Agama Buddha Diskriminatif?



Saya kira sebaliknya.

Orang Buddha tidak peduli yang menyembeli sapi di pasar itu mau orang Islam, Kristen atau Jahudi. Sedapatnya malah orang Buddha menghindari pembunuhan. Ide dari menghindari pembunuhan ini menjadi pemicu kaum vegetarian.

Tapi orang Buddha makan daging. Dengan berusaha menghindarkan terlibat dalam hal pembunuhan si binatang. Sedapat mungkin, tergantung kesadaran sendiri.

Orang Buddha juga tidak pusing pusing menyembeli hewan untuk kurban kepada Tuhan atau Dewa. Toh, upacara agama itu tidak bisa mengilangkan efek efek karma buruk.

Kalau manusia berkorban ternak. Lebih hebat lagi si ternak yang berkorban nyawa.

Makan itu syarat untuk hidup. Jangan makanan menjadi alasan untun hidup. Kalau untuk makan pun sudah bertingkah. Harus yang ini harus yang itu, pada hal hal yang seharusnya tidak ada gunanya dipermasalahkan. Bukannya yang timbul justru sombong? Tidak mensyukuri apa yang bisa dimakan hari ini?

Itu mengapa seorang bhikku makan daging. Anggota Sangha yang sudah bertekat tidak mau terlibat dalam hal pembunuhan mahluk hidup. Namun mereka juga dituntut rendah hati, tidak sombong dan 'makan hanya untuk hidup!'

Jadi bila ada umat yang tidak tahu vegetarian mempersembahkan daging kepada seorang bhikku. Bagaimana sikap sang bhikku? menerimanya? Yang diterima si bhikku bukan nyawa, tapi bangkai hewan. Yang sudah dioleh menjadi makanan, yang diterima atau ditolak oleh si bhikku pun hewan yang dimaksud sudah mati.

Adalah sebuah kemerosotan, bila seorang bhikku menjadi sombong perihal makanan. bhikku-bhikku hutan di Thailand diberikan makanan kodok rebus oleh penduduk setempat. Dan itu harus dimakan. Hati yang tidak sombong perihal makanan ini penting. Seorang bhikku harus bisa jalan sendiri dan tidak menyusahkan orang lain disekitarnya.

Ada kok yang berusaha dihindari orang Buddha dalam perihal makanan ini. Tapi tidak ke tatacara membuatnya. Tapi lebih kepada 'apa' makanan itu.

  • Kalau dengan memilih ikan hidup lantas menggorok dan menggorengnya. Itu sudah berarti terlibat dalam pembunuhan.
  • Kalau makanan dan minuman itu menyebabkan kemerosotan kesadaran, sebaiknya dihindarkan, misalnya minuman keras, narkotika dan obat obatan terlarang.
  • Kalau makanan itu tidak diperoleh dengan cara yang benar. Maka juga harus dihindarkan. Karena salah satu hal yang penting bagi seseorang adalah mata pencaharian benar.


Artikel Yang Berhubungan Badan:


0 Response to "Agama Buddha Diskriminatif?"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme