KOMENTAR SBY SOAL KEMATIAN OSAMA



Komentar SBY Atas Berita Tewasnya Osama?

OPINI | 03 May 2011 | 00:55397 27  5 dari 5 Kompasianer menilai aktual

Ini kejadian yang cukup pelik. Masih ingat waktu Obama sukses jadi presiden Amerika beberapa waktu yang lalu. Bagaimana SBY langsung mengucapkan selamat. Istana juga menyambut dengan gegap gempita.

Kematian Osama Bin Laden yang dikabarkan langsung oleh Obama ini kasus yang pelik. Musuh No. #1 Amerika punya penggemar fundamentalis yang luar biasa banyaknya di negri ini. Saya sudah lihat di status facebook banyak orang. Kira kira yang bernada, ‘Osama bisa mati tapi ajarannya tidak pernah mati’ tak terhitung banyaknya.

Artinya, di kalangan orang orang Indonesia, Osama Bin Laden itu menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya sebagai gembong teroris, ada yang menganggapnya pahlawan atas ketertindasan Islam.

Sebagai negara yang turut serta mendukung program anti terorisme, selayaknya SBY gembira mendengar gembong teroris No. #1 di dunia itu tewas. Tapi sebagai presiden di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia saat ini, SBY akan mikir mikir ribuan kali. Dan yang terjadi adalah… yah kita tunggu saja.

Saya ingin mendengar atau mengetahui apa komentar bapak presiden mengenai kematian Osama Bin Laden. Paling tidak, komentar ini bisa menjadi bahan pertimbangan saya dalam hal menilai serius tidaknya presiden dengan komitmen memberantas terorisme di Indonesia yang belakangan ini semakin sering terjadi. Sangat sering. hampir setiap hari… wahhhhh sudah mengerikan sekali rupanya…. Sampe Erianto Anas dijadikan sasaran BOM….

Sumber: www.traktor.co.cc

  • 3 May 2011 01:03:54
    Osama adalah teroris, terlepas dari hal itu, saya malah melihatnya simbol perlawanan atas ketertindasan.. sya sendiri sangat benci teroris, siapa pun dia mau Islam kek, mau bukan, gak peduli, yang pasti sya benci teroris.
    Cuma.. kadang saya juga sangat sakit kalau kata Islam selalu dikaitkan dengan terorisme, sebab bapak saya, emak saya, nenek saya, semua keluarga saya Muslim.. dan kami adalah teroris.. sangat menyakitkan…
    terimakasih ulasannya.. sangat menarik…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:06:49
    nah, kalau melihat ke komentar anda, adalah kesalahan menganggap Osama sebagai pahlawan Islam
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:15:00
    saya tidak menganggap pahlawan, justru terkadang saya benci pada tindakannya yang gegabah.. sya hanya melihat, melihatnya sebagai simbol perlawanan atas ketertindasan, terlepas ketertindasan agama, negara, atau kemanusiaan, hanya itu yang saya bisa lihat dari perlawanan ketertindasan sepanjang sya hidup, selebihnya saya hanya melihat sejarah tentang perlawanan ketertindasan dari buku, atau film..
    yang sya sayangkan adalah.. akibat Osman itu yang membuat islam jadi dituding jaman, difitnah kehidupan.. pernahkah orang yang memfitnah Islam melototi seluruh manusia yang memeluk agama itu satu-satu.. tidak adakah etika bahasa di dalam hidup ini yang lebih sopan, spesipik, tidak bernada generalisasi pada golongan…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:21:00
    Fenomena ini cukup unik. Selain Islam, banyak agama lain di muka bumi ini. Yang bukan Kristen juga sangat banyak. Itu kalau kita memandang Islam vs AS/Barat.
    Tapi mengapa justru Islam?
    Ini hanya orang orang Islam yang bisa menjawab.
    Lalu bagaimana menyikapi Bin Laden? haruskah dia dibiarkan? Karena dia simbol dari perlawanan dari ketertindasan? Dengan korban jiwa yang tidak sedikit?
    Saya coba mengutip tulisan ini dari Blog saya mengenai radikalisme dalam tubuh Islam:
    “………
    Said Agil Siraj menuliskan, lahirnya sekte ekstrim dalam sejarah islam – yang mana itu sangat dicela oleh Nabi muhammad – sudah ada sejak abad pertama Hejriyah. Kelompok ini mulai berani menunjukkan diri di hadapan nabi Muhammad pada bulan syawal tahun 8 hijeriyah, saat nabi Muhammad baru saja memenagkan perang Thaif dan Huiain. Tiba-tiba seseoang yang bernama Dzul Khuwaishirah dari keturunan Bani Tamim maju kedepan dengan sombongnya sambil berkata, “berlaku adillah, hai Muhammad!” nabi pun berkata, “celakalah kamu, siapa yang akan berbuat adil jika aku saja tidak berbuat adil?” lantas umar berkata, “wahai Rasulullah, biarkan kupenggal saja lehernya.” Mabi menjawab, “biarkan saja!.”
    Ketika orang itu berlalu nabi bersabda, “akan lahir dari keturunan orang ini kaum yang membaca Al-Qur`an , tapi tidak sampai melewati batas tenggorokannya (tidak memahami subtansi misi-misi Al-Qur`an dan hanya hafal di bibir saja). Mereka keluar dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang buruannya. Mereka memerangi orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Kalau aku menemui mereka niscaya akan kupenggal lehernya seperti halnya kaum ‘Ad.” (HR. Muslim pada kitab Az-Zakah, bab Al-Qismah). (hal 11)
    Kelompok salafi Wahabi ini hampir persis meniru cara hidup Rasulullah Mereka memakai sorban, bercelana diatas tumit dan berenggot panjang sejatinya itu bagus. Tetapi, hal yang bersifat simbolik itu tidak cukup untuk dinilai bahwa dia telah mengamalkan ajaran Islam. Ulama` terdahulu, seprti Imam Syafi`I, Al-Ghozali, dan sejumlah tokoh Islam terkemuka lainnya juga mempunyai jenggot panjang dan memakai sorban. Namun, Islam tidak cukup hanya dengan jenggot dan sorban saja. Sebab, ajaran Islam sangat luas dan tidak bisa diwakili hanya dengan simbol belaka……”
    silahkan baca selengkapnya: http://www.traktor.co.cc/2011/04/sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi.html
    Saya tidak menyarankan hal tersebut menjadi satu satunya acuan. Tapi yang seperti itu sangat jarang dipublikasikan. Thanks.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:32:04
    saya tidak memandang osamah bin laden simbol perlawanan islam, anda bisa kembali membacanya. saya memandangnya simbol ketertindasan, mungkin di sini akan banyak mengkaitkan sejarah atau latar belakang dua kubu itu..
    tentu saja pada tindakan osama saya benci, apalagi di sini yang dibawa langsung pada Islam.. padahal ada latar belakang lain yang mendalangi insiden itu… maksud saya spesifik, lebih konkreet, bukan langsung hajar ke Islamnya atau ajarannya. Saya pribadi gak rela Islam di fitnah, dan saya juga tidak sudi bom bunuh diri, atau kasus gedung WTC itu disebut jihad.. itu bukan jihad, menurut saya, bukan pula cara membela Islam.. cuma sudut pandang lain yang saya pake untuk melihat kasus Osama…
    Ini pandangan saya tentang Jihad
    http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/21/bom-bunuh-diri-jangan-bawa-bawa-ajaran-islam-%E2%80%9Cjihad%E2%80%9D/
    BTW, menarik sekali di malam ini berdiskusi dengan Om TL…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:32:15
    mungkin dipengaruhi budaya juga kali ya….kalo di perhatikan di sumatera tidak seperti yg dikomen diatas,atau tidak mayoritas bang tl kan bisa mengamatinya juga disana,
    cuman makin kesini pergerakan manusia kan lebih cepat …
    benar ngak ?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:38:28
    Oh iya, tentang simbolisme agama, saya justru yang menolak simbol bulan tsabit dan bintang…
    saya tadi main ke web Om TL, dan saya hanya bisa ngomentari, bahwa saya salah satu yang tidak menyukai wahabi, Islam radikal, saya tidak suka itu.. Islam adalah jalan cinta kasih, rahmatan lil’alamain…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:52:55
    Mengapa saya katakan Orang Islam yang harus menjawab sendiri. Karena pada kenyataannya mereka mereka itu mengatas namakan Islam dalam melakukan aksi aksi mereka. Kemudian lagi, ada kecenderungan di kalangan Islam, tidak bisa membedakan perbuatan baik dan buruk. Asal Islam harus dibela mati matian.
    Saya katakan kecenderungan. Tidak pukul rata. Tetapi ada. Dan sialnya lagi, yang seprti ini yang disukai media. Apa apa yang dilakukan Gus Dur, Cak Nur, dll jarang mendapat publisitas yang memadai.
    Gus Dur semasa hidup justru sering jadi bahan cemooh. jadi ketawaan di mana mana. Bahkan di media besar dulu judul judul provokatif sering kali melecehkan Gus Dur.
    Coba anda bandingkan dengan pemberitaan mengenai Aksi Teroris yang mengatasnamakan Islam. Tidak ada yang berani bersikap dengan tanda ‘!’
    Itulah gagasan tulisan ini. SBY sebagai orang no. #1 di Indonesia. Bagaimana kira kira pandangannya?
    Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengapresiasi terbunuhnya buronan teroris dunia nomor wahid, Usamah bin Laden, Ahad, 1 Mei 2011, di Pakistan. Kendati dirayakan oleh banyak warga Amerika, Priyo meminta pemerintah dan masyarakat Indonesia biasa saja menyikapinya.
    “Kami bisa pahami jika di Amerika bersorak gembira. Pemerintah kita tidak perlu bersorak, tapi mengapresiasi, jangan cepat bergembira,” ujar Priyo di Gedung DPR, Senin 2 Mei 2011.
    Priyo mengatakan, Usamah selama ini dianggap sebagai musuh terbesar abad ini, bahkan menjadi buruan kelas satu melebihi pimpinan narkoba. “Prestasi luar biasa. Saya ucapkan selamat kepada Amerika dan negara-negara sekutu karena telah melumpuhkan orang terkuat sebagai inspirator terorisme dunia,” katanya.
    Namun, menurut Priyo, kematian Usamah tidak serta merta menghentikan seluruh gerakan terorisme, termasuk di Indonesia. Pasalnya, terorisme bersifat ideologi. Meski Usamah sudah mati, ideologinya sudah beranak pinak ke berbagai tempat.
    Untuk menangkis munculnya terorisme di Indonesia, Priyo mengatakan, seluruh elemen masyarakat harus tetap menunjukkan kewaspadaan tinggi. “Karena di Indonesia antara satu pelaku dan lainnya tidak menjadi satu network jaringan yang rapi,” ujarnya.
    Dia juga meminta kinerja aparat intelijen semakin diperkuat, sehingga bisa mengendus kegiatan terorisme sejak dini.
    =============
    Nah, cukup jelas kan…. Paling tidak kita sudah tahu bagaimana sikap DPR, mungkin diralat lagi. karena di DPR lebih leluasa berbicara.
    Saya juga setuju. Merayakan kematian Osama sangat tidak relevan bagi Indonesia.
    Yang justru sangat relevan adalah bagaimana pandangan SBY mengenai hal ini, karena kita negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, yang sekarang sedang terpuruk, salah satunya dihajar beragam aksi teror.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:03:16
    Waah seru diskusinya.
    @ Traktor: Bagaimana sikap kita seharusnya sikap Islam?
    @ Dasam: Osama simbol perlawanan atas ketertindasan?
    Baca selengkapnya disini:
    Pendapat Erianto Anas tentang Tewasnya Osama bin Laden
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:04:30
    Hahahahaha, sudah kubaca….. lebih menarik kasus bom daripada Osama, karena sangat relevan sama saya….
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:09:27
    Relevan dibagian apanya dg Traktor?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:12:43
    Relevan, dari sisi kemanusiaan. Saya kenal anda, walau hanya di dunia maya. Tapi walau maya, siapa bilang ini tak nyata.
    Kalau Osama? Hmmm saya lebih tertarik membahas spekulasi atas kabar gembira sekaligus dukacita ini. Soalnya, kaitan bathin saya dengan dia, dalam nilai nilai kemanusiaan sama sekali nihil.
    Saya lebih tertarik. ke kasus bom anda. Karena, anda teman saya.
    Orang Islam akan tertarik dengan kasus Osama, karena seiman. Saya tidak memiliki ‘kualitas’ tersebut.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:14:58
    Amerika dan barat sangat relevan dengan Osama, karena musuh mereka. sekali lagi saya juga merasa tidak punya ‘kualitas tersebut.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:16:45
    Osama dan EA, sama sama orang tertindas barangkali. Dengan sisi yang berbeda menurut saya.
    Tapi saya sering baca tulisan EA… sementara saya tidak tahu apa visi Osama? Jangankan tulisan dia, apa misinya sebenarnya pun saya tidak tahu.
    Oleh karena itu, saya merasa lebih relevan dengan kasus bom yang ditujukan ke EA.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:20:09
    Saya tidak merasa memusuhi Osama. Saya juga tidak merasa mengagumi dia. Yah… netral saja. Osama yah Osama. Dia punya alasan yang pasti bagus buat dia dalam menjalankan aksinya. makanya sampai dia berani menggadekan nyawanya. Innailahiwainailahirojiun….
    Itulah pendapat saya. Sebagai manusia, yang sama sama manusia dengan Osama. Kematian itu kabar buruk.
    Sebagai manusia yang punya visi dan pandangan hidup, beda lagi. Bagaimanapun mati, tanpa diadili adalah salah. Tapi kejadian sudah terjadi. Osama sudah mati. Kalau benar mati?!
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:24:09
    Soal kasus bom, saya tidak tahu itu berita beneran atau bohongan. Susah percaya media sekarang. Namun, bagaimanapun berita tersebut mengusik kemanusiaan saya.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 02:52:23
    Hmm … ya yap.
    Isu bom buku ntuk saya lebih familiar diantara kita dan ada hubungan secara emosional. Okey saya juga merasakan hal yang sama, meski kita hanya kenal dan kontak secara maya, tapi apa yang terasa di dada tidak bisa dipungkiri.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 06:40:15
    Selamat Pagi semuanya….
    saya gabung lagi ah..
    Cuma karena tadi Om TL bahas Gusdur..
    saya punya kumpulan humornya…
    http://hiburan.kompasiana.com/humor/2011/05/02/humor-politik-gusdur-memang-imut/
    untuk sementara itu dulu..
    selamat pagi..
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:12:50
    udah ngomong ma ane…cuman pesannya jangan bilang siapa siapa wekekekekekeke 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 01:14:48
    Yah, sama ane juga udah, tapi sama alek belom
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 05:33:45
    Orang yang mengganggu pemerintah itu adalah teroris… ini yang terjadi…
    kenapa targetnya islam ? kalau ga ada islam… mereka bahagia kan…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 06:43:46
    kalau ga ada islam… mereka bahagia kan…
    ==========
    inilah seringnya pendapat orang Islam mengenai Islam sendiri. bentuk kecurigaan yang dipercayai laksana Tuhan.
    Padahal itu dugaan….
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 05:42:15
    Mas Traktor, saya lihat di link http://www.traktor.co.cc/2011/04/sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi.html penulis buku itu Syaikh Idahram, saya cari di google kok gak ada jejak akademisnya ya? Ada reviewer yang bilang dalam buku ini biografinya gak jelas.
    Apakah nama Syaikh Idahram itu nama samaran?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 06:36:53
    kurang tau bung eka, makanya sy tulis ini tadi:
    Saya tidak menyarankan hal tersebut menjadi satu satunya acuan. Tapi yang seperti itu sangat jarang dipublikasikan. Thanks.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 07:42:30
    ikutan nimbrung bang Lubis…klo menurut saya pro & kontra thd Osama baik di dunia dan Indonesia khususnya ga da hubungan nya dg Islam…masyarakat dunia memang terbagi 2, pro & kontra thd penguasa (Amerika)…jd sapa pun yg melawan Amerika akan dianggap hero oleh pihak yg kontra Amerika dan penjahat (teroris) bagi yg pro Amerika..empiris menunjukkan hal ini thd tokoh2 spt Evo Morales, Chavez, Fidel Castro dan juga Osama.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 13:37:34
    Seharusnya begitu, makanya mari kita tunggu apa pendapat SBY sebagai pemimpin di negara yang turut serta mendukung program anti teroris.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 3 May 2011 14:34:56
    Dalam kasus tewasnya Osama, sebaiknya SBY harus ekstra hati - hati dalam menyikapi hal ini..
    Dalam beberapa kasus strategis, sikap dan tindakan SBY dinilai oleh Para Pengamat Politik terlihat amat sangat ceroboh, sehingga berpotensi menimbulkan salah tafsir, baik oleh Masyarakat Indonesia maupun Masyarakat Internasional.
    Dalam kasus menghadapi NII KW 9 (Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9), yang menurut hasil survey MUI th. 2002 dan sudah diserahkan kepada SBY yang ketika itu menjabat sebaqgai Menko Polkam pada Kabinet Megawati, bahwa “Pusat dari NII KW 9 ada di Pesantren Al Zaitun dibawah Pimpinan Panji Gumilang”, tidak pernah digubris oleh SBY sampai hari ini.
    Pernyataan Patrialis Akbar sebagai Mentri Hukum & HAM di Harian Kompas hari ini menyatakan bahwa: “Dia tengah menunggu hasil pemeriksaan Pihak Berwajib soal laporan dari MUI tersebut, sehingga sebagai Mentri Hukum & HAM belum mengetahui ssejauh mana keterkaitan Panji Gumilang, Pesantren Al Zaitun dengan NII KW9″.
    Anehnya menurut Mubarok di Harian Kompas hari ini juga mengakui bahwa atas perintah SBY, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekjen Partai Demokrat Adhie Baskoro Yudhoyono, berkunjung ke Pesantren Al Zaitun guna memberikan sumbangan yang langsung diterima oleh Panji Gumilang, yang menurut Warta Kota jumlahnya US.$. 10,000.
    Pertanyaan dari Ketua MUI adalah:
    1. Apakah sumbangan tersebut untuk kepentingan Pesantren Al Zaitun atau NII KW9 ???
    2. Bukankah Panji Gumilang ini menurut hasil Survey MUI merupakan Pusat Kegiatan dari NII KW9 dan sampai hari ini tidak pernah dibantah oleh SBY. baik sebagai Menko Polkam maupun sebagai Presiden RI ???
    3. Apa jaminannya kalau uang tersebut tidak mengalir ke NII KW9 ???
    4. Kalau memang ingin menyumbang, mengapa SBY tidak menunggu hasil pemeriksaan oleh Pihak yang Berwenang soal keterkaitan Panji Gumilang, Pesantren Al Zaitun dengan NII KW9 ???,
    Dalam kasus Osama, sebaiknya SBY jangan bertindak ceroboh, misalnya secara terbuka mengecam Osama tetapi dalam waktu yang bersamaan memberikan dukungan Dana dan Politik kepada NII KW9 yang menjadi simpatisan Osama.
    Hal tersebut bisa menimbulkan komplikasi politik yang cukup rumit bagi SBY.
    Suka
    Hapus | Balas |




Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "KOMENTAR SBY SOAL KEMATIAN OSAMA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme