LEGENDA MUSIK INDONESIA ITU BERNAMA IWAN FALS




Terus terang saya benar benar suka pada Iwan Fals pada saat saya masih duduk di SMP kelas 1. Saya ingat betul waktu itu. Lagunya benar benar kena di saya. Kisah tulis tulisan pantun anak ABG yang sudah mulai berani main main cinta.

Lagu yang saya maksudkan adalah Buku Ini Aku Pinjam, satu kolaborasi manis antara Iwan Fals dengan Ian Antono. Waktu itu saya belum tahu sama sekali Umar Bakri atau Bung Hatta. Buku Ini Aku Pinjam, memang hits Iwan Fals yang paling abadi bagi saya rasanya.

Lagu tersebut menurut saya membawa Iwan Fals masuk ke level ketenaran yang belum pernah dicapainya. Kondisinya seperti ini. Saat itu untuk musik pop Indonesia, ada 3 kubu. Pop Kreatif yang cadel cadel di T nya itu, Pop Cengeng yang banjir air mata, dan kubu Rock yang energik.

Pangsa pasar ketiganya berbeda. Pop Kreatif umumnya didengar oleh orang orang gedongan. Rock oleh mereka yang muda dan sedikit urakan. Sementara Pop Cengeng, disukai oleh mas mas dan mbak mbak yang juga seringkali menyukai dangdut.

Lagu Buku Ini Aku Pinjam milik Iwan Fals itu bisa berdiri di tengah tengah ketiganya. Iramanya yang sederhana dengan lirik yang sangat kuat dan manusiawi membuat lagu tersebut berbeda dengan aliran aliran lirik di Pop Kreatif. Sementara Ian Antono menghembuskan nafas Rock pada lagu Pop itu. Kemudian lagu tersebut juga bisa diterima kalangan penyuka Pop Cengeng. Soalnya lagu tersebut memang sangat melodius. Tanpa kord kord miring yang bikin kuping kebanyakan keriting.

Kemudian cengkok menyanyi Iwan di lagu tersebut yang sedikit banyak mengingatkan saya pada model model Tommy J. Pisa. Yah, masih ada cengkoknya. Tapi tentu saja versi Iwan Fals. Yang kalau didengar sekilas, mirip banget dengan warna suara Adi Bing Slamet.

Singkat kata, Buku Ini Aku Pinjam, jadi lagu wajib remaja masa kini di masa itu.


Yang Tersendiri
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 49 tahun) adalah seorang penyanyiberaliran balada dan country yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.

Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Kripdan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.

Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara. Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.


Yang Terbuang

Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror. Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.


Yang Terlupakan

Kematian Galang Rambu Anarki anak sulung laki-lakinya merupakan pukulan berat bagi Iwan. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Menarik, dalam suasana emosi kematian Galang, dikabarkan Iwan Fals menelepon Gusdur untuk menanyakan tentang boleh tidaknya seorang Muslim dimakamkan di rumah pribadi. Gusdur menjawab dengan mengatakan bahwa menurut hukum Islam diperbolehkan, hanya peraturan pemerintah DKI Jakarta melarang. Masalahnya tanah di Jakarta sudah sangat terbatas. Ada peraturan khusus mengenai perihal pemakaman ini. Namun kalau di luar Jakarta diperbolehkan. Atas nasehat Gusdur itulah Iwan Fals lalu teringat Leuwinanggung – Depok – Jawa Barat, rumahnya sekarang.

Tidak bisa di sembunyikan dari umum bahwa Iwan Fals sempat mengalami kehidupan urakan yang akrab dengan narkoba. Masa masa ini terjadi saat proyek proyek Swami dan Kantata serta Album Matadewa. Namun menurut pengakuan Iwan, saat dia sudah tobat, Iwan justru menemukan anak sulungnya Galang ternyata ‘make’.

“Galang, kamu make ya?”
“Mau apa papa tahu, pa?” begitu jawab Galang waktu itu.

Sampai Galang Rambu Anarki meninggal. Iwan merasa sangat terpukul. Merasa gagal menjaga anaknya sendiri. Kurang perhatian dan sebagainya. Iwan menyalahkan dirinya sendiri.

“Galang, kamu sudah selesai, Bapak belum…… Galang, kamu sudah selesai, Bapak belum…” Begitu ucapan spontan yang meluncur dari bibir Iwan Fals disela sela isak tangis saat memandikan jenazah anaknya Galang Rambu Anarki.

Sampai sekarang pihak keluarga Iwan Fals hanya mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kematian Galang adalah karena Asma. Walau spekulasi di luaran tetap saja miring.

Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.

Semenjak kematian Galang, penampilan Iwan Fals juga berubah. Kesannya Iwan Fals mulai melunak. Saat itu Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.

Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarier.

Banyak yang menilai bahwa sekarang Iwan Fals sudah mapan dan cara berlirik lagunya sudah tidak setajam dulu. Namun saya melihatnya justru sekarang Iwan Fals lebih nyeni dalam berlirik. Hal ini dibuktikannya dengan meluncurkan album Manusia Setengah Dewa. Kritik pedasnya tetap menyengat, walau sudah memakai banyak idiom dan kiasan yang membuat pesan pesannya justru semakin menggores tajam bagi siapa saja pendengarnya yang ngerti makna dibalik kata lagu lagu Iwan.

Iwan Fals juga semakin sering berkolaborasi dengan generasi muda pemusik tanah air. Satu tindakan positif, yang sayangnya bag saya kok kayanya perpaduannya tidak klop. Aneh mendengar suara Iwan diiringi musik yang digarap Ahmad Dhani misalnya. Apalagi dengan gaya setengah melayu di lagu Hancur yang dikerjakan Jamrud.

Masa masa solo terbaik Iwan adalah dengan Ian Antono. Kemampuan maksimal Iwan Fals selalu bisa dipaksa keluar oleh Ian Antono. Album Sumbang, 1910 (yang ada lagu Buku Ini Aku Pinjam, Yang Terbuang dan Ibu) dan Mata Dewa adalah bukti klopnya kerjasama Ian Antono dengan Iwan Fals. Ian Antono juga nyeni Rocknya. Klop dengan Iwan Fals yang sebenarnya nyeni banget.

Ah, mendengarkan album 1910, lalu lanjut ke Matadewa terus ke Antara Kau, Aku dan Bekas Pacarmu, benar benar nikmat sambil menuliskan artikel ini. Jujur, saya memimpikan Iwan Fals kerja bareng Ian Antono lagi. Mungkin untuk yang terakhir. Tidak harus masterpiece seperti dulu. Tapi bisa menjadi kenangan manis untuk solidnya seni yang sudah kawin diantara gitaris/arranger dan vocalis/penulis lagu yang sangat sangat kharismatik itu.

Oh, iya Kebanggaan saya pada Iwan Fals sempat memuncak saat Iwan Fals dinobatkan oleh Time sebagai salah satu Pahlawan Asia dari Indonesia.


Salam - Traktor Lubis
Artikel Yang Berhubungan Badan:


2 Response to "LEGENDA MUSIK INDONESIA ITU BERNAMA IWAN FALS"

  1. Orang_Indonesia says:

    Saya sangat setuju sekali kalau Iwan Fals bisa lagi memunculkan karya-karya terbaiknya...
    Karya-karya Iwan Fals sungguh fenomenal, lagu-lagunya tidak lekang oleh zaman. Walaupun saya belum hidup pada masa keemasannya. Tapi saya bisa merasakan kejayaan itu dari lagu-lagu sang legenda hidup ini... Belum ada yg bisa menandingi karyanya di bumi Indonesia ini. Salam OI...

    Traktor says:

    salam OI juga

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme