Phobia Kristenisasi [Sudah Pantas Begitu]






"Aku kasihan padamu Tor....?"

"Ha? Kenapa pula kau Vera...?"

"Aku tidak benci padamu. Tapi rasa cinta kasihku membuat aku menjadi kasihan. Karena kau tersesat begitu jauh..."

"Maksudnya apa sih?"

"Kau tidak mau mempercayai Tuhan. Maka kau tidak akan diselamatkan"

"Oh...... Kristenisasi...!"


Itu kejadian waktu kuliah, teman saya bernama Vera, cewek sangat aktif di gereja. Sudah beberapa kali memberikan saya hadiah berupa Alkitab. Yang waktu memberikannya dibungkus kain putih, lalu dibungkus sekali lagi dengan kertas coklat buat menyampul buku.

"Ini aku berikan, hadiah yang paling indah dalam hidupmu..."

Vera tidak tahu sama sekali, sewaktu SMA bahkan saya pernah menjadi anggota tim Telaah Alkitab, menyusun strategi bagaimana melakukan penyebaran 'kabar baik'. Bagaimana saya harus kasihan pada orang orang non Kristen yang masih tersesat. Persis seperti Jesus yang meninggalkan 90 domba tidak tersesat, untuk menemukan 1 domba tersesast.

Kepuasan menemukan 1 domba tersesat lebih besar daripada menemukan 90 domba yang tidak tersesat.

Saya juga diajari, bagaimana berlaku toleransi kepada semua pemeluk agama lain. Bukan atas dasar kesamaan agama atau nilai nilai kemanusiaan lain yang lebih pantas. Tapi tidak lain kepada frase "Kasihanilah musuhmu..."

Jadi walaupun seorang Kristen berlaku baik pada 'musuh'nya. Tetap saja saya yang Buddhis dianggap musuh. Musuh yang harus dikasihani. Dalam point ini saya mengkritik iman para Injiler Kristen. Perlakukanlah orang lain sebagai manusia yang sejajar, bukan sebagai musuh. Tak ada gunanya kasih anda. Bila anda masih menganggap musuh anda 'musuh'.




Menarik kan, asal ada kegiatan yang dilakukan orang orang Kristen, selalu dicurigai sebagai Kristenisasi. Ada acara amal apa pun, pasti dicurigai sebagai Kristenisasi. Ada acara TV yang agak agak mengangkat topik Kristen, maka jadilah angapan Kristenisasi muncul. Bahkan film saja, yang memperlihatkan fakta fakta nakal seputar Islam Kristen, kemudian bila bintang yang memerankan Muslim-nya aktor Kristen, muncullah phobia Kristenisasi.

Mengapa hal tersebut tidka terjadi di agama lain?

Misal, yayasan Buddha termasuk yang paling sering bikin acara amal, bazar amal, sumbangan gede-gedean untuk kemalangan yang menimpah manusia. Jepang dan RRC termasuk 2 negara yang selalu 'berdombah-dombah' menyumbang ke Indonesia bila ada bencana di sini.

Tapi tak pernah ada yang curiga pada Buddhaisasi.

Lihatlah jawabannya ke Sejarah.

Kita tak bisa menutup mata pada betapa tersebarnya Kristen sekarang. Mungkin bisa dianggap sebagai kepercayaan yang paling menyebar di muka bumi. Dimana-mana ada. Sampai di pelosok paling terbelakangpun ada.

Dan ini tidak lepas dari sekitar 400 an tahun dunia diobok-obok imprealisme dan kolonialisme barat yang bersembunyi di balik Kristenisasi. Semua misi bangsa Eropa tidak akan sukses bila tidak mendapat mandat resmi dari Sri Paus sendiri.

Bahkan kalau mau lebih detail lagi, bangsa Portugis yang pertama mencapai kepulauan Nusantara juga meletakkan 'menyebarkan agama Kristen' (baik Katolik maupun Protestan) sebagai agenda utama mereka. Walaupun tentu saja, bahan bakar utamanya adalah ketamakan umat manusia. Tamak pada negri negri yang kaya.

Makanya melihat kejayaan China dan India sekarang, kalau anda termasuk orang yang fair play, anda akan lebih merasa kedua bangsa ini sangat hebat dibandingkan bangsa Eropa. Bangsa China dan Eropa besar hari ini karena usaha mereka sendiri. Berkat kegigihan dan kemauan serta kerja keras yang memang tak jarang harus mengorbankan banyak hal. Tapi tidak pada penjajahan.

Bandingkan dengan Eropa. Bila dulu mereka tidak melakukan politik kolonialisme dan imprealisme anda yakin mereka bisa sekaya sekarang? Bahkan poundsterling Inggris pun masih tergantung pada Negara Negara Persemakmuran.

Phobia Kristenisasi di Indonesia, kebanyakan muncul di kalangan Muslim.

Kalangan Muslim adalah mayoritas penduduk Indonesia saat Kristen yang membonceng bangsa Eropa masuk untuk menggerogoti kekayaan Nusantara. Berbeda dengan Hindu, Buddha dan Islam. Kristen masuk, tidak melalui asimilasi.

Bila Hindu, Buddha dan Islam menjadi agama Raja dan Rakyat pada masa lalu. Maka Kristen hanya terbatas pada agama Penguasa/Penjajah. Sangat sedikit sekali Kristenisasi di Nusantara yang berhasil. Sampai hari ini, efek dari 3 abad koloniaslisme 5 bangsa Eropa atas Indonesia, hanya menghasilkan umat Kristen yang kurang dari 20%. Penjajahan mereka sukses, misionaris dan zending mereka gagal.

Kristen hanya bisa benar benar menjadi agama utama di kantong kantong daerah daerah yang belum terjama Islam. Misalnya di Tapanuli Utara - Sumatera Utara. Bangsa Batak yang terdiri dari banyak suku; Toba, Karo, Simalungun, Pak Pak dll. pada saat Kristen masuk sama sekali belum terjamah Islam yang sudah menguasai Tapanuli Selatan (berbatasan dengan tanah Minangkabau).

Di Toba jaman Klasik, dikatahui kemudian ternyata ada Batara Guru yang sudah jelas merupakan dewa besar Hindu. Namun tetap Hindu di Tapanuli adalah Hindu nya Tapanuli, bukan Hindu seperti di India. Kira-kira seperti Hindu di Bali.

Entah berapa banyak misioner dan zending yang dimakan orang Batak. Itu karena mereka tidak menghormati adat setempat, tapi melakukan penyebaran agama dengan brutal dan menjelek-jelekkan agama asli orang Batak. Sampai muncul Nomensen yang melakukan pendekatan lebih 'kemanusiaan' untuk merangkul Tapanuli Utara menjadi pemeluk Kristen. Dan dia sukses.

Namun kenyataannya penyebaran Kristen lewat misioner dan zending itu tidak hanya pada kantong kantong wilayah yang belum beragama (Hindu kan dianggap bukan agama!). Mereka juga berusaha untuk masuk ke kantong-kantong wilayah yang sudah Islam.

Trauma Perang Salib pun muncul. Belanda disebut 'kafe' yang artinya kafir di Aceh. Bahkan di Betawi, Belanda langsung saja disebut 'kafir-kafir'... Tuan menir Kafir... Kalau ada Belanda yang ngambil 'nyai' orang Betawi.... "Astafirullah... kalo lu mau dibawe ame itu tuan kafir, lu kaga gue akuin anak Leha!"

===============================================

Muslim Indonesia trauma pada aksi brutal Kristenisasi bangsa Eropa masa lalu terhadap bangsa Indonesia yang sudah Muslim. Itu mengapa Kristen sekarang sangat sangat dicurigai melakukan misi-misi agama.

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Phobia Kristenisasi ada, karena Kristenisasi memang ada. Tidak semua Kristen begitu. Tidak semua umat Kristen adalah pelaku penyebaran Injil. Banyak umat Kristen yang lebih parah dari penyembah berhala. Banyak umat yang mengaku Kristen lebih kejam dari Hitler. Mengapa tidak pada mereka dilakukan Kristenisasi ulang?

Bukan pada 'musuh' yang harus anda cintai?

Sama juga seperti di Islam, tidak semua adalah pelaku teroris.
Sama juga di Buddha, tidak semua pemeluk Buddha botak seperti saya.
Sama juga di Hindu, tidak semua pemeluk Hindu adalah umatnya Betari Durga.




Artikel Yang Berhubungan Badan:


2 Response to "Phobia Kristenisasi [Sudah Pantas Begitu]"

  1. Est says:

    Pendapat bahwa Kristen menganggap orang lain adalah musuhnya dengan frase "Kasihanilah musuhmu..." adalah pendapat sesat. Tidak ada ayat yang mengatakan “kasihanilah musuhmu”, dan orang Kristen tidak memandang bahwa orang lain adalah musuh, sehingga musti dikasihani dan dikristenisasi. Dalam pandangan Kristen, orang-orang non Kristen disebut “orang tidak percaya” maksudnya, orang yang tidak percaya pada penebusan Kristus. Menurut saya, itu istilah yang tepat. Orang lain memang tidak percaya Yesus kok.

    Saya sebetulnya juga tertarik untuk mengetahui pendapat muslim, apa yang menyebabkan mereka sedemikian curiganya pada Kristenisasi. Apakah tidak percaya diri bahwa umat Islam mudah pindah agama, ataukah memang ada sejarah masa lalu yang mengakibatkan hal tersebut.

    Emangnya gampang meyakinkan orang untuk percaya kalau Yesus adalah Juru Selamat? Menerangkannya saja susah kok mau meyakinkan orang lain..

    Traktor says:

    Est:

    Yah sejarha masa lalu, liat aja orang betawi, org aceh dsb.... traumatik ini digambarkan dengan bagus di komik Nyai Dasimah, silahkan download di bagian cerita Silat Bergambar.

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme