MENGGADAI NYAWA UNTUK MEMBANGUN MESJID?



Hal kaya gini banyak terjadi di Sumatera. Jadi anda bayangkan. Ketika saya dan ponakan berangkat dari Medan menuju Rantauprapat, melewati jalan lintas Sumatera lintas timur, jalannya sempit, sekitar 6 meter lebarnya. Sudah begitu, jalan itu juga termasuk jalan lintas paling buruk di seluruh republik.

Nah, di tengah tengah jalan itu, diterik matahari panas itu, sekitar 5 perempuan berjilbab berdiri di tengah jalan. Menyorongkan semacam jaring untuk menampung lemparan uang dari pengguna jalan.

Fenomena ini sudah berlangsung lama. Puluhan tahun sejak jaman orde baru. Sangat membayahakan pengguna jalan. Juga sangat membahayakan jiwa orang orang yang mengharapkan infaz tersebut.

Entah sudah berapa kasus terjadi orang orang di tengah jalan itu mati ditabrak truk, mobil atau motor. Tapi kegiatan ini terus berlangsung.

Lalu tahunan, mesjid yang akan dibangun juga gak kelar kelar. Saya melihat juga sedikit sekali pengguna jalan yang melemparkan receh atau uang.

Ini kondisi yang sangat ironis. Apakah kegiatan ini tidak melanggar hukum?

Mengapa tidak ada pelarangan? Apakah karena tujuannya Infaq untuk membangun Mesjid? Saya lebih melihat ini adalah sebuah ketakutan polisi dan aparat keamanan dan ketertiban alias pemerintah yang tidak berani bertindak tegas.

Sampai kapan kondisi seperti ini akan anda lihat? Apakah ini bukan semacam penghinaan bagi Islam itu sendiri? Negara ini berpenduduk Islam paling banyak di seluruh dunia. Untuk bangun mesjid harus sampai turun ke jalan raya dan main main dengan nyawa?

Bila saya ingin melakukan Infaq, saya akan mendatangi Mesjidnya bukan disana. Serahkan sejumlah dana untuk mereka yang benar benar kompeten dalam hal pembangunan rumah ibadah.

Lepas dari kecurigaan dana tersebut dapat diselewengkan. Saya merasa meminta minta dana dengan cara menggadai nyawa seperti itu tidak layak untuk kemanusiaan.

Jalan sempit selebar 6 m itu semakin sempit saja. Antrian juga sering panjang hanya gara gara ada kegiatan amal tersebut.

Entah sampai kapan.

Salam - Traktor Lubis

Artikel Yang Berhubungan Badan:


6 Response to "MENGGADAI NYAWA UNTUK MEMBANGUN MESJID?"

  1. Est says:

    saya juga heran. sudah menggadai nyawa, yg ngasih cuma receh2. giliran rumah ibadah lain mentereng karena umatnya gotong royong nyumbang, dibilang pamer, dst dst..

    Separuh umat Islam Indonesia kalau nyumbang 10ribu seorang kan jadi.. 1.000.000.000.000 waakk.. banyak amat! bisa bikin masjid bagus berapa tuh!

    Traktor says:

    Est: hehehehehe.... saya jadi terusik di Kompasiana. Jangan sampai blog ini terbengkalai deh.

    Realitas yang menyedihkan.
    Kadang bingung juga sih, saat umat yang bergotong-royong bangun rumah ibadahnya dibilang pamer, parno bahkan sampai dihalang-halangi sampai tidak diterbitkan IMB nya... Giliran yang kayak gini bertahun-tahun belum rampung, apa tidak merusak tata kota tuh ?
    Miris

    Traktor says:

    Kata: hahahahaha..... yah namanya juga minoritas di tengah mayoritas.... satu lagi dari MAYORA.

    Kalo kata saya sih emangnya harus begitu ya nasib minoritas??
    Tapi yang minoritas itu bang lae gak pernah ngemis dijalan buat bangun tempat ibadahnya, takut diciduk mengganggu ketertiban umum ( lalu apa kejadian di atas gak ganggu ketertiban umum ya) wkwkwkwkwkwkwk

    Traktor says:

    harusnya tidak, tapi kenyataannya begitu

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme