KONTO , NGENTO , NGEHE !


HOHOHOHO..... Jangan salah paham dulu. Yang saya tulis di judul tersebut adalah contoh kata kata makian yang hampir bisa dipastikan tidak akan terdapat dalam sastra atau film atau seni rupa Indonesia. Ini saya pandang sebagai sebuah kepincangan yang tidak membumi pada karya karya seni Indonesia tersebut.

 Yah iyalah.... Ngapain pula kata kata kaya gitu harus dimasukkan ke sastra yang bersahaja dan bermutu?... Yang nulis ini mungkin sedang kumat sarapnya.

Saya suka mengamati bahasa. Baik yang di Indonesia maupun yang ada di luar. Media yang paling sering saya amati adalah film dan musik. Kata kata diatas sering kok dijumpai di kehidupan sehari hari. Sebagai makian yang dipakai hampir di semua kalangan. Baik kalangan kelas bawah, menangah atau atas.

Dalam kondisi emosi yang sudah berlebihan, kata kata kasar dan tidak senonoh itu meluncur mulus dari mulut siapa saja. Eitssss, jangan protes dulu, saya kan tulis, dalam kondisi emosi yang sudah berlebihan.

Coba anda lihat ke film bule. Jangan yang biasa. Tapi yang berstandar OSCAR. Ambil contoh film apa saja. Tapi jangan film Disney atau film untuk di bawah umur 17 tahun ya....

Bahkan, Disney lewat Touchstone nya yang memproduksi film legendaris 'Pretty Woman'... banyak menyematkan kata kata FUCK yang artinya 'ngentot'! di filmnya. Dan untuk itu, Julia Roberts diganjar nominasi Aktris terbaik.

Demikian juga waktu Julia Roberts as Vivian ngamuk, enak saja bilang 'Asshole' alias lobang pantat! Sebagai pelacur, memang begitu kan gaya bahasanya....?

Nah, anda bayangkan, Fuck di film bule, di Indonesia akan diterjemahkan menjadi, Bangsat, bedebah, dan lain lain yang sopan dan ehem.... berbudaya timur.

Baiklah kita beralih ke Timur. Kita kulik kulik raksasa film dari timur, Boolywood dan Hongkong. Terutama Hongkong. Kata kata dalam bahasa Mandarin dan Kanton sejenis 'Ngentot (phu)', 'kontol (lan ciau)' juga banyak bertebaran.

Saya melihatnya, bukan sebagai usaha si pembuat film untuk menarik pengunjung. Tetapi lebih kepada usaha untuk menggambarkan film yang digarap mempunyai nyawa yang lebih membumi dengan bahasa bahasa yang dipakai masyarakat di sana sehari hari. Tentu saja dalam kondisi emosi yang sudah berlebihan dan tidak terkendali.

Saya menolak SENI sebagai alat pendidikan. Seni adalah media ekspresi. Dari nilai nilai kemanusiaan yang sedang terjadi di sekeliling kita.

Waktu Iwan Fals merilis lagu dengan kata kata menyihir, "lonteku... terima kasih... atas pertolonganmu....." Pada jamannya pendengar mana yang tidak terhenyak. Shela On 7 saja, masih menulis 'kekasih gelapku' untuk Shepia.

Sampai Ahmad Dhani nulis 'pengen' untuk bahasa verbal 'ngentot'.

Bandingkan dengan Lagu peraih Grammy Award - Alanis Moriseete yang berjudul 'You ought to know"...... Lagu penuh amarah itu mengandung kata "when you fuck her...."

Namun, kondisi di Indonesia memang berbeda. Entah apa jadinya kalau ada film super bagus garapan Garin Nugroho misalnya. Daun di atas bantal. Para anak anak jalanan itu sempat kedengaran mengucapkan kata kata kotor yang tidak lajim ada di film Indonesia. Namun masih kurang. Kalaupun ada, pasti digunting sama LSF.

Nah, demikianlah sebagai perbandingan. Jadi, jangan tanya kenapa sastra dan karya seni Indonesia itu sangat susah untuk merebut hati penikmat seni disini. Kecuali musik saya rasa yang benar benar bisa jadi tuan rumah di negri ini.

Salah satu penyebabnya adalah TIDAK MEMBUMI. Bahasa yang dipakai cenderung kaku dan tidak seperti orang Indonesia. Saya membayangkan bagai di suatu alam lain yang baik baik saja, di tengah lingkungan yang sebenarnya sangat parah.

Jadi, jelas jelas tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Salah satu contohnya yah dipemakaian kata kata kotor sebagai makian tersebut.

Ah..... Tulisan ini juga bakal dituding seperti itu. Disampaikan atau dalam hati.

NB: Kalau ada orang yang sudah mengamuk sangat marah di dekat saya dan memaki saya dengan kata 'bedabah' mungkin saya jadinya malah ketawa...... 


Salam - Traktor Lubis
Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "KONTO , NGENTO , NGEHE !"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme