MENGAPA MUSLIM SUSAH BERSATU?


Mengutip sebuah wacana yang ditulisakan seorang teman Bloger ditulisan ini:


Saya terutama, sangat tertarik pada wacana ini:

Penyebab lemahnya umat muslim terletak pada kerentanan persatuan dan kesatuan umat, gagal mengedepankan ukhuwah islamiyah yang menggiring kepada tatanan persatuan seutuhnya. Masih banyak di sana-siani terjadi cerai berai diantara sesama, terperosok ke dalam suasana lembah permusuhan. Meskipun hal tersebut tidak diakui terang-terangan.


Sesama muslim, adalah bersaudara dan bersatu. Tetapi di balik itu, kerap terjadi ketajaman perbedaan pendapat dalam banyak hal, termasuk dalam berpolitik dan kekuasaan. Tidak adakah, jalan untuk berpaling dari suasana bermusuhan di antara sesama muslim?


Kondisi yang dialami umat Islam ini sangat tergantung pada Ustadz. Ustadz fital bagi umat Islam, tidak sevital posisinya di kalangan umat lain. Misalnya di Kristen, Pendeta atau Pastur itu tidak sevital ustadz di Islam.

Demikian juga di agama lain.

Nah, menjadi polemik, karena ustadz ini bisa muncul dengan beragam karakter. Ada ustadz yang sangat dogmatis. Ada ustadz yang mendorong umatnya anarkis. Ada usdtaz yang mendorong umatnya egois.

Saya rasa, pendidikan ke ustadz-an perlu diperbaiki. Perlu dipikirkan standart khusus untuk menjadi ustadz yang seharusnya ini yang dipikirkan MUI.

Karena Ustadz ini yang berdakwah pada umat kan. Umumnya umat males baca kitab dan belajar sendiri. Lebih percaya omongan pak Ustadz.

Kondisi paling parah adalah, umat dihasut oleh ustadz ustadz tersebut untuk mengikuti beliau dan pemikiran beliau, penafsiran beliau atas apa yang kita kenal dengan Islam. Allahu akbar, Muhammad dan sebagainya dicomot sebgitu saja untuk mengakomidir apa yang dimaui sang ustadz.

Ada juga ustads yang tidak sengaja, tidak sadar bahwa dia tengah menjeruskan umat. Meletakkan paham paham tertentu pada penafsiran pribadinya atau penafsiran kelompoknya pada wajah Islam yang seharusnya dibina nya.

Tak jarang ustadz adalah pemicu sensitifisme warga. Umat merasa terbakar, saat ustadz berbicara mengenai sebuah issue yang berkaitan dengan Islam. Usdatz usdatz yang berdakwah ini berbicara seakan akan umat berada di jaman Jahilliyah.

Nah... Tidak semua umat Islam setuju dengan pandangan ustadz ini. Banyak yang menolak. Banyak yang sadar bahwa akidah yang harus diikuti Muslim adalah apa yang ada di Al Quran. Demikianlah, ada umat yang sadar bahwa mereka sedang mempelajari ISlam, bukan mempelajari bangsa Arab.

Lebih lanjut lagi, Ustadz yang tidak berbesar hati akan merasa dilecehkan oleh umatnya yang sadar ini. Sehingga muncul lagi dakwah yang membakar umat.

Kemudian bila terjadi dialog agama, mungkin dengan pemuka agama lain. Muslim entah kenapa sangat curiga pada hal hal yang bisa dicapai umat agama lain. Ada semcam ketakutan yang mungkin pernah dijadikan ancaman ke mereka, bahwa mengakui kebenaran yang terjadi di pemeluk agama lain sudah sama dengan mengakui kebenaran agama lain, yang berarti sama saja dengan murtad.

Lalu akan dikutiblah kalimat dalam Alkafirun sebagai pamungkas pembelaan diri. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Kalau sudah begitu, maka diskusi yang alot dan liat akan putus begitu saja. Segala hikmah menguap ke langit bersama mimpi.

======

Yah memang semua orang punya alasan sendiri untuk berpendapat apa saja. Bagimu pendapatmu, bagiku pendapatku. Begitulah kira kira. Saya menulis ini, yah ini pendapat saya.

Tapi jangan lupa. Bila hal seperti itu anda jadikan sandaran terus. Pencuri juga punya alasan sendiri mengapa dia mencuri. Demikian juga perampok. Pemerkosa, penjudi, pezina, anonim anonim di Blog yang tidak mau menunjukkan jati diri.

Semuanya penganut Alkafirun, kalau kita tidak hati hati meletakkan ayat tentang toleransi umat beragama itu. Dalam lingkup Islam sendiri, ayat tersebut bisa jadi juga yang menciptakan perpecahan di Islam. Islam menjadi tidak bersatu. Karena masing masing merasa benar sendiri.

Satu bait renungan lagi kalau boleh saya tambahkan. Manusia bisa bersatu dalam kondisi yang dianiayah. Anda bisa check ke sejarah. Indonesia bersatu karena ditindas Belanda, disolimi Jepang. bangsa Israel bisa keluar dari Mesir karena bersatu di bawah kepemimpinan Musa dari perbudakan Mesir. Islam disampaikan Muhammad dalam kondisi masyarakat yang sangat saling tindas di jaman Jahiliyah. Demikian juga kisah awal Kristen yang habis habisan ditindas oleh sejarah. Hingga akhirnya bisa bersatu seperti di waktu waktu sesudahnya.

Tapi umat Islam di Indonesia sering kali merasa dizolimi, ditindas. Sementara pada kenyataannya umat Islam di Indonesia sangat susah bersatu. Maafkan saya kalau mengajukan kalimat berikut, "..... bahwa sebagian Muslim yang merasa tertindas itu sebenarnya tidak tertindas, tapi lebih kepada ketakutan sendiri, entah oleh apa..."


Demikian pendapat saya. Lebih dan kurang saya mohon maaf sebelum dan sesudahnya.

Salam - Traktor Lubis  
Artikel Yang Berhubungan Badan:


2 Response to "MENGAPA MUSLIM SUSAH BERSATU?"

  1. Est says:

    riweh, kemrungsung sendiri.. gw gak tau bahawa indonesianya apa.. hehe

    Traktor says:

    roso roso risih mbak....

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme