NEGARA ISLAM TIDAK HARUS PAKAI INDONESIA



Saya pernah baca sebuah selebaran yang dikeluarkan oleh orang orang atau organisasi yang punya niat suci untuk mendirikan pemerintahan Islam di Indonesia. Membuang Azas Pancasila, dan memeluk Syariat Islam sebagai dasar negara. Gagasan ini tertuang dalam agenda yang mereka sebut Negara Islam Indonesia atau sering disingkat NII.

Banyak keunggulan keunggulan Islam mereka tuangkan dalam selebaran tersebut. Termasuk pada kejayaan Turki yang sempat mengalahkan bahkan Romawi. Bahwa Islam juga sempat menguasai hampir seluruh Eropa. Dan mengambil Syariat Islam sebagai dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah satu-satunya jalan keluar dari kondisi bangsa yang sangat semraut sekarang ini.

Membaca selebaran tersebut, saya merasa wajar bila ada banyak Muslim yang terperangah akan kebesaran Islam di masa lampau. Dan angan anganpun bertiup pada mereka. Kisah kisah tersebut menjadi pelecut bagi perjuangan mulia, mendirikan Negara Islam Indonesia.

Terutama mereka yang buta sejarah akan dengan gampang sekali terhasut oleh selebaran selebaran atau tulisan tulisan sejenis itu yang banyak beredar di Internet.

Tapi sekali lagi saya tegaskan. Mereka buta sejarah.

Mereka memenggal sejarah tersebut. Memenggal bagian Mongol menghancurkan Turki dan kekaisaran Islam yang demikian besar itu sampai ke akar akarnya dalam hitungan minggu atau bulan, mungkin hari.

Mongol dengan Jengish Khan yang menguasai hampir 1/3 dunia, membuat kejayaan Islam yang dibangun sedemikian lama luluh lantak dalam sekejap. Bagian ini dipenggal. Kemudian yang dipenggal lagi adalah, kenyataan bahwa DNA bangsa Arab sampai hari ini terkontaminasi DNA bangsa Mongol. Ini fakta yang tidak bisa diberangus.

Kesalahan dari hal tersebut adalah mencampuradukkan Politik, Militer dengan Agama. Ini konyol. Dalam sebuah perdebatan, kaum pendukung NII ini bisa berkilah, bahwa akhirnya penguasa Mongol yang menaklukkan Turki itu pun masuk Islam.

Emangnya masuk Islam susah banget ya? Segala cara dilakukan Mongol untuk menaklukkan daerah daerah yang dia mau. Jangankan masuk Islam, membunuh, memperkosa, merebus orang hidup hidup mereka lakukan. Eropa hingga detik ini berhutang pada MONGOL atas gagalnya Islamisasi Eropa karena serbuan Mongol secara mendadak ini.

Dengan cara yang paling kejam dan sadis yang bisa dipikirkan manusia itu baru Mongol bisa menaklukkan daerah mana saja. Benar, daerah mana saja... Kecuali Nusantara, khususnya Jawa sebagai sentral politik Nusantara di masa lampau.

Jadi jangan semakin bodoh protes, Jawa bukan segalanya. Indonesia bukan Jawa. Benar sekali. Duluan ada Jawa baru Indonesia. Di tahun tahun ini belum ada Indonesia. Kepikiran juga belum. Nusantara itu sekitar 17.000 an pulau. Berapa persen yang sudah ada manusianya?

Maka Jawa dari dulu, dari wilayah yang kita kenal sebagai Indonesia ini adalah pusat dari politik Nusantara bahkan Asia Tenggara, termasuk Thai, Kamboja, Campa dll. Jadi sekali lagi jangan so stupid, tinggalkan dulu kedaerahan yang fanatik, kalau ingin menelaah sejarah Indonesia jaman dulu.

Bahkan Sriwijaya lewat wangsa Sailendra membangun Borobudur itu di Jawa, bukan di Sumatera tempat pusat kerajaan dengan dinasti paling awet sepanjang sejarah (8 abad). Anda bisa bandingkan sendiri dinasti Mongol yang memerintah Cina tahan berapa lama? 2 abad? Atau dinasti Chin atau Han atau Ming? 2 - 4 abad? Majapahit 4 abad?

Sriwijaya bisa sampai 8 abad.

Nah, kembali ke gagasan NII penting karena kejayaan Islam dulu. Yang ternyata habis digasak Mongol dengan sekali hembusan Nafas. Mongol yang tak pernah gagal untuk menguasai daerah manapun. KECUALI...... MONGOL GAGAL MENGUASAI JAWA.

Sekali dalam sejarah kejayaan Mongol, Gagal menaklukan daerah lain, yah Jawa.

Kertanegara merusak Mengki utusan Mongol. Mongol membalas dengan menyerbu Jawa dengan armada paling kuat yang pernah menyerang Jawa. Mongol dikadali Raden Wijaya, yang kemudian mendirikan Majapahit.


Peristiwa nyaris sama dilakukan Soekarno sewaktu memproklamirkan negri ini. Soekarno mengkadali Jepang yang bermaksud menyerahkan NKRI kembali ke Sekutu/Belanda.

Dan sejarah bisa membodoh-bodohi orangkan....

Penggagas dan pendukung NII yang percaya begitu saja akan kejayaan Islam di masa lampau itu. Bila ngerti sejarah dan melihat kembali ke sejarah Klasik Jawa/Indonesia tak bakal berani mengambil kisah kejayaan Turki tersebut untung mengganti NKRI menjadi NII.

Eropa/Romawi ditahlukkan Turki/Islam - Turki/Islam - ditahlukkan Mongol.

Mongol - mau menaklukkan Nusantara/Jawa/Indonesia Sekarang - GAGAL TOTAL! Sisa sisa orang Cina dan Mongol yang tak berani pulang ke Cina/Mongol, sekarang banyak terdampar di Pulau Bangka dan Kalimantan.

Mungkin bila kejayaan Turki Usmani itu dipakai untuk propaganda Islam di negara lain seperti Malaysia atau Filipina selatan, it's ok... bener bisa dipakai.

Tapi di Indonesia... Wakakakakaka.... Mongol saja tidak bisa menguasai negri ini!

Tapi yah itu tadi, mental orang Indonesia di jaman modern pasca rezim Soeharto ini teramat sangat lemahnya. Karena negara kacau balau, pedenya menguap. Yang ada adalah sibuk cari ideologi asing. Ideologi asing yang sayangnya berasal dari daerah yang ternyata hanya satu kontinen dan sangat homogen. Apa bedanya Arab dengan Israel secara biologi? termasuk homogen kan. Masih satu suku kalau di kita Indonesia.

Tapi di Indonesia. Orang Jawa dengan orang Batak saja bedanya puarahhhh.

Sudah begitu, bila ideologi asing yang sukses menyatukan wilayah nya yang seperti itu, apa relevan untuk Indonesia yang sangat majemuk ini? Makanya bullshit itu negara liberal! NKRI atau MATI. TITIK!


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "NEGARA ISLAM TIDAK HARUS PAKAI INDONESIA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme