Beyond Belief - Sanggahan Buddhisme Terhadap Kristenisasi [Khusus Untuk Buddhis, Non Buddhis Dilarang Baca]
Salah satu buruknya Kristenisasi adalah banyak sekali Kristenisasi dilakukan terhadap umat yang sudah mempunyai agama. Di Indonesia ini, saya merasa bahwa Kristenisasi paling banyak dilakukan kepada pemeluk Buddha, Khong Hu Cu dan Taoisme. Saya juga merasa hal ini terjadi karena kurangnya atau sikap masa bodoh umat Buddha, Khong Hu Cu dan Taoisme dalam pemahaman kepercayaan mereka.
Secara pribadi sejak duduk di bangsu sekolah dasar, saya sudah seringkali mengalami hal seperti ini. Masih jelas di ingatan saya bagaimana suasana pengajaran atau pencekokan dogma sejenis cuci otak yang diberikan kepada saya di Sekolah Minggu.
Di Sekolah Minggu yang pernah saya ikuti selama hampir 9 tahun, bolak balik saya didogma, baha penyembah patung, penyembah api dan penyembah berhala seperti umat Buddha, Khong Hu Cu dan Toisme adalah calon pasti penghuni neraka.
Tidak bisa tidak, penjelek-jelekan agama Buddha, Khong Hu Cu dan Toisme sangat sering saya rasakan. Perjalanan hidup saya akhirnya menjadikan saya pemeluk Buddha dengan kesadaran sendiri pada usia saya menjelang dewasa sekitar umur 17 tahun.
Tapi Kristenisasi yang dilakukan terhadap penganut Tri Dharma (Buddha, Khong Hu Cu dan Toisme) tidak pernah berhenti. Ucapan-ucapan atau sebutan sebutan rasis seperti 'masih Buddha' sangat sering saya terima. Bahkan oleh kakak kandung saya sendiri yang beragama Katolik sekarang.
Untungnya Buddhisme lahir dan mencamkan pemahaman yang bisa dikatakan sangat kuat bagi umat yang mau membuka pikiran dan menerima kenyataan hidup. Bukan demi keunggulan sebuah agama, tapi keunggulan pikiran manusia itu sendiri.
KALAMA SUTTAPada zaman sekarang, seperti halnya pada masa Buddha Gautama masih hidup, banyak orang yang merasa bingung oleh begitu banyaknya kepercayaan agama yang dibabarkan oleh guru-guru agama yang mengagungkan ajaran-ajaran masing-masing. Dan masing-masing dari guru-guru agama tersebut pulalah yang mencela ajaran -ajaran satu sama lain.Ceramah di bawah ini diberikan oleh Sang Buddha ketika Beliau ditanya oleh para Kalama (penduduk dari Kesaputta) yang merasa bingung oleh banyaknya jumlah agama pada waktu itu.Buddha mengatakan:Janganlah menerima sesuatu berdasarkan desas-desus (misalnya: berpikir bahwa apa yang kita dengarkan adalah benar karena sudah sering di dengar dalam jangka waktu yang lama)Janganlah menerima sesuatu atas dasar tradisi (misalnya: tradisi yang disalurkan dari generasi yang satu ke generasi yang lain)Janganlah menerima sesuatu atas dasar kabar angin (misalnya: mempercayai kata-kata orang lain tanpa penyelidikan yang benar)
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu tertera di dalam kitab sucimu
Janganlah menerima sesuatu hanya karena anggapan/perkiraan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena kesimpulan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena mempertimbangkan penampilan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu sesuai dengan pemahamanmu dari awalJanganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu dianggap bisa diterima (misalnya: harus diterima)
Janganlah menerima sesuatu karena sesuatu itu diucapkan oleh orang yang kita hormati
Akan tetapi, setelah analisa dan penyelidikan yang cermat, kalian menemukan sesuatu yang sejalan dengan, dan mengakibatkan kebaikan serta baik untuk kepentingan satu dan semua, maka terimalah ajaran tersebut dan hiduplah sesuai ajaran tersebut.
===================================================================
BEYOND BELIEF
Berikut ini adalah teks yang akan saya sajikan dari buku Beyond Belief yang saat ini sudah sangat susah didapatkan karena 'bahayanya' isi tulisan dari Bhikku A.L. De Silva ini. Beberapa link share di Internet yang pernah ada sudah 'error' dan bahkan pada beberapa situs, link tersebut sudah dinyatakan 'diblokir' oleh Menkominfo.
DAFTAR ISI
1. Kritik terhadap Argumen Orang Kristen bahwa Tuhan itu Ada
2. Mengapa Tuhan Tidak Mungkin Ada
3. Tuhan atau Buddha – Siapa yang Paling Tinggi?
4. Kenyataan dan Fiksi di dalam Kehidupan Yesus
5. Kritik terhadap Isi Alkitab
6. Ajaran Sang Buddha – Alternatif yang Masuk Akal
7. Bagaimana Kita Menjawab Pertanyaan Penyebar Injil
8. Kesimpulan
9. PDF Beyond Belief TL Edition
Semua Teks dari Buku Beyond Belief itu Akan saya Share disini.
Masih Buddha ?? hahahaha... iya, saya mau tidak mau harus mengakui, bahwa ini sering sekali saya dengar di kesaksian2 di gereja. "Dulu waktu saya masih Buddha.. bla bla bla"
Saya juga harus mengakui, bahwa gereja2 di Indonesia buka gereja dan/atau bekerjasama dengan gereja2 lokal di negara2 penganut non Abrahamic seperti Thailand, Vietnam, Korea, Jepang, China, Tibet, India, Rusia. Target kristenisasi memang agama2 non abrahamic.
Buat apa pendapatan gereja puluhan miliar per bulan kalau bukan buat Kritenisasi di negara2 tersebut?
Celakanya, yang Kristenisasiphobia malah umat Islam. Sebagai bukan target Kristenisasi, saya rasa umat Islam terlalu ge-er.. hehe...
Bukan terlalu GR....
Tapi:
Jahudi: Kamilah bangsa keturunan Allah. Bahkan Taurat musah Tuhan yang ukir sendiri di atas batu.
Kristen: Tak ada saupun manusia yang bisa mencapai kerajaan Surga, kecuali melalui Aku (Jesus)
Islam: Islam datang terakhir untuk mengkoreksi semua kesalahan 2 agama Abarahamic sebelumnya, Jahudi dan Kristen.
Jadi, ke 3 agama ini mengklaim dengan keyakinan dan Iman mereka sendiri sebagai yang paling besar. Proses kawin mengkawini untuk pindah agama adalah paling sering terjadi.
Sementara di kalangan Buddhis, walau kami mengalami hal hal yang sebenarnya yah memang Kristenisasi, bahkan menjadi target utama saya kira, tetapi...
Buddha mengatakan:
Janganlah menerima sesuatu berdasarkan desas-desus (misalnya: berpikir bahwa apa yang kita dengarkan adalah benar karena sudah sering di dengar dalam jangka waktu yang lama)
Janganlah menerima sesuatu atas dasar tradisi (misalnya: tradisi yang disalurkan dari generasi yang satu ke generasi yang lain)
Janganlah menerima sesuatu atas dasar kabar angin (misalnya: mempercayai kata-kata orang lain tanpa penyelidikan yang benar)
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu tertera di dalam kitab sucimu
Janganlah menerima sesuatu hanya karena anggapan/perkiraan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena kesimpulan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena mempertimbangkan penampilan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu sesuai dengan pemahamanmu dari awal
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu dianggap bisa diterima (misalnya: harus diterima)
Janganlah menerima sesuatu karena sesuatu itu diucapkan oleh orang yang kita hormati
Akan tetapi, setelah analisa dan penyelidikan yang cermat, kalian menemukan sesuatu yang sejalan dengan, dan mengakibatkan kebaikan serta baik untuk kepentingan satu dan semua, maka terimalah ajaran tersebut dan hiduplah sesuai ajaran tersebut.
===============================
Yah, silahkan saja.... kami umat yang tidak gampang percaya. Jangankan pada dogma dogma isapan jempol orang orang Timur Tengah. Pada ajaran ajaran Buddha saja dilarang langsung percaya.