PKS DAN DEMOKRAT PALING MUNAFIK, GOLKAR TAK TENTU ARAH, PDI-P MENYIRATKAN PERPECAHAN SUAMI ISTRI



Sebenarnya iseng dan sebel melihat kelakuan partai yang saya pribadi menilai paling munafik di republik ini. Banyak Partai Islam, tapi tak ada yang semunafik PKS menurut saya. Berbagai kasus membuat saya berpikir, apakah saya terlalu benci pada partai ini? karena saya non Muslim?

Tapi mengapa saya simpati pada PKB? Yang juga tak kurang pekat hijaunya. Atau dulu PPP dijaman Orde Baru. Saat PDI dikuasai Suryadi, Mega tercampak, dan muncul euforia Mega Bintang. Saya mencoblos PPP kala itu.

Lalu mengapa saya kurang sreg dengan PKS? Saya merasa anggota dewan itu manusia juga. Dan apa yang dilakukan PKS sangat tidak manusiawi. Misal menolak mobil mewah. Ada mentri dari PKS yang bahkan sampai tidak mau bersalaman dengan wanita. Getol sekali menggolkan UU Anti Pornografi.

Maaf saya Sukarnois. Saya ingat di buku Biografi Sukarno. Pernah saya baca, Sukarno menitikkan air mata saat Nasution menggolkan pendidikan agama ke sekolah. Sukarno menuturkan, kira-kira, "kamu lihat nanti apa akibat yang sudah kamu sebabkan pada bangsa ini..."

Saya menyukai semangat Sufi Ir. Soekarno. Sebagai pemimpin bangsa, pemersatu sejati, Soekarno berusaha berdiri di atas semua kalangan. Bahkan pada kaum Komunis, yang sedikit banyak punya peran penting pada kemerdekaan RI. Salah satu pemuda yang mendorong sampai menculik Bung Karno ke Rengas Dengklok itu adalah Aidit. Iya, Dipa Nusantara Aidit, Ketua Umum Partai Komunis Indonesia yang penghabisan.

Nah, kembali lagi ke PKS. Saya sempat bengong pada komentar komentar anggota mereka di TV sehubungan kasus HKBP di Bekasi. Kemudian saya tercengang pada Tifatul yang menolak untuk bersalaman dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Mulanya saya melihat dengan kagum. Masih ada manusia kaya gini di Indonesia.

Tapi lama kelamaan kekaguman menjadi muak. Apalagi melihat dan membaca twit Menkoinfo yang sangat sangat jauh dari citra santun yang berusaha disikapinya. Saya sering mikir... Bagaimana mungkin mereka mereka ini dulu protes Gus Dur suka asbun. Ini mentri jauh lebih asbun dan tidak punya isi kepala.

Lalu belakangan Kedapatan Arifinto Anggota Dewan Perwakilan rakyat dari PKS nonton porno saat sidang pariporno DPR. Ha? Bagaimana ini. Bukannya mereka yang paling getol anti porno? Bukankah sampai Blackberry diobok-obok agar memblokir konten Porno dari browsernya? Wlaau pakai Opera Mini tetap bisa!

Tuhan Maha Adil.

Dalam hal ini saya tidak mau sok alim. Kondisi PKS yang terkenal berimej bersih. Alim alim sangat. Contoh Muslim teladan. Ternyata membuat mungkin salah seorang anggota dewan dari PKS lengah. Yang lebih parah lagi, sang pesakitan ini adalah mantan redaktur salah satu majalah hijau. Punya taman kanak kanak dan termasuk warga teladan di lingkungannya.

Kondisi yanag seakan akan bersih ini membuat manusia tidak waspada. Menjadi sangat berani. Di waktu jam sidang paripurna lagi. Nonton Porno. Namun bravo untuk Arifinto. Langkah anda mundur saya acungi jempol 5.

Apa yang saya pikirkan, ternyata disetujui 49% responden yang mengisi vote yang saya buat di Blog saya ini. Sebanyak 30 pemilih dari 61 menuding PKS sebagai partai yang paling munafik. Artinya saya tidak sendiri.

Lalu diurutan kedua adalah Demokrat. Ini gambaran jelas atas kiprah SBY belakangan ini. Agaknya responden saya sudah muak dengan janji-janji palsu yang dilontarkan SBY. Keamanan yang tak kunjung normal. Bom meledak lagi di Cirebon. Terlalu lunak pada teroris yang banci bersembunyi dibalik Islam.

Hasilnya, 18 responden 29% menuding Demokrat partai Paling Munafik No. 2.

Lalu yang ke 3 adalah Golkar. Kalau ini saya rasa wajar. Golkar adalah partai yang seharusnya berganti logo. Tidak lagi pakai Pohon beringin yang mengayomi, seharusnya pohon kelapa yang selalu ikut arah angin. Atau paling tidak pohon bambu saja. MAna yanag kuat, biasanya ke sana Golkar mengarahkan jabriknya.

Lalu yang terakhir adalah PDI-P. Dengan 6 responden menuding termasuk Munafik. Saya curiga 6 pemilih ini adlaah mereka yang pro ke PKS/Demokrat/Golkar. Soalnya sudah nyaris 2 periode PDI-P menjadi satu satunya partai yang berani menjadi Oposisi. Megawati dalam kebungkamannya tetap menjadi satu-satunya politikus yang masih bisa berjalan di jalur idealis. Tidak mau masuk ke arus koalisi yang merupakan pembodohan bangsa.

Dan Koalisi ini tidak semua orang ngerti. Misalnya saya, Erianto Anas dan Est yang menolak main di arus besar Kompasiana. kami dituding demit, setan, sesat, plagiat dll.... Silahkan. Yang pasti kami berjalan di jalan yang masih lebih idealis. Menulis dari hati. Bukan untuk menyenangkan penguasa.

Balik ke PDI-P. Ini partai yang paling getol menolak UUAP. Mereka walkaout. Diikuti oleh partainya Gus Dur PKB yang abstain. Kesalahan PDI-P adlaah di Taufik Kiemas.

Dia ini politikus. Berusaha untuk tetap punya kuasa. Dia tidak punya kwalitas Sukarno yang tahan menderita seperti yang dimiliki keluarga besar putra putri Sukarno. Begitu juga dengan Puan Maharani. Putri Megawati ini tidak menunjukkan kwalitas Sukarnois saat dikabarkan mulai dekat dengan SBY saat isu resuffle kemarin.

Saya bersyukur masih ada Mega yang waras. Bila di menjelang akhir masa pemerintahan SBY ini PDI-P masuk ke jalur koalisi. Pengorbanan dan perjuangan semua PDI-P setanah air selama hampir 2 periode menjadi Oposisi ini hancur lebur.

Mungkin juga aksi Taufik Kiemas dan Puan Maharani kemarin yang membuat orang memandang PDI-P sebagai partai yang juga munafik. Buat Mega, sudah waktunya pisah ranjang bila perlu. Dari dulu yang merusak PDI-P itu yah Taufik Kiemas. Namun sangat sangat riskan juga untuk membahasnya. Mungkin beginilah bila perempuan Indonesia aktif di Politik, denga suami yang juga pinginnya lebih aktif lagi di politik.

Hasilnya kebijakan partai nyaris sering ditabrak.

Saya setuju 6 angka yang menduing PDI-P ini termasuk munafik. Terutama itu kepada taufik Kiemas dan Puan Maharani yang mulai main api dengan kebijakan partai.


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "PKS DAN DEMOKRAT PALING MUNAFIK, GOLKAR TAK TENTU ARAH, PDI-P MENYIRATKAN PERPECAHAN SUAMI ISTRI"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme