Saya Lebih Suka Meditasi Sambil Eek Daripada Meditasi di Vihara


Meditasi pada dasarnya adalah usaha untuk sadar, menyadari apa yang terjadi. Terutama pada gejala-gejala yang ada di tubuh melalui pikiran. Itu mengapa untuk pelajaran meditasi pemula, disarankan menyadari nafas dulu.

Meditasi bukan konsentrasi. Tapi jauh lebih sulit daripada sekedar konsentrasi. Kalau tidak percaya, saat anda membaca tulisan ini, berapa kali pikiran anda melayang layang ke Mall? Berapa kali pikiran anda melayang ke "bagaimana sih sebenarnya si Traktor ini?" atau berapa kali pikiran anda melayang ke rangking Alexa si Traktor yang makin seret dan mampet?

Meditasi bisa dilakukan dengan berhasil, bila pelakunya berusaha melepaskan. Melepaskan pikriannya kemana-mana, tapi tetap menyadari. Dengan demikian baru pikiran bisa dikendalikan. Dengan demikian baru tercipta khusuk, konsentrasi.

Itu mengapa Sidharta Gautama saat bertapa 6 tahun di hutan Uruvella tetap sadar, ada rombongan pengamen lewat memainkan nada nada sumbang.... Kalau tidak ada kejadian itu mustahil Dhamma bisa dibabarkan seperti sekarang.

Nah, proses melepaskan ini yang sulit dipahami. Bila pikiran masih menolak. Moso sih ibadah dilakukan sambil eek...? Moso sih ibadah dilakukan saat menstruasi....?! Moso sih ibadah dilakukan saat bersenggama....?

Itulah keterikatan. terikat pada situasi, kondisi dan tempat.

Aroma tak sedap di toilet itu aroma yang ironisnya datang dari diri anda. Toilet sekarang bersih sekali kok. Di mall toilet bahkan banyak yang sistem kering. Jauh lebih bersih dari Citteya mungil di dusun kelabu. (Citteya - Vihara yang kecil).

Jadi apa masalahnya meditasi di toilet dengan di Vihara?

Di Vihara banyak gangguan. Salah salah anda bukan meditasi, tapi pamer kepada orang banyak, bahwa anda rajin meditasi. Tak ada yang tahu apa pikiran anda saat duduk dengan posisi teratai di lantai dingin bhakti sala itu. Meditasi sambil eek sunyi senyap. Jarang ada yang ganggu, kecuali anda eeknya kelamaan, sementara ada orang lain yang mau eek juga.

Untuk itu, meditasi bukan tidur. Tapi sebaliknya sadar.... anda harus sadar menghayati bagaimana eek anda memaksa memutar mutar usus di perut anda ingin keluar. sekaligus indra pendengaran anda mendengar suara 'cemplung' saat potongan eek itu menyentuh air. Dan sekaligus, indra pendengaran anda jangan dipakai buat mendengar suara cemplungan eek saja. tapi dengar juga kresek kresek di luar taoilet... ada orang gak? Kalau anda merasa ada yang nunggu di luar.... bergegaslah... sadar....! Jangan nikmati eek itu. Nikmati pikiran sadar anda. Bila anda bisa menikmati eek anda yang kerasnya kaya batu, hati hati... bisa bisa anda akan mencoba untuk menikmati disodomi...... wakakakakaka kaburrrrrr

Jadi mengapa saya lebih suka meditasi sambil eek?

Sebenarnya bukan hanya sambil eek. Meditasi bisa dilakukan sambil berjalan. Belanja. Membaca, membuat tulisan ini dan sebagainya. Tidak harus di Vihara.

Vihara itu tempat tinggal anggota Shangha yang juga sekarang berfungsi sebagai tempat ibadah berjemaah/rame-rame.

Kalau sendirian, saya lebih suka meditasi di mana saja. Tidak di Vihara. tapi di Vihara kalau ada kesempatan juga oke. Yang penting tidak terikat tempat. Tidka terikat kondisi. Tidak terikat situasi. Menghindari pamer. Dan...... bagi saya, toilet lah tempatnya....

Siapa yang mau ngintip di toilet? Ngintipnya mungkin mau.... tapi baunya....?

Itu menurut saya loh!





Artikel Yang Berhubungan Badan:


4 Response to "Saya Lebih Suka Meditasi Sambil Eek Daripada Meditasi di Vihara"

  1. Gina says:

    Tulisannya suka, tapi itu gambar apaan sih? Serem amat.

    Traktor says:

    Gambar hantu horor jepang... hihihihihi

    Jimenez says:

    coba check di Sutta, bagian mana yang ada cerita rombongan pengamen lewat memainkan nada nada sumbang ?

    Traktor says:

    Jinenez: Sorry bos, kisah umum ini, bahkan di relief Candi Borobudur pun ada. Dan saya tidak hapal dari sutta mana saja kisah kisah itu.

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme