Imlek: Sejarah, Makna, Filosofi dan kejayaan di Tahun kelinci Emas 2011


SEJARAH IMLEK
 
Perayaan hari raya Cina atau Imlek adalah perayaan paling tua yang pernah diciptakan manusia di muka bumi ini yang berlanjut hingga sekarang.  Sama seperti kebudayaan Cina yang juga tidak terputus hingga hari ini, walaupun sempat pernah hendak dimusnakan rezim komunis di Cina semasa Revolusi Kebudayaan yang dijalankan dengan tangan besi Oleh Mao Tje Tung.  Ras Mongoloid adalah ras paling banyak dan paling luas penyebarannya di muka bumi ini.

Perayaan Imlek sudah ada sejak zaman dinasti Xia (2100-1600 SM). Perayaan Imlek menurut sejarah dimaksudkan sebagai perayaan kaum petani yang menyatakan syukur kepada alam atas datangnya musim semi.  Perayaan ini sendiri erat huungannya dengan penanggalan Cina yan dipakai sampai sekarang.

Ada dua kalender yang dipakai oleh orang orang Cina.  Yang pertama Kalender Yin (berdasarkan Bulan) dan yang kedua Kalender Yang (berdasarkan Matahari).  Pada perkembangan selanjutnya, hitungan yang spesifik antara revolusi bumi terhadap Matahari dan revolusi Bulan terhadap Bumi, menghasilkan suatu hitungan yang sangat selaras pada kalender Imlek yang kita kenal sekarang.

Ada selisih antara 12 kali revolusi Bulan terhadap Bumi dibanding dengan 1 kali revolusi bumi terhadap Matahari. Di penanggalan Bulan milik orang orang Cina, selisih ini dikoreksi dalam bentuk Jun Gwee. 

Maksudnya, dalam 4 tahun sekali akan ada bulan yang kembar atau double.  Misal Dji Gwee – Jun Gwee, maka bulan dua nya ada 2 kali.  Itu mengapa perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Cia Gwee (bulan satu) selalu antara bulan Januari dan Februari di penanggalan Gregorian. Ini berbeda misalnya, bila kita bandingkan dengan penanggalan bulan yang lain, misalnya penanggalan Arab/Kalender Arab.

Keakuratan astronomi Cina yang sudah berumur hampir 5000 an tahun ini menjadikan kalender Cina sebenarnya adalah kalender yang paling selaras dalam perhitungan menurut Matahari dan Bulan. Artinya Jika Kalender Gregorian berdasarkan Matahari dan kalender Arab berdasarkan Bulan, maka kalender Cina berdasarkan Bulan, tetapi tetap memperhitungkan posisi Matahari.


KHONG HU CU
 
Perayaan Imlek milik orang orang Cina.  Orang orang China tidak bisa dilepaskan dari Khong Hu Cu.  Sedikit banyak, pola prilaku orang Cina, dipengaruhi secara turun temurun pemikiran Khong Hu Cu.

Penanggalan Cina beberapa kali mengalami reset atau pengaturan ulang.  Pengaturan ulang terakhir terjadi pada pemerintahan kaisar Han Wu Di yang mendasarkan tahun pertama Imlek dengan kelahiran Khong Hu Cu tahun 551 SM.

Itulah mengapa perayaan Hari Raya Imlek sering dikaitkan dengan hari raya pemeluk Khong Hu Cu.  Tidak ada yang salah dengan hal ini.  Namun masyaraka Cina sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan fanatisme beragama.  Imlek adalah perayaan menyambut musim semi dan puji syukur lepas dari musim dingin.  Seiring dengan waku dan semakin menyebarnya etnis Cina di muka bumi ini, akhirnya Imlek berkembang menjadi sebuah hari raya etnis yang ditujukan untuk moment intropeksi, menyusun langkah baru, strategi kedepan, serta syukur kepada alam di awal Tahun Baru.

Penyebaran ras Mongoloid sangat luas.  Banyak bangsa muncul dari ras ini.  China, Jepang, Korea, Vietnam dan Sinagpura adalah negara negara yang bisa dibilang satu bangsa dengan China. Perayaan Imlek dilakukan di sini.  Di Indonesia, perayaan Imlek sempat dilarang pada rezim Orde Baru (1965-1968). Larangan ini dicabut tahun 2000 oleh Gus Dur, menjadi Hari Libur Fakultatif (hanya libur bagi yang merayakan), atau hari kuning nasional.  Dan Kemudian menjadi Merah, benar benar libur nasional pada saat pemerintahan Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002 (12 Februari 2002).

Satu hal yang juga disesali pada pemerintahan SBY ini, sudah mulai muncul berita pelarangan ini dan itu di Kalimantan khususnya berkaitan dengan Hari Raya Imlek.  Ini kemunduran, bila kita melihat ke Pancasila, 4 butir sekaligus; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


MAKNA
 
Perayaan Imlek selama berabad-abad menyediakan makna spiritual yang amat kaya, bahkan mampu berperan dalam menyatukan mereka dalam semangat hidup yang sama. Sekali lagi ditekankan, Imlek bukan milik agama Khong Hu Cu, tapi karena sebahagian besar etnis Cina mempedomani hidup menurut ajaran Khong Hu Cu, kemudian kenyataan reset penanggalan Imlek terakhir disesuaikan dengan tahun kelahiran Khong Hu Cu, yah tidak salah bila Imlek adalah hari raya Umat Khong Hu Cu.

Makna spiritual perayaan Imlek tidak pertama-tama digali dalam ajaran agama tertentu. Semula, Imlek merupakan perayaan petani. Makna spiritual Imlek perlu digali dari pengalaman kehidupan dan dunia yang berkembang di antara kaum petani. Dalam perjalanan waktu, Imlek juga dirayakan oleh masyarakat yang bukan dari golongan petani. Karena itu, tidaklah mencukupi pemaknaan spiritual Imlek hanya dibatasi dari dunia pertanian.

Imlek adalah perayaan manusia yang menyatu dengan Alam.  Ada cinta kasih sangat universal pada alam dan lingkungan yang sangat kental dalam perasayaan Imlek. Di Indonesia yang tidak mengenal musim semi.  Perayaan Imlek adalah perayaan Tahun baru.  Waktunya bersyukur kapada rezeki tahun lalu serta semangat untuk hal hal yang lebih baik di tahun baru, bermaaf-maafan dengan anggota keluarga.  Yang tua menyayangi yang muda (angpau) yang muda menghormati yang tua (bakti).

Tanggal 30 Cap Dji Gwee (bulan 12) ada acara makan bersama keluarga. Makan adalah sumbuh hidup.  Makan bersama adalah bersama sama mensyukuri kehidupan.  Apapun agamanya, pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga berkumpul mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama.

Adalagi yang khusus, yaitu warna merah dan kuning.  Merah merupakan semangat, keberanian, optimis dan baik menurut adat kebudayaan Cina.  Tidak jauh beda dengan makna merah pada bendera merah putih.  Sementara kuning adalah emas.  Semoga tahun baru adalah tahun keemasan bagi seluruh alam semesta.




PERNAK PERNIK IMLEK
 
Seperti juga perayaan perayaan lain, Imlek penuh dengan pernak pernik penuh makna.  Dari makanan, hiasan, hiburan, kesenian sampai angpau selalu hadir secara khas dalam perayaan Hari Raya Imlek.



1. Buah
 
Ada buah-buahan yang wajib hadir, setiap buah yang disajikan mempunyai arti. Biasanya buah-buahan ini dihiasi dengan atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah. Seperti jeruk bali, jeruk lokam, tebu, pisang, delima, dan srikaya. Ada arti dibalik ini. Pisang raja, maksudnya agar nasibnya seperti raja, tebu karena rasanya manis, harapannya akan selalu disukai orang, buah delima, harapannya semoga dilimpahi rejeki, karena bijinya seperti berlian, jeruk bali, sebagai lambang persatuan (masih lengkap dengan tangkai dan daunnya), sedangkan srikaya, maksudnya buah makin banyak biji, makin banyak rejeki.


2. Manisan

Manisan buah tergolong paling laris karena termasuk makanan wajib disajikan untuk sembahyangan. Sajian serba manis, dengan pengharapan tahun baru akan berjalan manis, pada semua mahluk. Manisan dikemas dalam kotak segi enam, atau disebut tak sien kho, didalamnya, berisi delapan macam manisan, yaitu kana, lie merah, kurma, lie kuning, sun thai lie, kim kit ket, dan jeruk kering. Imlek identik dengan makanan manis. Dan tak lengkap rasanya jika tidak memasukkan dan aneka permen. Cokelat dan permen beragam bentuk ini, khusus diimpor dari Swiss. Untuk aneka jelly yang berasal dari Malaysia. Jika dulu permen dibuat bersusun seperti tusuk sate, sekarang lebih praktis karena dikemas plastik.


3. Kue Keranjang/Kue Bakul

Kue Keranjang di daerah saya disebut Kue Bakul. Kue dari ketan dan gula ini sangat khas.  Hanya muncul di perayaan Imlek.  Pembuatannya juga diliputi mitos.  Proses membuatnya memakan waktu sehari semalam.  Dalam masa pembuatannya pikiran harus bersih, tingkah laku harus bersih dan perbuatan harus bersih.  Pembuatan kue Keranjang adalah meditasi.  Jika dalam proses pembuatan kue ini ada gangguan dalam hal kesopanan, konsentrasi, tingkah laku dan perbuatan yang kurang baik, diyakini Kue Keranjang yang dihasilkan tidak akan mengeras, tapi lembek, pucat, tidak merah dan tidak bagus

Oh, iya sekedar info, ibu saya setiap tahun membuat kue keranjang sendiri.  Kue Keranjang tidak menggunakan air.  Tepung ketan dan gula dicampur dan dilumat sampai gulanya mencair.  Setelah mencair membentuk adonan pekat ketan dan gula, baru adonan ini dituang ke dalam wadah yang berbentuk keranjang (dulu sering memakai keranjang kecil dari bambu).  Kemudian adonan dalam keranjang ini dikukus satu harian.  Tidak memakai zat pewarna apapun.  Tepung ketan yang putih dan gula yang juga putih ini akan berubah warna menjadi merah.  Selama dimasak, ibu biasanya tidak banyak bicara, menghindari marah, kelihatan khusuk, alias memusatkan pikiran pada pekerjaannya.

Kalau bicara ke makna kue Keranjang. Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇大帝, Yu Huang Da Di). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.



4. Barongsai dan Petasan

 Konon pada dahulu kala pada tepat setiap musim semi tiba di akhir musim dingin masyarakat sering diganggu binatang buas yang bernama Nian.  Binatang buas ini datang dari dasar lautan untuk memakan manusia. Masyarakat mengetahui bahwa Nian ini takut akan bunyi yang keras. Karena itu untuk mencegahnya datang, mereka memukul beduk, gong dan membakar bambu yang akan menimbulkan suara ledakan (terakhir ini telah diganti dengan petasan, setelah diketemukannya mesiu pada dinasti Sung).

Menurut saya,  legenda atau mitos tersebut adalah refleksi doa dari masyrakat Cina.  Mahluk buas yang dinamakan Nian ini adalah lambang dari keburukan, malapetaka dan bencana. Dalam analogika sederhana kemudian  disamakan dengan monster yang biasa diusir dengan suara yang lantang, genderang semangat, naga yang adil dan pemberani serta singa yang gagah perkasa membela kebenaran.  Itulah tradisi yang kemudian menjadi kesenian Barongsai, diiringi tambur genderang megah dan petasan.

Mulai saat itu setiap akhir musim dingin, masyarakat merayakan tahun baru imlek dengan membakar petasan dan memainkan barongsai untuk mengusir segala yang jahat dan menyambut datangnya musim semi.



5. Angpau

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu “Ya Sui“, yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak2 menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Angpau biasanya diberikan anggota keluarga yang lebih tua kepada yang lebih muda.  Pada orang orang tua yang dianggap sudah mapan, adalah wajar untuk memberikan angpau kepada orang tua mereka yang sudah tua.  Oleh karenanya, angpau melambangkan kasih sayang, dari tua ke yang muda, dari anak yang sudah sukses ke orang tuanya yang sudah tua. Satu lagi dalam tradisi angpau ini, biasanya memberikan angpau wajib bagi mereka yang sudah menikah.


IMLEK 2011 - KEJAYAAN KELINCI EMAS

Astrologi Cina mengenal 12 macam shio yang iconya merupakan hewan-hewan dengan sifat sifat khasnya.  Tahun 2011 ini adalah tahun kelinci emas. Kelinci dalam mitologi Cina (Fengshui) adalah lambang umur panjang dan dikatakan sebagai turunan Bulan.  Kelinci juga melambangkan keanggunan, sopan-santun, nasihat baik, kebaikan dan kepekaan terhadap segala bentuk keindahan. Perkataannya yang lemah-lembut, dan gerak-geriknya yang luwes tetapi cekatan justru membentuk tipe watak yang diperlukan bagi diplomat yang sukses atau politikus yang piawai.

Jadi tahun Kelinci Emas ini adalah tahun yang ramah.  Namun, saya pribadi tidak terlalu percaya pada hal hal seperti ini.  Karena kenyataannya, mengawali Tahun Kelinci Emas ini, dunia justru tengah bergola.  Tunisia, Mesir dan mungkin Indonesia.

Tetapi kalau mau maksa, mungkin kebaikan yang lebih menunggu di tahun Kelinci Emas.  Bisa jadi masa keemasan Mesir, Tunisia dan Indonesia terjadi di tahun ini.  Segala protes dan desakan serta gejolak yang sudah memuncak di Tahun Harimau yang berakhir tgl 2 Februari besok (saya menulis ini tgl 1 Februari 2011) mungkin membawa perubahan yang berkilai laksana kilat emas di tahun Kelinci yang dipercaya oleh mitologi Cina sebagai tahun yang ramah, sukses, luwes, santun dan dinamis.

Semoga Tahun Kelinci Emas ini menjadi Tahun perubahan cara pandang pada pemerintahan SBY.  Semoga segala kebohongan yang sudah dilemparkan kepada beliau dan pemerintahannya dapat menjadi cermin untuk emas yang dijanjikan sang Kelinci di tahun 2011 ini.

Khong Xi Fat Chai…. Selamat ya…. Semoga Sukses!


 

NB: Kelinci juga lambang kejantanan. Ini bisa jadi masa keemasan bagi para playboy baik yang amatir maupun yang sudah profesioanl.  Dapatkan Pacar sebanyak banyaknya....
WAKAKAKAKAKA....







Baca selengkapnya..

Makan Malam Imlek, Obat Sakit Sakit Rohani

Tak terasa, besok sudah malam 30, yang dalam dielek Hokkian, disebut 'sa cap me', alias malam tahun baru.  Besok malam (2 Februari 2011) seharusnya saya berkumpul dengan anggota keluarga yang lain untuk mensyukuri hidup dalam acara makan malam bersama keluarga.

Mengapa mensyukuri hidup? Karena makan adalah bahan bakar untuk hidup.  Hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup.  Sesusah apapun keadaannya, besok diupayakan untuk menyiapkan makanan-makanan terbaik untuk disantap bersama sama dengan seluruh anggota keluarga.

Satu catatan menarik dalam budaya orang orang Cina.  Bila saya berkunjung ke rumah seorang kerabat.  Sehabis berjabatan tangan, biasanya yang keluar adalah pertanyaan ini;

"Ciak pa boi...? (sudah makan belum?)" dalam dialeg Hokkian.

Sehabis pertanyaan ciak pa boi tadi baru berlanjut ke pertanyaan;

"An cua... (gimana) ?" maksudnya, baru kemudian menanyakan kabar.

Jadi, orang orang Cina punya kebiasaan sangat memperhatikan tindakan nyata daripada basa basi.  Maksudnya begini.  Pertanyaan apa kabar, adalah pertanyaan yang menanyakan kabar seseorang bagaimana.  Bagaimana dalam segala hal, yang biasanya dijawab dengan basa basi pula, baik.

Daripada basa basi, bukankah lebih baik langsung memberikan tawaran makan.  Karena, dengan makan bersama antara pengunjung dan tamu, keakraban akan lebih terasa.  Dalam makan bersama juga biasanya akan ada obrolan makan.  Obrolan akan semakin akrab bila dilakukan sambil makan.

Dalam perkembangan kebudayaan urban pun, makan ini sangat penting.  Banyak transaksi bisnis cair disini. Launch dan dinner, makan siang dan malam, bagi orang orang bisnis adalah sebuah cara negosiasi yang lebih gampang daripada harus bertatapn muka melakukan presentasi dan sebagainya.  Memang harus diingat, bahwa makan saja tidak cukup untuk menjamu kolega dengan harapan kontrak goal!  Namun bila sehabis presentasi anda ngajak kolega anda makan dan dia bersedia, kemungkinan ke arah sukses transaksinya sudah bisa anda rasakan.

Anda tinggal tebar pesona sedikit.

Begitu juga dalam hal kencan.  Dalam ajang cari jodoh, perkenalan.  Setelah dapat no HP atau PIN BB, chatting dan janji ketemuan.  Biasanya yang dipikirkan pertama kali adalah, ketemu di mana ya? Yang kepikirna pertama kali adalah cafe atau restauran yang asik buat nongkrong.  Tidak terlalu private namun juga jangan sampai terlalu ramai.

Karena yang diharapkan dari kencan pertama adalah kesan baik dari ngobrol untuk perkenalan lebih lanjut.
Nah, kenyataan pentingnya makan inilah yang mendasari acara makan bersama antara sesama anggota keluarga dalam malam tahun baru Imlek.  Seperti negosiasi bisnis dan kencan pertama, acara makan bersama adalah ajang pendekatan.  Antara orang tua dengan anak-anak.  Ayah, ibu, kakek, nenek, dan cucu-cucu. Kegembiaraan meluap bila makanannya enak.  Suasana yang sempurna untuk menghilangkan dendam, marah, kesal, jengkel yang pasti selalu ada dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain.  Termasuk dalam keluarga.

Lebih jauh lagi, masyarakat Cina tidak melupakan leluhur mereka. Bakti kepada orang tua adalah syarat mutlak bagi seorang Cina agar bisa disebut 'u hau" yang arti langsungnya bila seorang anak disebut u hau maka anak tersebut adalah anak yang berbakti.  Adalah memalukan sekelas aib, bila seseorang dicap bo hau alias, tidak berbakti.

Bakti kepada orang tua ini tidak putus hanya karena kematian.  Itu mengapa orang orang Cina memberikan sesaji makanan-makanan terbaik pada leluhur mereka.  Paling meriah di malam Tahun Baru, hari H Imlek dan nanti akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek di Cap Go Me (tgl 15 bulan 1 penanggalan Cina).  Segenap keluarga seakan akan makan bersama dengan leluhur yang sudah berpulang.  Ibu menyiapkan semua makanan terbaik untuk leluhur dan semua anggota keluarga.

Perihal memberikan sesaji makanan kepada leluhur ini mungkin agak janggal di beberapa agama.  Namun bagi saya pemeluk Buddha, tidak ada salahnya sama sekali.  Karena apa, karena ukuran kebenaran bagi saya itu sederhana; tidak merugikan diri sendiri, dan tidak merugikan orang lain.  Karena itu, lanjut.... mau ini tradisi Khong Hu Cu, mau ini tradisi Taoisme.  Berbakti kepada orang tua, bahkan pada orang tua almarhum orang tua saya yang sudah berpulang, tidak seharusnya putus karena kematian.  Karena saya tahu, kasih sayang mereka kepada saya juga tidak putus karena kematian.  Bakti saya sebagai anak, yang diperlihatkan dalam bentuk sesaji makanan kepada mereka yang sudah berpulang, sama sekali tidak berbanding dengan jasa mereka kepada saya.

Tidak secuilpun saya ada, bila mereka ada.

Jadi, makan malam menjelang hari raya Imlek di malam 30, bukan makan malam biasa.  Ini makan malam yang meditatif. Bermanfaat untuk penyembuhan sakit sakit rohani.

Sekali lagi, Khong Xi Fat Chai, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.  Semoga semua mahluk berbahagia.





Baca selengkapnya..

Imlek, Hari Raya Orang Cina

Dalam sebuah sesi pengajaran pada bidang studi Ekonomi yang saya lakoni, akhirnya sampai pada sebuah topik menarik. Kesenjangan Sosial, sebagai sebuah dampak dari sistem ekonomi liberal. Saya mengajar IPS di sebuah sekolah swasta yang dikelolah oleh sebuah yayasan Buddhis di Kab. Labuhan Batu - Sumatera Utara.

"Apa itu maksudnya kesenjangan sosial? Mengapa ini bisa menjadi hal yang negatif?"

Pertanyaan sangat mendasar pada sebuah hal yang sepertinya kita jumpai dimana-mana.

Lantas saya balik mengajukan pertanyaan. Bukan untuk memperlebar kesenjangan yang ada, tapi tak lain bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran pahit, bagaimana kesenjangan sosial ini begitu nyata.

"Siapa yang pernah melihat atau kenal, orang pribumi mempunyai pembantu rumah tangga dari etnis Cina?" tanyaku gamblang pada murid muridku, yang kebetulan, pada sekolah aku mengajar sebahagian besar memang berasal dari etnis Cina.

Tak ada yang menjawab.Malahan sebahagian terkikik, seakan akan hal yang lucu, bila ada orang dari etnis Cina di tempatku bekerja sebagai tukang cuci misalnya, pada orang orang pribumi, Batak, Jawa atau Melayu.

"Nah... itu dia kesenjangan sosial...."

Lalu saya menjabarkan dengan lebih lebar lagi. Bukan masalah suku yang ditekankan, tetapi kepada ketidak merataan kemakmuran pada penduduk Indonesia. Lantas, uraian mengalir. pada pertanyaan baru yang saya lempar kembali.

"Mana yang lebih kaya Indonesia atau Malaysia?"

Hampir seperti paduan suara, yang keluar adalah Malaysia.

"Ok... benar sekali, sebagai negara, Malaysia jauh lebih makmur dari Indonesia. Tetapi jangan salah, orang terkaya Indonesia, bisa puluhan kali lipat kekayaannya dari orang terkaya di Malaysia..."

Dan, sukar dipercaya, hal ini membuat kelasku bengong. Kelas VIII (alias kelas 2) SMP.

.............
Kemudian, kenyataan saya lebih suka menyebutkan Cina daripada Tionghua. Saya menceritakan sebuah kisah. Sedikit sejarah tepatnya. Bagaimana bisa kata Cina yang dikenal dunia, bukan Tiong Hua, yang diinginkan kebanyakan orang orang etnis Cina Indonesia untuk memanggil mereka.

Dulu, saat Cina masih terpecah pecah, belum bersatu seperti sekarang. Persis seperti Nusantara sebelum Majapahit atau Sriwijaya.

Adalah Dinasti Chin, yang berhasil dengan kekerasan dan perang tentunya, untuk menyatukan seluruh daratan menjadi Cina yang kita kenal sekarang. Nah, sewaktu belatentara Chin ini menyerbu untuk menaklukkan daerah daerah yang belum tahluk. Daerah yang belum tahluk ini pada umumnya, sudah mendengar ambisi Chin untuk menyatukan Cina.

Maka, teriakan penduduk yang memperingatkan datangnya balatentara Chin adalah...

"Chin a....... Chin a....... " dialek akhiran 'a' banyak dipakai pada percakapan orang orang Cina.
Itu mendasari penyebutan Cina.

Lalu mengapa harus Tiong Hua?

Menurut saya (tentu saja ini pribadi). Tak ada salahnya dengan Cina. Dan tidak lebih bermartabat dengan Tiong Hua. 3 kali revolusi di jaman modern Indonesia, toh orang orang dari etnis ini yang selalu jadi kambing hitam. Tahun 45, tahun 66, tahun 98. mau Tiong Hua atau Cina, mereka lah yang selalu jadi kambing hitam politik. Sasaran amukan massa yang marah. Bukan karena Tiong Hua atau Cina, tapi justru kepada KESENJANGAN SOSIAL, yang di awal paragrap saya tulis.

Dunia menuliskan China. Bukan Cina. Tentunya, ini dipatokkan pada penulisan China dalam bahasa Inggris. Dan, Bahasa Indonesia, yang sebenarnya adalah bahasa Melayu + bahasa Daerah dan Unsur serapan. Bisa saja menyerap bahasa Asing. Dengan penyesuaian penulisan tentunya ke ejaan kita.

Contoh: 'signal', yang sempat salah kaprah diucapkan seperti 'siknal' Sebenarnya kan sudah ada bahasa Indonesianya, yaitu 'sinyal'. Karena, penulisan bahasa Indonesia biasanya mengikuti bunyi pengucapan, bukan tulisan.

Itu mengapa subject menjadi subjek, object menjadi objek.

Lalu, China menjadi Cina.

Mengapa hal seperti ini sangat menyinggung perasaan etnis Cina? Bukannya memaksakan Cina menjadi Tiong Hua, kalau kita pandang secara terbalik, justru tidak menghormati kaidah kaidah Bahasa Indonesia yang sudah Disempurnakan?

Apa kelebihan etnis ini, sehingga harus mengalami pengistimewaan bahasa?

Tidak ada. Selain, perasaan untuk ingin dihargai. Karena, Cina selalu dianggap pelecehan. Dan, di jaman reformasi ini, sialnya (saya katakan ini kesialan) para elit politik, justru berlomba-lomba ber-Tiong Hua-ria. Tanpa terapan nyata untuk memperjuangkan persamaan hak yang real.

Etnis Cina suka di Tiong Hua-kan,. politikus, melihat peluang ini untuk mengambil simpati mereka.
Sebentar lagi Imlek.  Libur kan, Libur nasional. Mau tidak mau, ingat dong, 50 tahun lebih Indonesia merdeka, hari raya orang orang etnis Cina ini, yang mengkuningkan Gus Dur, yang membuat merah Mega.

Bukan yang lain, yang suka ber-Tiong Hua-ria.

---------------------------

Balik lagi ke sesi mengajar.

Satu lagi sempat saya tanyakan ke murid. Acak, saya tunjuk satu murid. Saya tanya...

"Berapa orang teman kamu, yang bukan orang dari etnis Cina?"

Si murid merenung sejenak, berusaha terlihat seperti berpikir. Dan tak kuasa menjawab.

Saya yang jawab,"Tidak ada....."

Dan, kemudian muncul lah petuah, nasehat yang sudah sewajarnya dari seorang guru ke anak didiknya.

Bahwa, kalian masih muda... dan kalian bisa membayangkan sendiri, kalian di produksi di negri ini, lahir juga di negri ini, tumbuh di negri ini juga, besar juga, dan mungkin juga nanti matinya di negri ini. Bagaimana mungkin, diusia sekarang ini kalian tak memiliki satupun teman bermain yang bukan dari sekolah ini yang tidak ber etnis Cina?

Dan, kalian bisa menanyakan "APA ITU KESENJANGAN SOSIAL?" Walau saya tahu, mereka memang tidak mengerti apa arti kalimat tersebut. Tapi lebih jauh, saya merasa berkewajiban untuk menjelaskan, bahwa kesenjangan sosial terjadi di lingkungan mereka. Khususnya di Sumatera Utara.

Kemudian ini diluar sesi mengajar.

Bahwa Imlek, sebagai sebuah hari raya yang termasuk paling banyak dirayakan manusia di muka bumi ini. Bayangkan, 1,2 miliar lebih ada di Cina daratan. Entah berapa ratus juta tersebar di seluruh dunia. Tak peduli apa agamanya, Buddha atau Khong Hu Cu atau Taoisme atau Kristen baik Katolik maupun Protestan. Kebanyakan merayakan Imlek. Ini hari raya suku/etnis Cina. Bukan hari raya agama.

Ada bagian dari perayaan Imlek yan bersifat religius.  Misalnya Doa penganut Khong Hu Cu pada Thien - Langit - ungkapan mereka untuk Yang Maha Kuasa.  Namun, penganut agama lain, misalnya etnis Cina yang Buddha, mereka akan melakukan doa Tahun Baru Imlek di Vihara, bersujud pada Sang Tri Ratna.
Etnis Cina, yang umumnya beragama Buddha di sini (Sumut), sebagai Buddhis, tentu saja memiliki hari raya sendiri, yaitu Tri Suci Waisak. Bukan Imlek. Tapi Imlek lebih sebagai hari raya Khong Hu Chu.  Dan, sebagai orang-orang Cina. Imlek, melebihi itu semua. Yang namanya orang Cina, yah Imlek hari rayanya.

------------
Sebelum lupa, Khong Xi Fat Chai. Bagi teman teman dari etnis Cina, agama apapun. Selamat ya, Semoga Sukses (ini arti dari Khong Xi Fat Chai - gak ada embel embel Tuhan, Dewa, Dewi dll kan...).

-----------
NB: Saya adalah Half Blood Prince.  Seperti Profesor Snape, di nadi saya mengalir darah Batak, Cina dan Jawa.  Bapak saya Batak-Jawa, Ibu saya Cina. Saya merayakan Imlek bukan karena saya memeluk Buddha, tetapi sebagai tribute ke almarhumah Ibu Saya. Mommy I miss you.







Baca selengkapnya..

Pelacur Cinta (Hubungan Julia Robert, Evita dan Dewi Soekarno)

Waktu Julia Robert yang pelacur cantik dan berhati mulia di Pretty Woman ditawari Richard Gere si milioner ganteng untuk dirumahkan di sebuah kondo, dengan pedih Julie menjawab.

“No…. aku memintah lebih…’

Dan Richard Gere berusaha meyakinkan pelacur idamannya itu dengan menjelaskan bahwa apa yang ditawarkannya, menjadikan Vivian (nama Julia di film tersebut) sebagai simpanan, membiayai hidupnya, sekolahnya (Vivian mau sekolah lagi) dan mencintainya adalah sebuah langkah besar yang pernah diambilnya.

“Aku tak pernah memperlakukanmu seperti pelacur….” kata si Gere.

Vivian semakin pedih. “You just did…” gumannya pelan setelah Gere berlalu. Dan kemudian terungkap lagi, bagaimana Vivian bersikeras bahwa menempatkannya di kondo dengan status simpanan, tidak ada bedanya dengan membookingnya di jalanan Hollywood.

“Hanya masalah geograpi!” tandas Vivian cerdas.

Bahwa kemudian lagi bagaimana Vivian menceritakan impiannya sebagai putri yang disekap di menara paling tinggi menunggu untuk diselamatkan pangeran idamannya. Namun tak pernah dalam impiannya tersebut sang pangeran menawarkannya sebuah kondo… hehehe… Lucu, getir, satir tapi cerdas.

Dan akhirnya dengan kebulatan hati yang luar biasa. Bayangkan dari pelacur jalanan bertarif hanya $10 untuk short time, kemudian di bookin seminggu penuh dengan bayaran $1.500,- sampai akhirnya ditawarkan untuk dirumahkan dan dijadikan simpanan di sebuah apartment mewah di Hollywood, Vivian justru menolaknya.

Mungkin hanya ada dalam cerita, dongeng atau film khas Hollywood. Tapi yah itu, walau kemudian si Gere mengucapkan ‘I love you sayang…’ perlakukannya dianggap Vivian masih sama, masih menganggapnya pelacur, walau mungkin naik kelas, tidak lagi cari mangsa di jalanan, tapi sudah punya apartment sendiri.

Suatu pelajaran menarik disini. Bahwa kebulatan tekad, keyakinan yang besar, kemauan yang keras, walau kadang harus ditebus dengan melakukan pekerjaan paling hina, akhirnya berbuah manis saat Gere melamarnya dengan limosin ke tempat butut sang putri pelacur.

Siapa bilang dongeng?

Evita Peron, yang ketika masih pelacur lebih dikenal dengan nama Evita Duarte, akhirnya justru menjadi aset paling penting Peron dalam usahanya untuk menjadi orang nomor satu di Argentina. Evita dengan segala ‘aib’nya justru menciptakan imej baru bagi Peron. Bahwa peron sosok yang mencintai dan pembela orang kecil. Dengan kalimat cerdas.

“Jika Peron tidak mencintai anda, rakyat Argentina. Bagaimana dia bisa mencintaiku!” sekali lagi Evita dengan positif tidak minder dengan status jeleknya di masa lampau. Bahkan Peron yang dengan tulus mencintainya akhirnya memenangkan kursi no I di negri itu adalah cerita seperti dongeng yang lain.

Dan Peron tidak melihat kepelacuran Evita saat mengucapkan, ‘I love you sayang…’ justru akhirnya Evita dipandang seperti Santa di negri itu.

Soal pelacur, presiden Soekarno punya cerita sendiri yang sangat menggelitik untuk disibak.

Dalam buku ‘Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’ Soekarno menceritakan bahwa ternyata PNI memiliki 670 keanggotaan yang berprofesi sebagai pelacur, untuk wilayah Bandung saja. Bahwa wanita-wanita pelayan syawat itu ternyata lebih jago mengorek keterangan dari Belanda manapun daripada para anggota PNI yang jauh lebih ‘terhormat’.

Dan fakta ini jarang terangkat bahwa, kemerdekaan negri ini justru sangat dibantu oleh kupu-kupu malang (bulan salah ketik, mereka memang malang) itu. Selain fakta mereka dilecehkan, diangap sampah masyarakat dan diperlakukan seperti penyakit menular sosial.

Kemudian suatu saat orang dalam Istana ngobrol dengan presiden Soekarno (saat beliau masih menjabat). Walau saat itu tahun 1965, Soekarno sedang dihujat.

“Maaf pak, ternyata Bapak masih dicintai rakyat Indonesia….”

“Apa yang kamu lihat? Sehingga kamu berkata begitu….”

