Satu Dekade Berlalu, Cinta Belum Juga Berlabuh


Aku ingin dapat pacar yang seperti ini. Sebenarnya tidak neko neko sih, yang penting setia, pengertian, dan nyambung kalau kuajak ngomong soal apa saja. Aku juga tak peduli apakah dia secantik Sophi Sophoiku atau semontok Atun. Mau kaya atau miskin hmmm... tak ada hubungannya barangkali.

Bila kutemukan pacar yang seperti itu, hari ini.... aku bersumpahhhh... Seperti lagu dangdut, akan kulabuhkan dermagaku untuk mereguk cintamu. Malam-malamku tak kan lagi sunyi. Kenistaan mungkin tak lagi singgah. Dan kurasa itulah saatnya aku akan menikah.

Namun hidup mengajarkan lain.

Berulangkali aku hanya ketemu bajingan bajingan tengik. Yang mencintaiku hanya untuk sekedar tidur bareng. Walau sama sama enak... tapi belum bisa membuatku melabuhkan dermaga. Hanya jangkar saja yang turun. Nakodah tetap mengamati dari puncak kapal.

Dan akhirnya dunia jungkir balik.

Cinta dan air mata... selalu menyertaimu... kekasih... kini kuucapkan kepadamu, selamat tinggal sayang.....

Kapal tidak jadi berlabuh. Mengarungi samudra lagi, jauh kemuju kutub utara. Apabila kutemukan pulau. Berpenghuni atau tidak berpenghuni. Disitulah buat api unggun untuk menghangatkan diri.

Kesepian yang mencekam, kesendirian yang menggigit.

Paulanka yang mengejek..... I don't like to sleep alone.... Sad to think, some folks do.... hahahahahahaha Anjing kutu kupret!

Langsung kapal berkelana lagi, mencari dan mencari, berpetualang dengan semilir angin barat, menuju laut selatan. Mencari setetes cinta yang terpendam.

Dan cinta... entah berapa ribu kali terucapkan. Selalu disertai air mata. Dua sisi cinta. Dua sisi dunia. Tak ada orang gila yang mau memelihara burung liar tanpa disangkarkan.

Tapi aku benci sangkar. Aku tak suka dibelenggu. Aku cinta. Tapi bukan kerbau yang dicucuk hidungnya. Tidak. Kebebasan itu mahal. Dan usia menggelayuti. Batara kala menemani. Menggoreskan keriput keribut di sekitar mata. Di dahi, di leher.

2001 - 2011 -
Satu dekade sudah berlalu.
Cinta belum juga berlabuh.


Artikel Yang Berhubungan Badan:


8 Response to "Satu Dekade Berlalu, Cinta Belum Juga Berlabuh"

  1. Gina says:

    Beneran gpp kalo semontok Atun? Kalo gt, sama saya saja... saya masih antara Sophi Sophoiku dan Atun kok, hahaha.

    Lha piye toh Bang, Waisak kemarin masih pacaran, sekarang kok wis bar, hihihihi.

    Btw saya suka banget paragraf terakhirnya. Seperti suatu "kegalauan" yang indah... mendikotomikan 'sangkar' dengan 'kebebasan', dan 'kebebasan' dengan 'keriput di sekitar mata'.

    Traktor says:

    Gina: hahahahaha.... itukan sindiran satir....

    Coba perhatikan, tidak ketemu yang seperti atun saja putus... tapi ngomongnya kaya atun gpp... hihihihihi artinya, saya sedang mengetawai ada org yang curhat ke saya. tapi, gak terungkap, takut dia marah.... geli yg kurasa kupendam, setelah beberapa bulan, jadilah tulisan ini... hihihihi

    Gina says:

    Aduh kasian, orang curhat kok disindir2. Kalo dia berkunjung ke blog ini paling ya ngerasa juga jadinya, hehehe.

    Traktor says:

    Dijamin kaga.... soalnya kan ini pakai kaca mata aku... hahahaha kalau merasa yah... sukurlah, artinya kan... kalau dia sempurna, mana mau sama situ... gitu saja. wakakakakaka

    Est says:

    ini pengalaman pribadi kah? kasihan amat..

    Traktor says:

    Iya, pengalaman pribadi Esther.... wekekekekekekeke

    Gina says:

    Oh, tenang aja... justru karena saya perfeksionis, saya ga mau sama yang sempurna. Merepotkan! hahahaha.

    Est says:

    hihihihi.... ngaku ajaaahhh.. ini pengalaman pribadi kan??

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme