....

Entah apa yang saya minta padanya, dia ogah menyanggupi... maka...


LUBIS:
"Pelit kali kau apara.... memang betul betul Batak lah kau ini"

PASARIBU:
"Wakakakakaka.... pelit pelit... Mandailing yang dijuluki Manipol (Mandailing Ni Polit) apara.... " (Lubis memang kerap dikempokkan ke Mandailing, karena banyak yang Muslim)

LUBIS:
"Alah.... lebih polit nya Inang Inang Batak apara... kalau pesta bawa keranjang besar di kepala... isinya beras cuman setengah kilo... hahahahaha..."

PASARIBU:
"Hahahaha.... Botul bah! padahal perhiasan yang dipakainya sudah kaya toko mas berjalan ya......"

LUBIS:
"Hehehehehe... iya botul! Habis pesta kalau masih ada saudara sama yang punya pesta, pake minta dibungkus bawa pulang lagi.... wakakakakaka"

PASARIBU:
"Itu kan buat kucing apara..... Wakakakakaka"

LUBIS:
"Hehehehe.... Kurang ajar botul kau apara... Ibumu sendiri kau ejek-ejek....!"

PASARIBU:
"Wakakaka.... Kepalamu lah Apara! Ibumu rupanya tak inang inang ... wekekekeke?"

LUBIS:
"Hihihihi.... Ibuku Cina apara... jadi kalo pesta, berasnya sudah 3/4 kilo...wakakakakaka"

LUBIS + PASARIBU:
"WAKAKAKAAKAKAKAAKA NARITIK...!"

==========

Begitulah kira kira bercandanya orang Batak. Terdengar sangat kasar barangkali bagi ukuran orang Jawa. Tapi asli, itu tidak kasar, itu akrab. Bisa begitu kalau sudah ada semacam jalinan persaudaraan.

Marga Pasaribu dan Lubis memang masih saudara. Masih dalam satu Gank, gank Borbor namanya. Satu Gank juga dengan Harahap, Malau, Damanik, Batubara, Gurning, Sagala, Amabarita dan Purba.

Kemudian, tentang Mandailing, ini sebutan untuk Suku Batak yang ada di Tapanuli Selatan. Kadang mereka tidak suka disebut Batak. Jadi ada kecenderungan Batak itu sebutan untuk Batak Toba. Bahkan Batak yang berada di pesisir banyak yang sudah berubah menjadi Melayu.

Di pesisir Tanjung Balai - Asahan - Sumut, misalnya, banyak marga marga Batak yang sudah tidak tahu apa Batak mereka. Bila ketemu Lubis, anda tanya "Lubis darimana?" nanti akan dijawab, "Lubis Teluk Nibung"

Begitulah, akhirnya adat dan kebudayaan, klan dan marga tergerus jaman. Untungnya di kalangan Muslim Tapanuli Selatan dan Kristen di Tapanuli Utara, penghilangan marga ini tidak terjadi.

Saya sendiri sudah capek menghadapi Batak Batak yang menuding saya Batak Dale. Artinya Batak yang sudah tidak tahu asal usul seperti di pesisir Tanjung Balai itu. Karena aneh sekali kan, mengaku Batak tapi Buddhis.

Ucox, Arman bahkan belakangan Est bermaksud memasukkan saya ke Rekor entah apa, karena Batak tapi Bhiksu... wekekekeke. Lubis tapi Buddhis.

Bagaimana ya?.... Dalam sejarahnya, sebelum masuk Islam dan Kristen di tanah Batak, wilayah itu menganut Hindu Buddha kok. Buktinya, ada Batara Guru (Hindu) dalam kisah asli suku Batak. Kemudian peninggalan sejumlah candi Buddha di Tapsel.

Lalu, Di sayanya sendiri. Marga itu turun dari bapak ke anak laki-lakinya. Agama itu bisa diganti kapan saja. Marga tidak. Kalau anda tidak mengerti hal ini, Maka menurut saya Anda yang benar benar Batak Dale.




Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "MATI KETAWA CARA ORANG BATAK"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme