Tri Pitaka Yang Palsu Itu Mulai Dijadikan Berhala.
Saya membuat 2 artikel sebelumnya tentang Kepalsuan Tripitaka:
Pemahaman berbeda datang pada apa saja. Termasuk Tri Pitaka kitab yang dijadikan kitab suci bagi pemeluk agama Buddha. Saya juga menganggap kitab 3 Pitaka itu suci. Walau sekali lagi palsu.
Mengapa saya mensucikan kitab palsu?
Buddha mengatakan:
Janganlah menerima sesuatu berdasarkan desas-desus (misalnya: berpikir bahwa apa yang kita dengarkan adalah benar karena sudah sering di dengar dalam jangka waktu yang lama)
Janganlah menerima sesuatu atas dasar tradisi (misalnya: tradisi yang disalurkan dari generasi yang satu ke generasi yang lain)
Janganlah menerima sesuatu atas dasar kabar angin (misalnya: mempercayai kata-kata orang lain tanpa penyelidikan yang benar)
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu tertera di dalam kitab sucimu
Janganlah menerima sesuatu hanya karena anggapan/perkiraan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena kesimpulan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena mempertimbangkan penampilan belaka
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu sesuai dengan pemahamanmu dari awal
Janganlah menerima sesuatu hanya karena sesuatu itu dianggap bisa diterima (misalnya: harus diterima)
Janganlah menerima sesuatu karena sesuatu itu diucapkan oleh orang yang kita hormati
Akan tetapi, setelah analisa dan penyelidikan yang cermat, kalian menemukan sesuatu yang sejalan dengan, dan mengakibatkan kebaikan serta baik untuk kepentingan satu dan semua, maka terimalah ajaran tersebut dan hiduplah sesuai ajaran tersebut.
Mengapa saya mengutip Kotbah Buddha tersebut.
1. Cuplikan kitab tersebut memperlihatkan bahwa bukan Sidharta yang menulis kisah tersebut. Tapi secara lebih jauh, anda bisa periksa ke seluruh teks Tri Pitaka, setiap awalan baru, akan dimulai dengan 'demikianlah yang saya dengar'.
2. Artinya, ada orang yang menuliskan apa yang dia dengar.
3. Lalu ke isi dari kotbah itu. Apa yang diajarkan Sang Buddha? Jangan percaya begitu saja. Stop Positif Thinking. Juga jangan negatif thinking. Berpikirlah yang benar. Bahkan kepada 3 Pitaka itu sendiri.
4. 3 Pitaka tidak menuntut Iman anda untuk mempercayainya, tetapi memerlukan pikiran.
5. Bila anda memahami 3 Pitaka dengan iman, maka anda mengangkangi kotbah Sidharta Gautama tentang 'ehipasiko' ini.
==================================
Apanya Yang Palsu?
Yah sudah jelas kitabnya. Apalagi bila dikaitkan dengan Tuhan. Tidakkah anda bisa menangkap apa yang ingin saya sampaikan kepada anda lewat kepalsuan 3 Pitaka?
Adakah kitab yang benar benar asli?
Semua kitab suci apapun yang diedarkan yang ada di dunia ini adalah palsu. Kalau tidak tulisan tangan ulang, maka cetakan pabrik. Teks aslinya dimana? Sudah lonyot lah!
Buku Harry Potter itu juga palsu. Cetakan Gramedia itu, walaupun edisi I. Palsu! Yang versi Inggris juga palsu. Yang asli hanya ada pada JK. Rowling, penulisnya.
Asli itu hanya 1, tidak ada 2.
Jadi bila anda mulai 'marah' bila kitab anda saya katakan palsu. Hati hatilah, anda sendang membentuk sebuah pengkultusan, yang berpotensi menjadi berhala.
=================================
Lalu dalam konteks menjadi seorang Buddhis. Apa yang bisa anda lakukan? Anda Buddhis bila bisa menjalankan dan berpikir dengan cara Buddhis. Salah satunya dengan konsep ehipasiko yang di dunia modern di sains, dilakukan dengan metode ilmiah.
Anda tidak bisa menilai seorang menjadi non Buddhis, bila dia memahami 3 Pitaka berbeda dengan anda. Ehipasiko mengajarkan anda untuk memakai pikiran anda. Meneliti apapun yang anda baca, lihat, dengar dan rasakan, mengolahnya dengan pikiran anda, lalu memutuskan percaya atau tidak percaya.
Dan pikiran saya tentu berbeda dengan anda. Pikiran anda berbeda dengan pikiran Sidharta Gautama.
Anda menjadi Buddhis, bila anda bisa berpikir dengan cara cara Buddhis. Bukan dengan Iman.
Iman yang akan menyebabkan anda mengkultuskan 3 Pitaka. Itu mengapa bila anda baca sejarah dan kisah Zen, maka anda akan menuding dia non Buddhis. Tentu saja bila anda tidak bisa mengerti esensi dasar dari ajaran Buddha.
Bayangkan, master Zen membakar 3 Pitaka dan menyuruh muridnya membacok patung Buddha di saat musim dingin menyengat tulang. Untuk, demi keselamatan mereka sendiri?
Mengapa master Zen menyuruh melakukan itu?
Karena 3 Pitaka dan patung Buddha itu patung palsu!
Hanya dengan pikiran dan pemahaman, serta pelita yang ada di dalam dada anda, yang sering anda sebut sebagai 'jodoh Buddha' kitab-kitab dan patung patung itu menjadi 'asli'. Menjadi Buddha itu sendiri.
====================================
Tinggalkanlah sendok, jadilah lidah yang sesungguhnya.
Ulien?
hahahaha..... Traktor... wakakakaka
dudut, minta nomer hp, biar bisa dihubungi!
kirim ke email, roughtorer@gmail.com
kalo di sini nanti kena razam, hihihihihi