ERIANTO ANAS DIANCAM BOM BUKAN ISAPAN JEMPOL


Sebelumnya saya tidak menyadari ini. Saya juga curiga kemungkinan berita yang saya baca di internet mengenai Erianto Anas yang menjadi target bom No. #1, mengapa tidak muncul di situs berita lain di Internet. Misalnya, mengapa tidak muncul di Kompas, Viva Neww, Detik.com dsb.

Namun setelah saya klik lagi dan lagi. Saya seterti kena palu godam. Saya temukan jawabannya mengapa berita tersebut tidak muncul di media lain. Berita tersebut ternyata bukan berita utuh. Melainkan hanya penggalan sebagian isi dari majalah Tempo edisi Minggu I Mei 2011.

SERANGAN Serpong bukan proyek pertama Pepi. Pada Februari, di sebuah warung Internet di Pondok Kopi, Jakarta Timur, ia menjelajahi dunia maya. Menggunakan Google, ia mencari alamat seseorang bernama Erianto Anas. Ia geram oleh tulisan-tulisan Erianto di Internet, yang dianggapnya menghina Islam.

Berulang kali diketikkan namanya di Google, alamat Erianto tak ditemukan. Pepi lantas mengetik nama lain: Ahmad Dhani, Japto Soerjosoemarno, Gories Mere, dan Ulil Abshar-Abdalla. Musikus Dhani, Ketua Pemuda Pancasila Japto, Kepala Badan Nasional Narkotika Gories, dan mantan Koordinator Jaringan Islam Liberal Ulil, menurut Pepi kepada polisi, merupakan "simbol musuh Islam". Ia menyiapkan kado istimewa: bom buku.

sumber: http://majalah.tempointeraktif.com//id/arsip/2011/05/02/LU/mbm.20110502.LU136594.id.html

Pantas sekali berita tersebut tidak muncul di dunia maya selain di Tempo Interaktif. Itupun muncul pada artikel semacam iklan untuk Majalah tempo yang terbit nya minggu ini.

Begini. Anda masih tahukan majalah? Nah, majalah Tempo adalah majalah Berita paling besar di Indonesia. Majalah tempo juga punya tim investigasi sendiri yang kadang kadang juga membuat saya berdecak kagum pada hasil investigasi mereka yang sering kali lebih akurat dari penyelidikan pihak berwenang sekalipun.

Untuk itu, dalam idelisme majalah Tempo dalam mengemas beritanya, majalah ini sudah bolak balik di perdatakan, didemon, diserang massa, bahkan sudha pernah dicabut SIUP nya di masa Orde baru.

Majalah Tempo bukanlah majalah yang suka menayangkan berita basa basi seperti yang banyak kita konsumsi di Internet lewat portal portal berita semisal, Tempo Interaktif, Kompas.com, Viva News atau Detik.com. Ini majalah serius. Majalah berita teramat serius yang terbit di Indonesia.

Tentu saja berita tentang Erianto Anas sebagai target Bom No. #1 itu tidak muncul di portal berita lain pada waktu itu (2 Mei 2011) Apa nilai jual majalah Tempo minggu ini bila berita tersebut sudah bocor duluan di Internet?

Bila semua portal berita dunia maya sudah menyiarkannya. Tentang Erianto Anas menjadi target pertama Bom Buku, saya yakin malah tidak akan diturunkan lagi di Majalah Tempo. Untuk apa? Sudah basi kan?

Majalah berita harus punya sesuatu yang belum diketahui publik umum atau badan berita lain untuk cetak mereka. Ini berbeda dengan surat kabar misalnya. Surat kabar bisa saja hanya menurunkan berita yang tidak tuntas. Tapi majalah biasanya harus tuntas dan memuat hal hal yang belum diketahui publik. Apalagi untuk majalah berita sekelas Tempo. Yang berani mati nya mirip mirip dengan Erianto Anas sendiri, si target Bom.

Kenyataan lagi, Erianto Anas sendiri sering posting di Forum Tempo Interaktif. Apakah ini cara tempo untuk memberitahu Erianto Anas, sekaligus menaikkan tiras cetak fisik majalah mereka? Ini dua hal yang sama sama menguntungkan. Terlalu berlebihan kan bila pihak Tempo memberitahu Erianto Anas?

Tapi bisa jadi disatu saat Erianto Anas dikontak Tempo untuk urusan radikalisme beragama di Indonesia ini.

Saran saya untuk Erianto Anas, tetaplah menyetir. Jalankan mobil anda dengan melaju atau pelan pelan, itu terserah anda. Namun tetap anda harus ingat, tidak ada supir yang jago! Yang ada supir yang hati hati!


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "ERIANTO ANAS DIANCAM BOM BUKAN ISAPAN JEMPOL"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme