Bahasa Indonesia Sudah Pernah Jadi Bahasa Gaul Asia Tenggara



Kepemimpinan Indonesia di Asean sekarang ini diusulkan menjadi momen untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Asean. Hal ini akan diputuskan pada pertemuan kedua di Kamboja September mendatang.

"Usulan Indonesia, penggunaan Bahasa Indonesia. Usulan ini sudah diterima seluruh delegasi. Thailand, salah satunya, menggunakan bahasa Indonesia, Filipina Selatan menggunakan Bahasa Indonesia. Malaysia menggunakan bahasa Indonesia, Singapura juga. Brunei juga sebagian menggunakan bahasa Indonesia," kata Marzuki kepada para wartawan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (7/5/2011).

Kompas.com

Sangat menarik melihat ke bahasa Indonesia ini. Seperti kita ketahui, rumus bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu + unsur Serapan. Unsur serapan ini bisa jadi merupakan bahasa Daerah dan bahasa Asing. Lebih menarik lagi bila menyadari komposisi penduduk Indonesia pada saat Bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa resmi negri ini dulu.

Kembali kita bermain main dengan data data sejarah.

Indonesia terdiri dari beribu ribu pulau dan beribu-ribu suku dengan beribu-ribu bahasa dan dialeg. Bahkan merupakan yang terkaya dalam hal ini untuk ukuran dunia. Kemudian kenyataan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah suku Jawa. Penduduk Indonesia juga dari dulu sampai saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa sebagai pulau terpadat.

Pusat politik juga selalu berada di Jawa. Bahkan pasa masa imperium Sriwijaya yang merupakan Negara Nasional I berpusat di Sumatera, wangsa Sailendra sebagai penguasa di kerajaan klasik Indonesia itu, lebih memilih Jawa untuk membangun candi termegah di Indonesia, Borobudur.

Ini sebagai bukti bahwa Jawa tetap merupakan poros politik yang budaya paling penting untuk Indonesia. Sampai hari ini. Wacana perpindahan ibukota RI ke luar Jawa juga dinilai terlalu jauh. Walaupun sempat santer ibukota RI akan dipindah ke Palangkaraya yang secara geografis memang berada di tengah tengah wilayah kepulauan Indonesia.

Dengan budaya, politik dan kemajuan yang relatif Jawa Sentris. Menarik sekali para pendiri bangsa dahulu memilih bahasa Melayu + unsur serapan sebagai Bahasa resmi untuk Negara Kesatuan Republik Indoneia. Sumpah Pemuda menjadi tonggak penting atas keputusan ini.

Apakah ini keputusan yang bersifat kecelakaan?

Saya yakin tidak. Banyak sekali keunggulan bahasa Melayu sebagai induk dari Bahasa Indonesia untuk bisa menyatukan negri dengan keragaman budaya sangat majemuk ini. Terutama bila dibandingkan dengan bahasa daerah lain yang banyak digunakan di Indonesia, misalnya bahasa Jawa.

Sejak jaman dahulu, di daerah pesisir dan lintas dagang Asia Tenggara, Nusantara khususnya, bahasa Melayu sudah menjadi semacam Lingua Franca yang artinya kira-kira, bahasa persatuan, bahasa pengantar, bahasa pergaulan dan bantara (bahasa antara). Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa gaul di kalangan pedagang-pedagang di kepualauan Nusantara. Bukan bahsa melayu yang seperti di Melayu Deli - Sumatera Utara, tetapi bahasa Melayu yang sudah bercampur dengan banyak dialeg dari seluruh Nusantara.

Kenyataan lain adalah, bahasa Melayu memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki bahasa Jawa misalnya. Bahasa Melayu tidak mengenal kelas atau semacam kasta. Anda bisa bandingkan dengan bahasa Jawa, yang berbeda dipakai di kalangan priyayi, berbeda dipakai di kalangan kebanyakan, berbeda di strata status sosial masyarakat Jawa. Hal serupa tidak ditemui pada bahasa Melayu.

Dalam bahasa Jawa misalnya, ada kecenderungan penilaian seseorang dari bahasa Jawa yang digunakannya. Seorang dari Solo yang berbahasa Jawa halus akan dipandang lebih priyayi dibandingkan dengan rekannya yang berbahasa Jawa Ngapak. Itu sebagai contoh. Bukan penilaian terhadap geografis. Misalnya, dialeg Jogyakarta berbeda dengan dialeg Jawa-Timuran. Melainkan ke status sosial. Semacam kasta di masyarakat.

Nah, dalam kondisi keragaman Indonesia yang sangat majemuk ini, tentu dirasa kurang tepat oleh para pendiri bangsa ini, bila bahasa yang seharusnya menyatukan keragaman justru menjadi pemisah, status sosial. Maka bahasa Melayu yang berasal dari Sumatera dipilih menjadi dasar bahasa untuk sebuah bayi negara kesatuan yang sekarang kita kenal dengan nama Indonesia ini.

Lalu ke wacana bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Asean. Ini juga sangat relevan. Karena sudah jelas, bahasa Indonesia adalah bahaya yang paling banyak dipakai penduduk di Asia Tenggara. Itu fakta. Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, dengan penduduk yang paling banyak.

Belum lagi pada kenyataan akar bahasa Indonesia yang dari Bahasa Melayu. Indonesia, Malaysia, Brunai, Filipina Selatan dan Singapura akrab dengan bahasa ini. Sementara Vietnam meletakkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang diajarkan di sekolah.

Lebih jauh saya dapatkan info berikut:

Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu, Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu, ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Jakarta.

“Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh, Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.

sumber :http://www.taukahkamu.com/2010/11/bahasa-indonesia-dipelajari-oleh-45.html

Dengan demikian, dari aspek sejarah, sifat, kemudian kepada kenyataan bahwa bahasa Indonesia dipakai luas di banyak negara, gagasan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Asean itu bukan mimpi di siang bolong.

Saya mengira, sudah waktunya negri ini mempunyai sesuatu yang bisa membuat bangga rakyatnya. Nasionalisme akan naik ke derajat mendidih bila hal ini terjadi. Sudah saatnya juga delegasi delegasi Indonesia memperjuangkan misi ini dengan lebih serius, dengan lobing-lobing politik ke negara negara tetangga. Ke Vietnam, Thailand, Kamboja dan negara negara Asean lainnya yang sempat punya hubungan teramat mesra dengan Indonesia.

Jangan sampai momen ini disambar Malaysia, mereka terkenal jagoan dalam hal lobing-lobing politik. Namun keagresifan mereka dalam hal budaya tidak mempunyai modal yang sama besarnya. Kebalikan dari Indonesia. Kita memiliki segalanya, hanya mungkin wakil wakil kita masih lebih mementingkan aspek melancong saat ditugaskan menggolkan sebuah niatan bangsa. Bukan tanpa alasan saya tuliskan alinea ini. Luka saat pulau pulau kita diklaim Malaysia dan menang di lobing tingkat PBB membuka mata kita. Sudah maksimalkah kemampuan berjuang kita?

Dalam segi bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Asean ini, Malaysia bisa saja mengklaim bahwa bahasa Melayu adalah dasar dari bahasa Indonesia. Dan Malaysia sendiri walaupun menganaktirikan bahasa Melayu dengan pemakaian secara luas bahasa Inggris di negaranya akan dengan tidak ragu ragu menyabet kesempatan apapun jika ada celah.

Sampai disana, barulah nanti kita sibuk mengorek ngorek lagi sejarah silam, bahwa bahasa Melayu itu bahasa asli salah satu suku di Indonesia yang sekarang dipakai di Malaysia. Bukan sebaliknya. Gelagat Malaysia mengumpulkan artefak artefak Melayu kuno dari daerah Kerinci dan Minangkabau di Sumatera mengindikasikan ke arah sana.

Mari kita renungkan lagi. Bahasa Indonesia ini punya peranan teramat nyata dalam mewujudkan sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini bahasa yang berakar dari budaya kita sendiri. Bukan dari bahasa India atau Cina yang banyak mempengaruhi kebudayaan lokal kita. Tapi murni dari bangsa Indonesia. Asli dari gugusan pulau pulau Nusantara. Original made in Indonesia. Paling Indonesia







Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Bahasa Indonesia Sudah Pernah Jadi Bahasa Gaul Asia Tenggara"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme