TUHAN DAN NARKOBA


Konsep melepaskan diri dari kemelekatan ini adalah cara untuk melepaskan penderitaan. Semakin sedikit kita melekat semakin sedikit penderitaan. Kemelekatan adalah awal dari penderitaan. Seperti pengakuan anda sendiri, ketinggalan HP saja sewot.

Padahal anda saya yakin pernah hidup di jaman tanpa HP. Tapi mengapa anda sewot waktu HP anda ketinggalan? Itu karena anda melekat kepada HP. Bukan karena HP nya ketinggalan.

Seperti misal, PLN mematikan lampu selama 4 jam di Jakarta. Ini akan menimbulkan sewot dimana mana, caci maki dimana-mana. Saya tidak mengatakan bahwa PLN tidak bertanggung jawab itu bagus. Tapi lebih ke diri sendiri. Mengapa bisa kita demikian melekat pada PLN?

Mengapa bisa saya demikian melekat sekarang dengan Blog saya.

Namun, ada caranya agar lepas dari penderitaan. Jangan melekat. HP tinggal, kalau sangat penting saya masih bisa pinjem HP teman sebentar. PLN mati, saya masih bisa membaca dengan lilin. Tifatul memblokir Porno dari Blackberry, saya masih bisa lihat porno pake Opera Mini.

Intisarinya adalah... untuk apa ngotot? Bahkan kadang sampai ke merk pun kita ngotot. Saya ogah pakai kolor kalo merknya tidak Renoma, misal. Saya gak bakal pakai computer merk lain lagi setelah saya kenal Apple.

Ini kan yang rugi diri sendiri.

Demikian juga dalam hal kemelekatan dalam usaha mencari Tuhan. Bagaimana mencari sesuatu yang belum dikatahui sebagai apa. Yang Islam menganggap Dzat. Yang Kristen mungkin Kasih atau Firman. Yang Hindu sebagai perwujudan Tri Murti. Yang Khong Hu Cu menganggapnya langit, atau Thian.

Bagaimana mencari hal seperti itu? jawabnya sangat pribadi. Metode saya tidak akan sama dengan anda. Namun salah salah hal ini menjadikan semacam kemelekatan psikologis.

Dalam kemelekatan untuk mengenal Tuhan ini, mendorong manusia rela diperbudak. Rela menangis sambil berdoa. Bersujud entah pada siapa, entah pada apa.

Lalu ada lagi konsep manusia sebagai Tuhan. Tuhan itu manusia. Nah ini sudah mempertanyakan lagi. Kalau begitu Yang Maha Esa nya dimana?

Maha Penciptanya dimana?

Benar manusia bisa menciptakan hampir apa saja dewasa ini. Tapi tetap bukan Maha Pencipta.

Di Buddhis ada konsep SammaSambuddha. Bahwa Buddha adalah manusia. Lantas dengan deskripsi deskripsi bahwa Buddha itu manusia yang sudah mencapai pencerahan, maka asumsi dari non Buddhis mengganggap Buddhisme mamandang Manusia bisa menjadi Tuhan. Tapi pendapat ini datang dari kalangan Non Buddhis. Buddhistnya sendiri menolak konsep konsep seperti itu.

Dalam hal menyadari diri. Yang bisa dilakukan adalah menerima. Menyadari kemelekatan, bukan berarti menolak kemelekatan. lahir sebagai manusia adalah kemelekatan. Menyadari ini bukan berarti harus menanggalkan baju, menanggalkan semuanya. Tetapi dengan menyadarinya, adalah langkah menuju kesadaran itu sendiri.

Mengapa saya menuliskan artikel ini, Tuhan itu apa? Ini juga proses dari saya menyadari bahwa saya melekat pada esensi Tuhan tersebut. Yang tidak terdapat di agama yang saya anut. Namun hampir setiap hari saya dengar. Bahkan seringkali menjadi topik favorit.

Bentuk kemelekatan yang sesungguhnya. Mencari Tuhan.

Dengan menyadari kemelekatan ini, bukan artinya saya menolak Tuhan. Tapi lebih kepada sadar. Bahwa saya masih mencari cari tahu... masih melekat untuk tahu, Tuhan itu apa ya?....

Kenapa dalam membalas komen inipun, saya terpaksa memencet SHIFT agar T nya huruf besar.



Artikel Yang Berhubungan Badan:


4 Response to "TUHAN DAN NARKOBA"

  1. Anonymous says:

    kalau benar agama adalah hasil kebudayaan, untuk apa masih beragama. bukankah itu hukum dari manusia? jadi terserah mau patuh atau tidak. sebuah pembodohan dalam agama abrahamic yg menancapkan dogma dalam - dalam bahwa semua itu hukum tuhan. bullshit!!

    Traktor says:

    Jaka sembung bawa golok

    MAS DOT says:

    hahaha.... jaka sembung goloknya ketinggalan di rumah selingkuhannya...

    Toyamas says:

    akhirnya 'Dengan menyadari kemelekatan ini, bukan artinya saya menolak Tuhan. Tapi lebih kepada sadar. Bahwa saya masih mencari cari tahu... masih melekat untuk tahu, Tuhan itu apa ya?....' gaya virus blogernas hahahahaaaa

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme