Ajahn Brahm: Anda Benar Benar Cacing









Inilah kunci sukses dari buku I Ajahn Brahm Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya. Bayangkan, bagaimana sebuah buku yang berisi tentang ajaran ajaran kuno Buddha yang sekiranya seperti sudah ketinggalan jaman, kemudian dari judul dan kisah di dalamnya menyamakan pembacanya sebagai ‘Si Cacing’, bisa menjadi buku yang best seller?  
Reaksi pertama saya setelah melihat tumpukan buku Ajahn Brahm: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2 di Gramedia tadi sore adalah, ini penerbit mulai keterlaluan. Garansi 100% Uang Kembali Jika Anda tidak mendapatkan manfaat setelah membaca buku ini – simpan struk pembelian buku ini. Ini sudah berlebihan.

Lebih kaget lagi saat membaca (yah, saya akhirnya beli juga) prakata yang ditulis Ajahn Brahm sendiri;

“Akan tetapi, jika cerita cerita dalam buku ini tidak memperbaiki hidup Anda, maka saya, sebagai pengarangnya, memberi izin kepada Anda untuk meminta kembali uang Anda. Anda belum tentu mendapatkan kembali uang Anda, tapi setidaknya Anda punya izin untk memintahnya!”

Anda belum tentu mendapatkan kembali uang Anda, tapi setidaknya Anda punya izin untk memintahnya!

Apakah ini semacam penipuan antara penulis dengan penerbitnya?

1299603491714272065Ajahn Brahm ternyata menusuk ke dogma itu sendiri. Anda berhak berteriak teriak menghujat kesalahan, ketidak sesuaian, kepincangan, kekurang ajaran, ketidak sucian sebuah ajaran agama. Anda belum tentu bisa mengubah ajaran tersebut, tapi setidaknya Anda punya izin untuk mempertanyakannya…!

Yah, anda, saya siapa pun yang baca buku ini akan mendapati perumpamaan diri sebagai Cacing. Cacing yang kesenangan berkubang di kotoran sapi lagi.

Satu hal yang membuat buku yang baru saya temukan ini laku adalah enak dibaca. Anda akan diajak mengetawai hidup anda. Anda akan diajak untuk melihat, bahwa banyak hal hal yang kita lakukan selama ini ternyata sangat menggelikan. Bukan dalam tendensi mengejek. Namun dalam hal yang benar benar sangat nyata.

Ajahn Brahm mengubah cara biasa menjadi luar biasa. Empat Kebenaran (Kesunyataan) Mulia yang di teks teks Buddhis dimulai dari ‘HIDUP ADALAH DUKA” disamarkan Ajahn Brahm menjadi “Bagaimana agar bisa bahagia…”

Secara gamblang dalam sebuah pertemuan Ajahn Brahm menjelaskan hal ini sebagai ilmu marketing. Bagaimana orang bisa tertarik pada ajaran Buddha bila mula mula mereka dihadapkan pada ‘Hidupmu penuh duka!’, ‘Seumur hidup kamu akan berduka!’, ‘Setelah matipun kamu tetap berduka!”

KIAAAAAAAAA………. Anda mungkin bisa langsung mati ketakutan atau depresi tingkat akut.

Namun cara Ajahn adalah mengajak audiensnya untuk ‘bagaimana menjadi bahagia’. Nah, ini membuat bibir atas anda tertarik sedikit ke atas. Membacanya saja sudah mendatangnya senyum. Nyaman bukan?

Semakin menyelediki, ternyata untuk menjadi bahagia, anda harus membongkar semua duka duka bathin anda. Dengan memahami kembali, bahwa memang kehidupan ini adalah duka. Dengan menyadari kedukaan ini baru kita mampu melihat kenyataan bagaimana cara melenyapkan duka duka bathin ini. Bila sudah terlenyapkan, maka sudah secara otomatis menjadi bahagia…

Bagaimana bisa bahagia bila duka belum dilenyapkan?

Ajahn Brahm menggambarkan secara gamblang ajaran Buddha dengan contoh contoh hal hal remeh di kehidupan kita sehari hari. Bukan dari cerita inspiratif para nabi, para guru agung, para murid Sang Buddha atau orang suci lainnya. Tapi dari kita sendiri. Anda diajak belajar kebijaksanaan dari diri anda sendiri.

Secara universal, Ajahn Brahm memberitahu anda, bahwa anda adalah khalifah yang sebenarnya pada diri anda.

Anda punya hak minta uang kembali, walau belum tentu anda mendapatkan uang anda.

Uang anda hanya akan benar benar kembali bila anda ulet untuk memperjuangkan uang anda kembali sesuai dengan panduan yang dituliskan di buku dan situs penerbit buku ini.


1299603190849949969 

Siapakah Ajahn Brahm?

Yang pasti beliau adalah manusia sama seperti anda dan saya. Bedanya dia seorang bhikku yang berasal dari Inggris. Bule yang memilih menjadi Bhikku bukan hal yang terlalu sering bisa dilihat. Apalagi yang lahir tahun 1951 dan bergelar Sarjana Fisika Teori dari Cambridge University.

Usia 23 tahun dia memilih menjadi bhiksu pertapa di hutan Thailand, dan tahun 1983 dia pindah ke Perth – Australia.

Jadi dia adalah bule gila, sarjana Fisika yang seharusnya bisa menjadi orang sukses dan kaya raya, tapi karena sakit jiwanya dia memilih masuk hutan, mencukur botak kepalanya dan memakai seragam paling murah di dunia, kain kafan yang sudah dicelup warna kuning.

Dan kita tidak sedang menggosip siapa Ajahn Brahm, apa skandalnya dan lain sebagainya. Saya hanya sedang memperkenalkan dia kepada anda yang mungkin ada yang belum kenal. Bolah jadi dia sekarang adalah seorang Buddhis paling terkenal sedunia. Setelahnya, mungkin saya…. Wakakakakaka

Bapak Jakob Oetama, Pemimpin Umum Harian Kompas memberikan komentar begini:

“Ke-108 cerita dalam buku ini sarat pesan, disampaikan tidka lewat teori tetapi ditimba dari olah batin dan praksis reflektif kehidupan penulisnya; disampaikan sederhana dan tidak meledak ledak, memperkaya pemahaman kehidupan secara lebih lengkap”.

12996033201217551814

Nyaris Bunuh Diri


Ini kisah pendek, satu diantara 108 kisah yang ada di buku ini. Saya kutip untuk anda, semoga bisa bermanfaat bagi yang dapat mengambil maknanya:

Ada seorang pelukis, yang harus diamputasi tangan kanannya, tangan yang dipakainya untuk melukis. Akibatnya ia tidak bisa melakukan hal yang paling dia cintai di dunia.

Segera setelah keluar dari rumah sakit, ia memanjat gedung tinggi, berdiri di pinggir puncak gedung itu. Ketika hendak melompat, ia melihat ada orang berjalan di bawah, pria tanpa lengan sama sekali, sedang menari di teras depan gedung itu. Ia terperanjat, melongo melihat pemandangan yang tidak disangka-sangka itu. Ia berpikir,

“Ya Tuhan! Aku baru kehilangan satu lengan saja, sedangkan ada orang tanpa lengan sama sekali, dan ia menari penuh sukacita! Apaan sih yang kulakukan sampai ingin bunuh diri segala!”

Pelukis bertangan buntung sebelah itu urung bunuh diri, dia memutuskan tetap hidup. Namun ia ingin tahu apa rahasia orang yang tidak punya lengan itu, bagaimana ia masih bisa menari-nari sebegitu bahagianya!

Lalu ia lari turun hingga ke teras, berhsil menyusul pria tanpa lengan itu,

“Pak! Anda telah menyelamatkan nyawa saya ketika saya melihat Anda, tak punya lengan, menari gembira di jalan. Kok anda bisa begitu? Beritahu saya!”

Pria tanpa lengan itu berkata.

“Pak! Saya tidak menari gembira. Saya Cuma ingin menggaruk pantat saya.

==================

Begitulah cara Ajahn Brahm mengajarkan kehidupan. Dulu lewat ceramah ceramah dimana mana. Sekarang sudah dibukukan. Buku keduanya dari Best Seller yang pertama, sudah di tangan saya.

Ajahn Brahm makin kaya?

Hehehehe, Bhikku tidak punya keinginan untuk memiliki duit. Apalagi royaltiy dari penjualan buku ini. Jadi sepeserpun Ajahn Brahm tidak dapat dari saya membeli satu copy buku ini. Lalu? Amal adalah jawabnya, untuk kemanusiaan.

Jakarta, 09 March 2011

Traktor Lubis

Artikel Yang Berhubungan Badan:


1 Response to "Ajahn Brahm: Anda Benar Benar Cacing"

  1. Hmmm....menarik. Versi Ebook gratisnya ada gak mas Lubis?

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme