Mengapa Anak Anda Dipaksa Belajar Puisi?


Apakah para pakar pendidik kita berpendapat bahwa sangat baik untuk mendidik bangsa ini menjadi sastrawan? Atau coba pikir? Apa gunanya sih anak anda disuruh guru Bahasa Indonesia nya nulis puisi? Bikin cerpen? Ngarang? Berfiksi ria?

1. Imajinasi
Fiksi dan sastra akan sangat bagus untuk olahraga mempertajam imajinasi. Dengan fiksi dan sastra, manusia bisa mencurahkan hayalannya, imajinasinya dan hal hal yang hanya terjadi di pikirannya menjadi sebuah cerita yang bisa saja inspiratif. Anda bayangkan 100 tahun yang lalu, bila ada penulis cerita yang menuliskan fiksi yang berisi manusia berkomunikasi tanpa bertemu muka, tanpa kabel telpon, mungkin dianggap ngayal.... Tapi dari fiksi tersebut, akhirnya sekarang anda internetan pun pakai handphone. Kalau tidak ada imajinasi, bagaimana manusia bisa berevolusi? Semakin beradab?

2. Pemahaman
Bahasa sastra adalah bahasa yang sulit dimengerti. Untuk apa coba mengartikan puisi? Dari kecil, dari TK anak anda dan anda sendiri sudah dicekoki dengan puisi. semakin naik umur anda, semakin jelimet dan membosankan puisi yang diberikan untuk anda artikan. Untuk apa? Anda toh tidak berminat jadi penulis puisi. Amit-amit jabang kingkong!

Itulah tololnya anda! Bahasa puisi itu merangsang otak bebal anda untuk memahami. Dengan biasa memahami dan bisa mengartikan sebuah puisi, anda akan semakin gampang mengartikan sebuah bahasa fisika, bahasa biologi dsb dsb....

Banyak ilmuan besar menulis buku, dan yang mereka tulis adalah fiksi. Walaupun pakai embel embel Ilmiah. Seperti Stephen Hawking.

=============

Dua hal tersebut, menjadi dasar anda untuk bergelut di kehidupan anda. Tanpa menghayalkan apa yang ingin anda capai, anda tidak akan bisa menyusun dugaan. Tanpa ada dugaan, mustahil anda menyusun hipotesa. Tanpa hipotesa anda tidak akan mengumpulkan bukti bukti. Tanpa adanya bukti bukti, apa yang hendak anda uji? Kalau begitu apa yang bisa dijadikan kesimpulan?

Metode Ilmiah akan gugur dan tidak bisa dilakukan tanpa Fiksi.

Gejala gejala yang anda lihat disekeliling anda. Newton kejatuhan apel. Fiksinya main.... kenapa yah? mungkin ini dan mungkin itu. Baru masuk ke metode ilmiah. Menyusun hipotesa, mengumpulkan data, mengumpulkan bukti, menguji, baru kemudian menuliskan kesimpulan berupa teori gravitasi. Yang ajaibnya justru bisa dirasakan dan tidak bisa dilihat atau diraba. Fiksi sekali kan Teori kampungan Gravitasi itu?

Tapi itu ilmiah. Hanya orang yang iqnya tidak sampai, menganggap ah.... itukan hayalan si Newton.

Nah, kalau daya nalar pada hal hal fiksi anda selebar daun teh, jangan salahkan orang lain yang punya nalar selebar Cengkareng. Kalau anda tidak bisa mengerti fiksi. Saya yakin anda tidak akan punya daya cipta. Alias manusia pekerja yang tidak punya inisiatif dan kreativitas. Percuma pake nama Wahyu. Wahyu itu juga FIKSI.


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Mengapa Anak Anda Dipaksa Belajar Puisi?"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme