Lebih Enak Pacaran, Daripada Ikut Kebaktian Waisak [Padahal Saya Buddhis]


Umur 1 - 6 saya sering diajak tetangga ikutan ngaji alib bata,sa dsb dsb.... Walau gak sampe Hattam!

Umur 6 - 15 saya malah tiap minggu ikut sekolah minggu di Metodhist atau HKBP. Soalnya kan buku kebaktian harus distempel gereja. SD dan SMP di sekolah negri di pedalaman mana ada guru untuk agama Buddha. Jadi yah saya daripada tidak dapat nilai agama, lebih baik ikut ke gereja tiap minggu. Kalau tidak ada nilai agama. Saingan saya untuk dapat rangking bisa agamanya 9 saya paling dapat nilai kasihan, 6. Rugi.... Lagian, belajar agama itu tak ada salahnya. Kemudian lagi, asiknya, saya dapat ilmu olah vocal. Jadi, disitulah saya belajar menyanyi, di gereja....

Lagu seperti Aku Berserah, Tuhan adalah Gembalaku, Ada orang buta dsb dsb.... sampai sekarang masih hapal sekitar 60%.

SMA kelas 1 sekolah di swasta. Disini sudah ada guru agama Buddha. Karena saya masuk ke sekolah Yayasan yang banyak muridnya orang orang dari etnis China. Saya murid paling jahat di kelas agama Buddha. Selalu ngotot Tuhan! Sementara ibu Sri Hartati ngotot Tuhan tidak ada!

Haiya...... Cilaka! Tiap minggu harus ikut kebaktian di Vihara. Kebaktian yang sangat membosankan. Baca paritta, konsentrasi ke patung batu atau semen berbentuk manusia aneh yang duduknya kaku banget. Tegak lurus begitu. Tapi lumayan, tidak porno lagi patungnya. Dibanding di Gereja dulu, wekekekekekeke...

Eh, Kelas 2 SMA malah dipilih jadi Ketua Muda Mudi Vihara. Astaga... gawat ini. Satu bait paritta pun tak ada yang hapal. Mampus..... Pilihan terbanyak malah memilih saya jadi Ketua.

Aduh.... Terpaksa.... Sekali lagi, awalnya terpaksa. Dengan perasaan serem dan sedikit tidak iklas. Acara nonton Friday the 13th sering gagal gara gara harus memimpin puja bhakti untuk orang yang meninggal. Sialnya, hampir setiap minggu pasti ada yang meninggal.

Salah satu tugas Ketua Muda Mudi adalah memimpin Puja Bhakti. Apalagi bila Pembina Muda Mudi absen. Mungkin dia pacaran. Dan saya ketiban sial.

Dari dulu seingat saya, saya paling tidak suka acara acara seremonial. Dibilangin duduk meditasi malah asik mukulin nyamuk. Heran, itu banthe (bhiksu) botak-botak bisa tahan meditasi jam-jaman dipinggir hutan. Tanpa bentol bentol lagi. Tidak pake autan. Katanya, kalau menghayati Karania metta Sutta (Syair Cinta Kasih gilang gemilang) mahluk apapun tidak akan mengganggu. Jangankan ular, nyamuk pun enggan.

Tapi saya tetap saja diganggu nyamuk.

Kalau perayaan Waisak. Umat banyak sekali. Saya selalu cari-cari alasan agar tidak masuk ke tim upacara. Lebih enak di seksi konsumsi atau keamanan. Bisa ngeceng, bentak bentak pada yang culun culun. Tapi biasanya, gak usah dibentak, asal kupelototi udah pada ngacir.

Nah, itulah mengapa saya tidak pernah ikut perayaan Waisak. Apalagi kebaktiannya.

Saya tidak sendiri. Banyak umat Buddha seperti saya. Yang menghayati ajaran Buddha tanpa harus ikut-ikutan melakukan puja bhakti. Sampai sekarangpun saya belum pernah dibabtis. Pembabtisan umat biasanya dilakukan saat hari hari besar agama. Misalnya di acara Waisak, atau Kathina atau Asadha.

Saya ngacir duluan.... hihihihi... Makanya bila teman teman saya sekarang sudah ada yang dipanggil Romo Thamrin, Romo Widya, Romo anu dsb dsb.... Saya belum punya nama Buddhis. Nama saya masih tetap ini... asli Indonesia punya.

Acara Waisak itu bisa jadi dari pagi sampai malam. Pagi dilakukan pemandian pada patung bayi Sidharta. Siang kebaktian ini. Malam dilanjut lagi kebaktian itu. Membosankan bagi saya. Sungguh sungguh membosankan.

Libur Waisak bawa berkah. Saya bisa pacaran sepuas puasnya.



Artikel Yang Berhubungan Badan:


9 Response to "Lebih Enak Pacaran, Daripada Ikut Kebaktian Waisak [Padahal Saya Buddhis]"

  1. Hahahaha....
    Saya suka sekali tulisan ini.
    Dan tulisan seperti inilah yang bermanfaat dipublis di Internet, dari pada tulisan yang mengarang setinggi langit, tapi isinya mitos dan citra diri.

    Est says:

    Lagu Ada Orang Buta itu lagu apa ya?? hihihi... ngarang ah...

    Traktor says:

    Est: Itu lagu yang dinyanyikan waktu minta sumbangan di sekolah minggu....

    Ada orang buta... duduk minta minta.....
    pada suatu hari Jesus melewati
    Karna cinta Jesus jeli matanya

    jeli matanya.... jeli matanya....

    karna cinta jesus, jeli matanya....

    Traktor says:

    Erianto NAAS: Suka tak suka itu juga keterikatan. Semua orang tak suka obat... tapi kalo sakit pasti harus minum obat. Aku juga tak suka baca tulisan tulisan pemikiran baratmu.... karena, bagiku itu pemikir barat modern, copycat pemikir pemikir Asia jaman kuno.

    Est says:

    ooh.. kayaknya pernah denger.. ente udah sembuh kah? tempo hari katanya sakit..

    Traktor says:

    Masih dalam penyambuhan, tapi sudah banyak baikan.

    Est says:

    Ooohh.... kudu gue masakin arsik biar sembuh kali yah... hihihi...

    http://www.estherwijayanti.co.cc/2011/05/selamat-hari-waisak-untuk-traktor-lubis.html

    Aku juga tak suka baca tulisan tulisan pemikiran baratmu

    Maksudnya anda tidak sanggup memahami Filsafat?

    Traktor says:

    EA: Bukan hanya filsafat, tetapi semua tulisan yang berat. Mau sastra, seni, atau apa kek, kalau terasa seperti baca buku fisika.... aduh. Kaga deh.

    Dan menurut saya ini netral saja, sebagai selera dari pembaca. Tidak negatif atau positif, netral saja. Suatu kondisi yang tercipta.

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme