NABI SAYA ADALAH PLN, SELALU MATI TAPI PASTI HIDUP LAGI
Judul: NIETZSCHE PLN IMMORTALITY
Sub Judul: Mati Berkali Kali Tapi Selalu Hidup Lagi
Catatan Pendamping: Herman Hatchiiiii
Cetakan ke IX April 2018
Terbitan: TL Publisher
Sub Judul: Mati Berkali Kali Tapi Selalu Hidup Lagi
Catatan Pendamping: Herman Hatchiiiii
Cetakan ke IX April 2018
Terbitan: TL Publisher
PLN TELAH MATI
Itulah kejadian yang hampir setiap saat dihadapi penduduk Indonesia dewasa ini. Mungkin tidak begitu sering kejadiaannya di daerah daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan. Namun di daerah daerah seperti Sumatera Utara dan Kalimantan. Udah capek deh.
Tapi PLN adalah seperti Tuhan, immortality Tak Terbunuh. Seringkali dibunuh oleh pemikiran pemikiran dari abad ke abad. Tapi akan tetap hidup lagi di mana saja di pelosok bumi ini. Mati sesekali, tapi pasti akan hidup lagi.
NUKLIR MENANTANG!
Bencana nuklir Jepang baru baru ini agaknya menciutkan niat penggunaan teknologi nuklir untuk mengatasi krisis energy di tanah air. Sebagaimana diketahui matahari sebagai pusat tata surya adalah sumber energi satu satunya di bumi ini. Proses nuklir di tubuh matahari itu menjadi bahan bakar bagi kehidupan di bumi. Tak salah orang Jepang menganggap Dewa Matahari adalah sebagai sumber kehidupan mereka.
Belajar dari sang Tuhan Matahari, proses yang sama pernah menghancurkan Nagasaki dan Hirosima.
Namun, Nuklir jelas menantang. Berbiaya sangat mahal, namun bisa menghasilkan energi yang tak terkira banyaknya.
“MATI LAMPU ADALAH HIDUP LAMPU YANG TERTUNDA.”
Ah, jadi ingat lagu dangdut yang diplesetkan itu.... Mati lampu... ayahku tahu... aku sedang berdua dengan pacarku....
Lagu dangdut Koplo yang ringan. Tentang ketakutan seorang gadis remaja bila ketahuan ayah, sedang pacaran dengan kekasihnya. Hmmm.... Bagaimana tentang ketakutan bila tidak bisa mengenal Tuhan? Bagaimana ketakutan akan gelap seandainya Tuhan itu adalah terang... Mati lampu hari ini, nanti pasti hidup lagi kok. Yakin saja... Kalau tidak, yah ganti lampunya dengan lilin, lampu teplok atau... udah masuk kamar tidur, senam arab... bila mati lampunya terjadi di malam hari.
GELAP TAPI PANAS,
SEPI, MENJENGKELKAN.
Bgaimana tidak panas coba? Mati lampu, gak ada genset, AC mana bisa hidup? Buka baju nongkrong di teras lah... siapa tahu ada yang lewat, naksir... asik juga. Tapi sialnya kan mati lampu, mana kelihatan? Apa cahaya lilin ini cukup?
Jadinya yang ada sepi. Dan ini menjengkelkan... Tak ada listrik. PLN mati. Mau ngenet gak bisa. Blackberry juga battery nya tinggal 1 garis, HP juga begitu samimawon!
Sejak saat itu....
Kalau sudah mati lampu, saya lebih memilih jalan jalan ke MALL... pasti ada lampu. Bisa cuci mata, ngopi yang sedap sedap.... Itu kalau mati lampunya di bawah jam 10 malam.
==========================================================

Itulah kejadian yang hampir setiap saat dihadapi penduduk Indonesia dewasa ini. Mungkin tidak begitu sering kejadiaannya di daerah daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan. Namun di daerah daerah seperti Sumatera Utara dan Kalimantan. Udah capek deh.
Tapi PLN adalah seperti Tuhan, immortality Tak Terbunuh. Seringkali dibunuh oleh pemikiran pemikiran dari abad ke abad. Tapi akan tetap hidup lagi di mana saja di pelosok bumi ini. Mati sesekali, tapi pasti akan hidup lagi.
NUKLIR MENANTANG!
Bencana nuklir Jepang baru baru ini agaknya menciutkan niat penggunaan teknologi nuklir untuk mengatasi krisis energy di tanah air. Sebagaimana diketahui matahari sebagai pusat tata surya adalah sumber energi satu satunya di bumi ini. Proses nuklir di tubuh matahari itu menjadi bahan bakar bagi kehidupan di bumi. Tak salah orang Jepang menganggap Dewa Matahari adalah sebagai sumber kehidupan mereka.
Belajar dari sang Tuhan Matahari, proses yang sama pernah menghancurkan Nagasaki dan Hirosima.
Namun, Nuklir jelas menantang. Berbiaya sangat mahal, namun bisa menghasilkan energi yang tak terkira banyaknya.
“MATI LAMPU ADALAH HIDUP LAMPU YANG TERTUNDA.”
Ah, jadi ingat lagu dangdut yang diplesetkan itu.... Mati lampu... ayahku tahu... aku sedang berdua dengan pacarku....
Lagu dangdut Koplo yang ringan. Tentang ketakutan seorang gadis remaja bila ketahuan ayah, sedang pacaran dengan kekasihnya. Hmmm.... Bagaimana tentang ketakutan bila tidak bisa mengenal Tuhan? Bagaimana ketakutan akan gelap seandainya Tuhan itu adalah terang... Mati lampu hari ini, nanti pasti hidup lagi kok. Yakin saja... Kalau tidak, yah ganti lampunya dengan lilin, lampu teplok atau... udah masuk kamar tidur, senam arab... bila mati lampunya terjadi di malam hari.
GELAP TAPI PANAS,
SEPI, MENJENGKELKAN.
Bgaimana tidak panas coba? Mati lampu, gak ada genset, AC mana bisa hidup? Buka baju nongkrong di teras lah... siapa tahu ada yang lewat, naksir... asik juga. Tapi sialnya kan mati lampu, mana kelihatan? Apa cahaya lilin ini cukup?
Jadinya yang ada sepi. Dan ini menjengkelkan... Tak ada listrik. PLN mati. Mau ngenet gak bisa. Blackberry juga battery nya tinggal 1 garis, HP juga begitu samimawon!
Sejak saat itu....
Kalau sudah mati lampu, saya lebih memilih jalan jalan ke MALL... pasti ada lampu. Bisa cuci mata, ngopi yang sedap sedap.... Itu kalau mati lampunya di bawah jam 10 malam.
==========================================================

- Leo Bagus Pranata23 April 2011 01:39:11Sebenarnya itu adalah akibat monopoli yang dilakukan PLN. Coba perusahaan listrik ada banyak, ada swasta juga yang mengusahakannya, pasti banyak pilihan dan PLN ga sembarangan mati hidup.
Btw, saya baca berulang-ulang mencari sesuatu yang “nyambung” dengan Nietzchie.
Tapi kok ga ada ya…SukaHapus | Balas |
Traktor Lubis23 April 2011 01:46:22Plesetan Erianto Anas yang mendewa-dewakan pemikir barat! urusan PLN aja ribet gini kok… hihihihiSukaHapus | Balas |
Traktor Lubis23 April 2011 01:47:29Oh iya…. Neitzhe itu mau dibunuh berapa kali juga pikirannya akan hidup lagi… di kepala orang orang yang demen sama pikiran dia…
Kan sama kaya PLN… Immortality.SukaHapus | Balas |
Leo Bagus Pranata23 April 2011 01:52:14Jiahhh disama-samain…wakakaka…..
Kalau gitu sama juga dengan teroris, tetep selalu ada meskipun bolak-balik ditangkapin..
Ternyata selain PLN banyak juga yang immortality.SukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
Leo Bagus Pranata23 April 2011 02:10:11Oalaaahhh….beneran tooo…
Saya baru nyadar kalo postingan ini masuk ke rubrik humor.
Padahal saya bacanya sok serius.
Hahahahahahahahaha………….
(ketawa dulu ah, kan humor)SukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
R-8223 April 2011 01:39:31aku mau curhat nih
barusan mati lampu di rumahku
cape bangt.. tadi pagi ampe jam 6 sor
eh jam 9 mati lagi.. ini baru nyala lagi
hmmm
pot menarikSukaHapus | Balas |
Traktor Lubis23 April 2011 01:48:01makanya sakti kan PLN… selalu mati, tapi pasti idup lagi… hihihihiSukaHapus | Balas |
"o- Pink"23 April 2011 02:09:36hahaha…ngak tahu yah selalu ketawa baca tulisan anda…kadang serius..kadang nyeleneh…but it’s oke..selama pembaca menikmati, knp menulis harus terhalang…ya ngak?…
ah udah ah, saya mau ngekhayal dulu…met malam mas….SukaHapus | Balas |
Traktor Lubis23 April 2011 02:12:58Komedi yang cerdas itu selalu begini… gak usah pake kecebur got, dilempar tart… dan lain lain…
wekekekeke… makasih ya..SukaHapus | Balas |
"o- Pink"23 April 2011 02:26:00ya tart-nya jangan dilempar dunk, kasih saya aja, mumpung lagi program gemuk nih…pahala jadinya kalo ngasih saya tart…ehheheSukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
Gibb
Traktor Lubis23 April 2011 02:13:24hihihihi… lebih sakti daripada LAZARUS…. bisa idup mati berkali-kali…SukaHapus | Balas |
Choirul Huda23 April 2011 02:18:51xi xi xi…
mulai lagi ne, Bang Traktor?
Yang sekarang lebih renyah dan menggigiiiit ^_^
* * *
Saya vote ah, Menarik.
Met pagi menjelang malam.SukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
Choirul Huda23 April 2011 04:32:13Keren Bang TL.
Oh ya, saya belum sempat singgah ke Blog Abang.
Koneksi Flash lagi error, internetan jadi putus nyambung.
Nanti, saya tinggalin jejak ke sana ya.
^_^SukaHapus | Balas |
Go Flexipreneur23 April 2011 02:26:08Inspiratif…
freidrich niethzce adalah seorang filsus jerman aliran existensialism…
dia adalah orang yg selalu mencoba membunuh tuhan dalam pikirannya, tapi selalu gagal dan tidak bisa…
saya adalah salah satu penyuka karya2nya, mendobrak dan menantang…
sama seperti PLN, bisa hidup dan mati tapi selalu dibutuhkan…
salam kenal bwt semuanya, ghufron al ghozali (tangerang selatan online)
fb,ym&twitter@goflexipreneurSukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
Alek Laksana23 April 2011 02:28:58hahahahahahahahahahahCatatan Pendamping: Herman HatchiiiiiwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkSukaHapus | Balas |
Traktor Lubis
Traktor Lubis
Alek Laksana
Traktor Lubis
Leo Bagus Pranata
Brama Aditya
Hahahaha...
Asli anda kreatif.
Tidak kehabisan akal.
Bisa aja hahahaha....!
Hahahahaha.... lihat catatan pendampingnya, asli penggemar ente. hihihihi
Katanya dia penggermar GM.
Itu buku2 saya banyak yg pengantarnya ditulis oleh GM. Kenapa tidak anda tambah kata Tolol di belakang HH itu. Tentu akan lebih seru.
Anda ini suka sekali menghina yg sudah hina
Hihihi.... saya suka tulisan ini. Untung ada mall..
Est... mall mana mbak, saya sekarang sukanya gak ke Mall lagi, tapi ke Gramed di Matraman. Dekat, dan bisa ngopi di dunkin' hehehehehe
Sedikit menambahkan:
[KUTIP]
Namun, Nuklir jelas menantang. Berbiaya sangat mahal, namun bisa menghasilkan energi yang tak terkira banyaknya.
---
Yang mahal infrastrukturnya, tapi energinya nantinya jadi murah sekali. Jauh lebih murah daripada menggunakan BBM. Jadi menurut saya, PLTN itu lebih cocok dikatakan 'menggoda', bukan menantang, hehe. Apakah kita 'tergoda' untuk mendapatkan energi murah, tapi lengkap satu paket dengan segala resikonya?
emangnya lagi di jakarta? baru gw mau ledekin apa ada mall di kampung? hehe...
saya lagi makan bika ambon medan, sambil mikir, orang Batak ini nggak pede sama sukunya sendiri, bikin kue aja kok dinamai pake suku lain.
xi xi xi...
PLN benar-benar Immortal.
Rumah saya aja, tiap dua hari sekali pasti kebagian jatah "gelap-gelapan"
Tapi aneh ya, kalo giliran bayar mesti tepat waktu...
Ikutan Vote ah, Inspiratif ^_^
makan nuklir ah di mall..:)
http://www.kompasiana.com/edibaharifadil