“Maaf pak, kami ragu untuk bertindak. Karena di setiap kamar di lokalisasi pelacuran, ada foto Bapak presiden. Yang artinya bapak sangat dicintai mereka. Haruskah kami menyingkirkan foto itu Pak? untuk diletakkan di tempat yang lebih pantas?”

Dan, dengan tak terduga yang keluar dari mulut presiden ini adalah

“Jangan! biarkan tubuhku yang tua dan letih ini menikmati pemandangan indah yang ada disana….”

Sebuah jawaban tulus, tanpa kemunafikan, dari seorang pemimpin sejati, yang tidak berusaha melupakan jasa-jasa ‘mereka’.

Dan tak kurang ibu Dewi Soekarno pun ternyata mantan geisha yang kalo sini mungkin diletakkan di tempat paling rendah.

Tapi sang presiden, proklamator, pemimpin besar revolusi tak ragu untuk mengucapkan, ‘I love you, sayang’

======================

Walau:

Banyak orang susah, tapi lebih sedikit dari yang susah itu yang memilih melacur.
Tidak harus menanggapi tulisan ini sebagai ajakan untuk melacur.
Tidak juga menjadi acuan, bahwa melacur sebagai sebuah 'jalur sukses' untuk jadi ngetop, kaya raya, yah... pendeknya cari 'bahagia'.... Baca selengkapnya..

Pertempuran Terakhir Erianto Anas vs Traktor di Kompasiana


Oleh: Traktor Lubis dan Erianto Anas.  
Dikompori oleh: Alek Laksana, Arimbi Bimaseno, Elly Suryani dan Hesya Permana

Pertempuran terjadi di artikel ini, yang sebelumnya dimuat di Kompasiana.  Oleh Erianto Anas, si biang kerok di Kompasiana wakakakaka, face to face dengan Traktor.  Seru, berdarah darah, sengit, namun tak sampai ada jatuh korban jiwa....


Membabat Habis Biang Kerok Debat Kusir Agama






Traktor Lubis - 27 February 2011 03:54:04

Ketika sebuah tulisan memicu debat kusir, maka yang dihabisi bukanlah sebuah tulisan, apalagi akun. Apalagi rubriknya. Masih banyak yang membutuhkan sebuah tulisan selain para pengacau iklim diskusi. Aplagi memberangus rubriknya. Sangat disayangkan rubrik ini dihapus hanya gara-gara oknum tertentu yang tidak memadai, sementara ribuan Kompasianer lain mungkin masih positif berkiprah di rubrik tersebut. Baik para penulis maupuan komentatornya. Begitu juga para peselancar bebas di luar member.


=============


Menurut analisa Daily Traktor, hal yang anda tuliskan dibagian yang saya kutip itu tidak mencakup keseluruhan alasan mengapa rubrik agama diberangus. Marilah kita to the point saja. Bahkan pada tulisan anda kerap tertulis PERHATIAN! DOSIS TINGGI! atau ANAK ANAK DILARANG MASUK.


Sebanarnya dengan pernyataan tersebut anda ngerti sungguh sungguh, bahwa tidak semua Kompasianer itu sudah layak mendapat DOSIS TINGGI dan tidak semuanya sudah AKIL BALIK. Bahkan di surat kepada Admin yang sempat saya angkat ke tulisan saya, ada yang KEPONAKANNYA suka ngintip Kompasiana.
Begini lah situasi di Kompasiana. Anda harus mengerti itu. Disatu pihak anda ngotot untuk tetap memajukan pendapat anda. DIsisi lain anda menutup mata pada konflik yang disebabkan JUDUL tulisan anda.


Anda berkelit itu bahasa EKSPRESIONIS yang SASTRA. Nah, Boleh dong pihak lain berkelit juga, bahwa judul judul itu SARA.


Imbang kan?

Jadi kalau menurut saya, silahkan mau diterima atau ditolak. Saya hanya mengharapkan yang terbaik. Anda tetap disini, dan Kompasiana tidak kena BOM setiap hari setiap tulisan anda muncul.

Oh, iya ngelantur… wekekeke, kembali ke menurut saya.

KOMPROMI. Bukan dalam artian mengalah. TIDAK. Anda picik kalau memandang begitu. Anda harus mengerti situasi juga. Cobalah melihat menurut sudut pandang ADMIN yang mungkin saat melihat arsip report atas tulisan anda. Kemudian pada kesenangan anda menuliskan hal hal yang tidak sewenang wenang yang anda terima dari Admin Kompasiana.

Bagi anda, itu adalah jeritan hati anda. Saya setuju kebebasan berpendapat itu boleh boleh saja. Tapi disisi lain, anda juga harus melihat dari kaca mata ADMIN. Apa yang mereka hadapi. Apakah anda yakin, hanya karena segelintir orang yang sebel pada anda sebuah wahana sebesar ini akan melakukan hal hal yang bisa mendeskreditkan imej mereka di hadapan publik. Pasti mereka mempunyai kepentingan sendiri juga.
Anda tidak bisa menutup mata pada para komentator yang tidak suka kepada anda. Saya tidak akan menuliskan yang benci pada anda, ntar kena protes lagi…. hihihihi

Dan stop…. jangan bilang saya positive thingkin.

Saya berusaha berpikiran jernih. Melihat dari 2 sudut pandang. Asal tahu saja, saya dulu pernah jadi ADMIN di Indoforum…. wekekekekeke yang saya pegang sampai 4 forum. Termasuk forum agama. Dan saya menghadapi banyak akun seperti anda.

Ah, jadi nostalgia.

Tapi begitulah keadaannya. Jangan membangun opini publik. Bila anda merasa dizolimi. Tiru seperti Mega di jaman orde baru, atau seperti SBY dijaman Mega. Publik Indonesia suka yang seperti itu. Dan ini untuk kebaikan anda sendiri.

Jilid 4 ini terbukti bertahan 2 hari. Saya melihat ini positif, aura koreksi anda mulai kelihatan. Tak ada singgung menyinggung ke satu agama pun. Itu mantab. Bagus sekali. Tapi melihat postingan yang ini…. yah terpaksa, saya jadi gatel om….

Makasih masukannya…. (eh, kok saya yang bilang ya?) wekekekeke
NB: ini pendapat saya ya…. kalau kamu ingin pendapat saya yang enak untuk kamu simak, bisa saya bikin satu lagi.

Thanks.




Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 04:12:58


Sebagai pendapat saya tetap hargai. Setajam apapun sebuah pendapat. Dan memang itu visi saya. Kebabasan berpendapat. Yang saya kritisi adalah CACI MAKI atau DEBAT KUSIR. Tapi tidak semua yang ditulis Komentator adalah pendapat. TOLONG dibedakan pendapat dengan CACI MAKI dan DISKUSI dengan DEBAT KUSIR. 


Dan saya termasuk pemuja PERANG. Tapi PERANG GAGASAN. Dan hanya dengan perang itu yang akan melahirkan benih-benih pencerahan.


Dan kata-kata “Jangan Membangun opini publik” adalah kalimat terkutuk bagi saya. Seorang penulis memang membangun OPINI. Itulah penulis yang mempunyai VISI. Karena penulis bagi saya LOKOMOTIF. Dia menggiring pembaca. Bukan melayani kemana keinginan pembaca. Penulis yang melayani pesanan pembaca, itu namanya pelacur, tidak membawa perubahan.


Maka itulah gunanya medan tarung wacana, tempat berseliwerannya perang gagasan. Ada dialektika antar gagasan. Dan pembaca menjadi terangsang untuk berpkir, memilih dan memilah. Dan untuk itulah iklim kebnebasan yang kontruktif diperlukan. WASIT cukup membangun iklim yang kondusif.


Lagi-lagi INI MENURUT SAYA. Termasuk tulisan di atas juga MENURUT SAYA. TIDAK MUTLAK


Jangan salah kaprah.





Traktor Lubis 27 February 2011 04:28:25


Kalau begitu anda memaksakan kehendak.

Saya hanya berusaha melihat dari kedua sisi, dari sisi anda sebagai penulis dan dari sisi Admin sebagai pengatur.

Saya juga berhak menuding anda SALAH KAPRAH.

Mengapa kejadian ini hanya menimpah anda? Mengapa saya tidak? Mengapa Alek Tidak?

Anda tidak bisa mengatur WASIT. Wasit yang MENGATUR pemain, bukan sebaliknya. Di pertandingan tingkat International manapun logikanya begitu.

Kalau WASIT lalai ada badan yang akan mengeksekusi WASIT.

Dan sebanarnya, mencermati hal ini, saya rasa anda akan terus begini. Dari awal saya sudah utarakan ke anda. Anda tau resikonya. Anda tau resiko melakukan hal ini.

Tegak pada pendirian sendiri.

Di lain pihak, pihak lain juga melakukan hal yang sama. Anda tidak bisa memaksa orang lain berpikiran seperti anda.

Anda diberikan keleluasaan kok menghapus komen komen tak jelas. Dan dulu sewaktu saya sarankan pada anda, anda malah menjawab, biarkan saja mas… biar pendapatnya berimbang.

Berimbang opo…. wong Komennya gak sesuai dengan Isi Tulisan.

Dan sekali lagi ini pendapat saya. Yang menjadi orang ditengah tengah. Kalau anda tidak berkenan di hati saya. Preet gak bakal kukasi tau nasehat kaya gini.

Saya bisa bikin komen yang lebih menyentuh dari si Alek. Tapi untuk apa? Sudah ada Alek yang komen begitu ke anda. Dari pihak yang pro ke anda, harus ada yang mengingatkan anda. Saya ambil jabatan itu. Dengan risiko anda akan membenci saya mungkin atau sakit hati atau yah…. paling buruk dibilang penjilat ADMIN.

Tapi ini hanya saya lakukan kepada anda. Pada Alek… ogah! Vote aja dia gak mau, cuman singgah…. wakakakakaka





Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 04:44:57


Hahaha… ini yang saya suka dari Seorang Traktor Lubis.


Bukan memaksakan kehendak. Justru memaksakan kehendak itu yg saya tentang. Komentar caci maki itu kan ungkapan pemaksaan kehendak. Dan gerakan berih2 serta konspirasi pembunuhan karakter itulah yg pemaksaan kehendak. Tidak siap berdemokrasi, akhirnya suruh prang utk membenci, suruh admin utk membredel. Itu yang saya kritisi melalui tulisan. Dan itulah aspirasi saya dalam iklim demokrasi.


Dan ingat, INI PENDAPAT SAYA. TIDAK MUTLAK (baca lagi penutup tulisan di atas). INI NAMANYA MENYUARAKAN ASPIRASI. Dan ini normal dalam DEMOKRASI. HATI-HATI: jangan salah kaprah.





Traktor Lubis 27 February 2011 04:33:47


dihapus bukan karena komentar nya …tetapi gara gara penulis artikelnya….
hahahahahahahahaha

hahahaha bung ea , jadi artikelnya salah besar….jangan disalahkan kalau sebentar lagi dihapus…
wakakakakakakakaka

Ini nih buktinya. Anda perlu orang yang mengingatkan anda. Kalau komennya begitu semua anda yang rugi bukan saya.

Saya bisa bikin komen model begitu. Bikin tulisan pun sudah yang mengakomoditir kepentingan kompasianer senasib dengan anda. Contohnya artikel Ironis itu.

Saya sambung lagi dengan membahas HL dan Ter Ter.

Bisa kok. Tapi dalam kasus anda yang sebenarnya saya juga ibah…. dibredel sampai jilid 4 sekarang. Saya berusaha sumbangkan pikiran, yang mudah mudahan dipertimbangkan, sebagai masukan kepada anda…. eh, malah kena semprot Jangan salah kaprah.





Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 04:47:06


Hahaha… bukan semprot itu. Tapi ungkapan cinta dg style EA. Jangan salah kaprah. Orang akan tahu rasa cinta saya biasanya setelah saya “mati”. Bukan saat saya masih “ada.”


NB: Jangan pakai sendok. Coba pakai lidah.





Traktor Lubis 27 February 2011 05:09:14


Salah Kaprah Pun TAK APA APA, Asal teman saya selamat! Understand?!

Kita mau berdebat atau mau cari solusi? Kalau mau berdebat, hayo sampai fajar menyingsing, Traktor akan melaju terus.
——————
Anda sudah masuk ke pembatasan yang saya lakukan lewat sendok, maaf…. wakakakakakaka






Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:05:14


@ Traktor:


Hahahaha…. !
Jangan lupa debat itu juga dalam rangka mencari solusi, meski tidak instan spt ala kotbah. Setuju?






Traktor Lubis 27 February 2011 06:08:02


Tidak setuju yah sudah….. saya setuju kok, cuman pura pura tak setuju…. emang gak boleh pura pura?
Pura pura itu legal tau!

Kalau begitu debatnya diarahkan ke solusi, bukan tarik tarikan urat leher, apalagi memaksa saya setuju…. setuju?




 Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:13:35


@ Traktor:
Setuju! Saya memaksa orang yang suka memaksa agar jangan memaksa… Tidak setuju?






Traktor Lubis 27 February 2011 04:46:49


Dan kata-kata “Jangan Membangun opini publik” adalah kalimat terkutuk bagi saya. Seorang penulis memang membangun OPINI. Itulah penulis yang mempunyai VISI. Karena penulis bagi saya LOKOMOTIF. Dia menggiring pembaca. Bukan melayani kemana keinginan pembaca. Penulis yang melayani pesanan pembaca, itu namanya pelacur, tidak membawa perubahan

=============================

Anda tampaknya tersinggung berat dengan pernyataan menggiring opini publik. No problem kalau opini publik yang anda bentuk ke arah ide ide filsafat atau agama yang anda cetuskan. Yang saya maksudkan, anda jangan membangun opini publik terhadap perlakuan orang lain terhadap anda.

Coba anda simak kembali komen saya, lalu anda lihat sendiri tulisan anda, tentang anda dibunuh.

Pengalaman Pahit Saya Menjadi Admin Kompasiana, / Telah Mati Malam ini Tulisan Erianto Anas Dua Lag…, / Akhirnya Erianto Anas Dibunuh Admin Kompasiana, / Dukaku di Pengadilan Jahanam Kompasiana, / Saya Menuntut Balas Kematian Erianto Anas pada Ad…, / TERROR: Tulisan Ernas Mayat Mulai Dibredel Admin K…, / Diperkirakan Blogernas Akan Mati dalam Waktu Dekat, / Dan Facebook pun Juga Memblokir Konten Blogernas (…, / Akhirnya Erianto Anas Dibunuh Admin Kompasiana, / Tulisan Erianto Anas Langsung Dihapus Total Admin …/ Bukankah ini sama seperti SBY, pencitraan diri dengan gaya anda?

Walaupun anda berkeras tidak, publik beranggapan begitu.

Mungkin beberapa seniman tulen ngerti. Saya juga sempat posting Sang Gagak lagi. Tapi berapa orang sih seniman di Kompasiana?

Saya rasa ulasan saya sudah cukup. Terserah anda mau bagaimana.
Sebagai teman, apapun yang anda lakukan, saya akan jadi orang pertama yang mendukung anda. Tapi dengan cara saya. Bukan cara anda.






Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:07:08


Hahahaha…. izinkan saya vote komentar ini dengan “suka”
Understand?




Traktor Lubis 27 February 2011 06:04:39


Vote suka, tidak menghapus kritik terhadap anda loh…. kita harus membiasakan tidak nyogok!
wekekekekeke




Penutup


Traktor Lubis 27 February 2011 04:48:55

Salah Kaprah Pun TAK APA APA, Asal teman saya selamat! Understand?!




Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:00:55

Sangat Understand!






Arimbi Bimoseno 27 February 2011 05:04:34

Sahabat sejati adalah sahabat yang berani bilang ‘tidak’ saat harusnya bilang ‘tidak’, berani mengkritik saatnya harus mengkritik, demi keselamatan dan kebaikan dan kemajuan sahabatnya.




Elly Suryani 27 February 2011 08:00:13

Hm, seharusnya seperti inilah seorang teman kepada temannya. Memberi saran untuk kebaikan temannya, terserah mau diterima atau gak. Wis, kabur sebelum dijitak bang Lubis




Traktor Lubis 27 February 2011 05:01:13

Arimbi…. ambil Golok! saya pegangi dia, kamu yang penggal! wakakakakaka




Alek Laksana 27 February 2011 05:54:23
saya pegang arimbi saja hahahahahahaha




Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:09:03

Hahaha… saya mau pegang apa nih?
Ah… tentu Lady GaGa…


@ Arimbi:
Mantap mbak, setuju 1000 %






Hesya Permana 27 February 2011 05:36:04

melihat 2 pemain tunggal, langganan masuk final…..yg diriaukan admin, kebekenan andanya, bukan kompasiananya !


Traktor Lubis 27 February 2011 05:46:18


Makasih sanjungannya pak. Tapi, apalah saya ini, saya belum genap sebulan disini, masih pemain baru, untung ada mbak Arimbi yang selalu mendukung, Alek yang diam diam vote ke saya walau gak mau ngaku. EA kurasa gak pernah vote, tapi diam diam suka liat liat tulisan saya juga…
Makasih peringatannya, Saya rasa berlebihan kalau Admin sampai risau sama saya, kalo sama EA iya kali yah…. hahahahaha




Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:03:42

@ Hesya:
Hahaha… bisa saja mas Heysa. (makasi)
@ Traktor:
Hahahahahahahahahahaa…!




Hesya Permana 27 February 2011 06:02:39

sekali-kali ikut kopdar….siapa tau cair…..ceknya




Traktor Lubis 27 February 2011 06:00:04

Konser Justin Beiber Batal, diganti artis ini

Tgl 23 April pak, kalau Justin Bieber batal main di Jkt, saya yang gantiin dia… ntar kopdar disitu saja… atau bapak bisa lihat klip saya menyanyi di link diatas.
Bukan promosi loh pak… konser saya gratis kok…
wekekekeke, permisi…




Erianto Anas Jilid 4 27 February 2011 06:08:16

@ Hesya:
Hahahahahahaaa…asli ngakak saya hahahaha….!




Alek Laksana 27 February 2011 06:19:55

hahahahahah bung heysa…..




Traktor Lubis 27 February 2011 06:17:18

Loh apa apaan nih EA sama Alek….?
Kok saya gak diketawai?








SAD ENDING


Saya rasa pertempuran tadi sangat indah.  Ibaratnya dua pendekar, yang satu dari Shaolin pai adu kungfu dengan pendekar Butong pai.  Keduanya menarikan gerak gerak Kung Fu tingkat tinggi.  Yang bahkan bagi orang kebanyakan terlihat seperti gumpalan warna yang bergerak kesana kemari. Menimbulkan suara gemuruh gagah.


Namun pertempuran itu adalah pertempuran terakhir di Lapak Kompasiana.  Tgl 27 Ferbuari 2011 Erianto Anas Jilid 4 sudah dieksekusi penguasa.  Kematiannya ditangisi rakyat Kompasiana di seluruh negri.  Bahkan musuh musuh bebuyutannya pun tak malu mengangkat Erianto Anas menjadi trending topik dengan versi mereka sendiri, yang... yah sudah tahu sendiri lah.... Gak ada gunanya menghina yang udah hina. 


Laporan Terkait:


SEMUA KONTENT DI ERIANTO ANAS JILID 4 MUSNAH
KATAKAN KITA RASAKAN (Bredel EA di Kompasiana) Baca selengkapnya..

Suami yang Sableng dan Kuntilanak di Sun Plaza

Kisah ini lanjutan dari kisah yang ada disini:


================
12988944611390797727
Ringkasan cerita yang lalu:

Saking shocknya, sejak kejadian itu, suami yang malang itu, asal melihat wanita berpakaian putih dengan rambut panjang, pasti akan teriak, “kuntilanak…. kuntilanakkkkkkkkk”

Histerisnya hanya bisa hilang bila dimaki balik, “DIAM KAU! TIMBANG KAU TUKANG BECAK!” dan harus di PLAK! PLAK! PLAK! PLAK! 4 kali….

Sejak saat itu dia mendapat julukan baru.  Orang orang di Padang Bulan memanggilnya si Sableng.
.

1298892755841461890

Beberapa waktu setelah kejadian traumatik yang menimpa suami yang sableng dari 1 orang istri dan 2 anak itu membuat si suami tidak lagi bisa narik beca dengan nyaman.  Pekerjaan mulia yang banyak menguras tenaga ini akhirnya ditinggalkannya.  Hal ini dilakukan setelah ada tawaran menarik tidak jauh dari dia bermukim di Padang Bulan - Medan.

SS demikian orang disekitar memanggilnya, ditawari untuk bekerja sebagai tukang potong babi di sebuah RM BPK - Babi Panggang Karo (nama RM ada pada redaksi).  Tawaran ini langsung disambar.  Istri SS senang bukan main.  Apalagi pihak BPK yang memberikan pekerjaan melakukan pembayaran gaji dimuka sebagai salam selamat datang.  Enak kan?  Dimana mau cari pekerjaan begitu?

Sang istri kontan beli bedak.  Cintanya yang sebenarnya hanya terganggu bedak pada sang suami bersemi kembali.  Dengan senyum senyum sendiri malam ini sang istri bercermin di depan cermin (ya iya lahhhh....) dan berdendang...

Kaulah segalanya bagikuuuuuuu

Kau lah belahan jiwa iniiiiiii

Tak mungkin ku melupakanmu.....

Tiada lagi yang kuharap hanya kau seorang.....

Dilanjutkan dengan versi bule yang dibawakan Ruth Sahanaya di Finlandia tempo hari

Please say that you will always be mine

I promise you the rise of my life

Our love will give us strength to survive

And forever we will face this world with love you and I

.

"mayan... hihihi siapa tau tahun depan bisa ikut Indonesia mencari Batak...." sang istri masih cengengesan sendiri.

Dan jangan ngeres dulu, SS dan istri gak bakal ngapa-ngapain.  Mereka sudah janjian mau ke Sun Plaza.  Mau liat liat kata istrinya.  Selesai sang istri berdandan, SS keluar dari kamar mandi dengan handukan saja. Dengan tanpa risih dibukanya handuknya sesampai di kamar dan merangkul istrinya dari belakang.

"Ahhhh abangggg..... Anik kan sudah cantik.... jadi basah nih...."

"MUACHHHHH..... 4&anG c'yank 4n!q ......" wekekekekeke, aku kok geli nulis bagian ini.

Akhirnya sang istri memberikan cipok sekali, soalnya SS gak mau berpakaian, mana udah jam 7 lagi.  Sun Plaza nya ntar keburu tutup.  Kalo memag mau, ntar malam abis pulang shopping kan bisa.

Jadi, keduanya naik becak ke Sun Plaza.

"10.000 ya....." tawar Anik

"15 ribu itok...., jauh itu! mutar lagi lwat kampung keling"

"Ah... banyak kali cerita kau! lakiku ini pun bekas tukang becak kian nya..... ehhhhh kan memang di Kampung Keling Sun Plaza"

"Oh... kek gitu nya?! yah udah lah...."

Keduanya naik.  Becak motor kaya terbang saja kencangnya.  Sanggul Anik terpaksa dipegangi SS karena tertiup angin. Kritik kritik bunina.

"BAHH! PELAN PELAN BANG!" Bentak Anik....

"WAKAKAKAKA..... sEpuluh ribu.... Mau sElamat pulak!" bantai bangggg....

Akhirnya sampai dengan cepat.  Sambil ngomel Anik menyerahkan uang sepuluh ribuan ke tangan si abang becak.

"Mau mati aku kau buat!" wekekekekeke

=============

Keduanya ngotot mau naik lift.  Belum pernah, kata istrinya.... biasanya naik eskalator... tangga jalan.  Ke lantai tertinggi.  Tinggi tinggi sekali.

Keluar dari lift.

"Bang, coba kau lihat dulu pantatku.... Tadi pas bErhEnti Lift-nya rasanya pantatku kaya mau jatuh!"

"Ah, tak apa apa dik, malu diliatin orang...!" malah si SS yang waras.

"Tinggi kali ya bang....." Anik berpegangan erat pada pagar melihat ke bawah.

Ragu ragu SS mengikuti melihat ke bawah...

Seketika wajahnya pucat pasi.  Itu di bawah.  Perempuan, bergaun putih, rambut panjang..... jidatnya makin lebar.....

"KUNTILANAK........ KUNTILANAKKKKKKKKKK KUNTILANAKKKKKKK" teriak SS sekuat kuatnya.

Orang jualan Mas di seberang SS mendongak sedikit dari tokonya.  Lalu dia membuka laci mengeluarkan sesuatu. Hmmmm untuk apa pula ini teropong?

Ternyata engko engko itu memberikan teropongnya ke SS yang masih berteriak....

"KUNTILANAKKKKKKKK KUNTILANAKKKKKK"

"Pake ini lae...." ditepuknya pundak SS dan diserahkannya teropongnya....

SS heran, menerima teropong dari tangan si engko.  Lalu digunakannya untuk melihat Kuntilanak di lantai satu Sun Plaza itu.

HA....... KAGET DIA.... Kok jadi dekat......

Lalu SS berbisik lirih, lembut, soft, low bass

"kuntilanak.... kuntilanak....." bisiknya

"Kok jadi kecil suaranya bang?" tanya Anik curiga...

"Iya dek... udah dekatnya dia rupanya...."

(bersambung)

(Kisah diatas adalah fiksi, jika ada kemiripan nama, tempat dan kejadian, hanya kebetulan saja. Hanya orang sableng yang percaya fiksi, selamat malam)

Salam - Traktor Lubis
Baca selengkapnya..

RELIK BUDDHA, APA ITU?


12988658031531384649

Mungkin banyak yang tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan relik. Untuk itu saya coba menjelaskan dengan seserhana mungkin.

Dalam menjalankan Buddhisme, dikenal adanya pencapaian pencapaian tingkat kesucian.  Semakin tinggi tingkat kesucian yang dicapai menandakan semakin tinggi pencapaian spritual seseorang.  Nah, bagaimana mengetahui tingkat kesucian ini.  Salah satunya adalah dengan meneliti abu jenazah dari orang yang sudah mati.

Semakin tinggi tingkat pencapaian kesucian yang diperolehnya, maka semakin banyak relik yang akan ditemukan dari sisa sisa abu jenazah orang tersebut.  Jadi Relik adalah: sisa jasmani orang suci yang telah mencapai tingkat kesucian tertentu.

Kemudian mari kita simak penggalan kisah dalam tradisi Buddhisme berikut.

.

Relik Sidharta Gautama

1298865858717855757Saat Sidharta Gautama mangkat (parinibbana), mayatnya dibakar dengan bermacam wewangian termasuk kayu Cendana. Usai diperabukan organ tubuh-Nya berubah bentuk berwarna-warni seperti Kristal, sebagian menjadi batu mulia seperti batu mutiara, batu jamrud, batu blueshapir, batu merah delima, dsb. Sisa organ tubuh Buddha Gotama yang telah menjadi Kristal dan seperti batu mulia. Inilah RELIK.

Raja raja India yang berdatangan pada acara kremasi manusia yang dianggap suci pada zamannya itu kemudian meminta Relik sisa organ tubuh Buddha Gotama kepada para bhikkhu yang memimpin upacara kremasi tubuh Buddha Gotama. Seorang sesepuh Brahmana Dorna ikut mengatur dalam pembagian relik Sidharta Gautama tersebut..

Menurut legenda, relik Sidharta Gautama seluruhnya dibagi menjadi delapan bagian.  Dengan tujuh bagian dibagikan kepada para raja, sedangkan satu bagian diserahkan kepada Dewa Brahma untuk disimpan di alam Dewa Brahma.

Meskipun telah melalui waktu 2554 tahun, relik Sidharta Gotama masih tersimpan utuh tersebar di berbagai negara misalnya Srilanka, China, Myanmar, Thailand, Taiwan, Kamboja, Hongkong, dan Korea.

.

Relik di puncak Candi Borobudur


Sesudai fungsinya sesuai dengan nama candi, pada dasarnya  candi adalah bangunan kuno yg dibuat dr batu (sbg tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pd zaman dulu).

12988663491483273384Demikian pula halnya dengan Candi Borobudur, pada Stupa Induk Candi Borobudur diyakini pernah tersimpan relik para Suciwan Buddhis.  Sebagian rohanian Buddhis meyakini dulu, di stupa candi Borobudur terdapat relik dari Sidharta Gautama.  Namun seiring dengan perkembangan jaman, bencana alam dan berjalannya waktu. Relik di dalam stupa induk tersebut telah hilang.

Analisa ini tidak bisa dibilang garing, mengingat Borobudur adalah monumen Buddha yang termasuk paling besar untuk wilayah seluruh dunia.  Borobudur adalah monumen Buddha sangat penting pada masanya.  Sangat mungkin sekali benda yang disucikan dan dihormati oleh umat Buddha tersebut ada yang diletakkan di Candi ini.  Apalagi kemudian melihat fungsi candi Borobudur yang tanpa ruang, tetapi lebih kepada tempat berjiarah spitual dengan ritual jalan mengelilingi candi dari dasar sampai ke puncak yang dikenal dengan nama 'Pradaksina'.

Di Indonesia saat ini, tepatnya di Stupa Bodhiratana - Panti Semedi Balerejo, Wlingi, Jawa Timur, terdapat 9 butir relik dai Sidharta Gautama.  Relik ini merupakan pemberian dari raja Thailand untuk umat Buddha di Indonesia.

.1298866020835072102

Kontroversi

Segala hal dari alam yang pada dasarnya bersifat netral bisa menjadi negatif di tangan manusia.  Demikian juga terhadap relik ini.  Saya menilai relik adalah catatan alam terhadap kehidupan spritual setiap manusia.  Yang ditandai dengan mengkristalnya sisa sisa penguraian tubuh manusia yang dalam hal ini dilakukan dengan pembakaran mayat kremasi.

Nah, karena berhubungan dengan kesucian ini, relik menjadi benda yang sangat dihormati oleh umat Buddha.  Bahkan kedekatan pada aroma mistis pada sebagian besar rakyat Asia dimana agama Buddha subur berkembang, akhirnya membawa pada pemujaan terhadap relik relik ini.  Baik dari relik Sidharta sendiri maupun dari relik murid murid Sidharta.

Bayangkan, sisa sisa tubuh sang guru agung sendiri.  Bagaimana tidak hormatnya umat Buddha pada benda benda suci semacam relik ini. Jangan tanya mengapa bila sampai ada yang menjurus kepada pemujaan.

1298866138945627459Dan ini dimanfaatkan oleh segelintir orang.  Banyak relik palsu yang dihembuskan untuk mengelabui umat.  Relik relik palsu ini sering kali digembor gemborkan oleh pihak tertentu untuk menyedot pengunjung.  Kejadian seperti ini banyak terjadi (coba tebak.... Hehehehe) di China.  Saya pernah baca satu artikel yang berisi berita tentang adanya relik dari Sidharta Gautama dan ke 6 murid utamanya di sebuah Vihara kuno di China, yang... ya... sangat diragukan keakuratannya.

Sangat rentan penipuan.  Mengingat biasanya relik relik yang disucikan ini ditempatkan di tempat tempa suci pula.  Stupa yang eksotik, Vihara kuno yang indah, monumen seperti Candi.  Yang di abad modern ini semuanya sudah menjadi multi fungsi, tempat tujuan wisata.

Ah, sayang dirjen Pariwisata Indonesia tidak menyelidiki dengan kisah relik Sidharta Gautama di candi Borobudur ini.  Ini kan devisa.

Salam - Traktor Lubis  
Baca selengkapnya..

PENCERAHAN ITU BERNAMA "TUK"


12988344571447370360
.

Pernahkan anda mendengar kalimat seperti ini: "I don't know what you talking about, but it's sound good"

Artinya kira kira.... "Gw gak ngerti lu ngomong apa, tapi kedengerannya kayanya bagus..."

.......................

Itu saya istilahkan tuk. Pencerahan. Amat langkah, tapi setiap orang pernah mengalaminya, asal dia mau meneliti ke dalam diri sendiri. Terkadang kesannya tidak logis. Para saintis akan berusaha mematahkan teori pencerahan ini dengan alasan alasan logis dan fakta fakta.

"Ah, itukan perasaan kamu saja... padahal kamu dimaki-maki sama dia, sementara yang dia ucapkan sebenarnya adalah, 'kukira badanmu sudah terlalu gemuk, seandainya ada 2 lingkar saja buntut yang muncul dari pantatmu, kau akan terlihat lucu seperti babi' namun kedengarannya enak saja, karena yang ngomong sama kamu sambil senyum senyum"

Bila benar itu yang terjadi berarti bukan pencerahan. Bukan tuk. Hanya perkiraan dari pikiran yang positive thinking.

Namun, dalam ide yang ingin saya sampaikan ini adalah, seringkali kita manusia fana ini menolak pencerahan yang datang kepada kita. Ada yang menyebutnya firasat, atau ada yang lain menyebutnya naluri.

Sekujur badan anda sebenarnya penuh dengan sensor sensor yang merespon segala macam hal yang masuk ke wilayah sensor. Baik hal hal yang tidak kelihatan, maupun yang terlihat. Badan anda meresponnya. Gelombang gelombang elektromagnetic itu tidak kelihatan. Sinyal singal selular di HP anda itu juga tidak kelihatan.

Tahukah anda bahwa saya, kamu benda benda yang kamu pegang, kebanyakan dibentuk oleh senyawa senyawa Karbon?

Bagaimana bila terjadi kerja sama antara sesama karbon ini. Apakah anda lantas merasa seperti dukun?

Nyatanya anda pernah punya firasat, yang anda akui atau tidak kadang tak terjawab ini mengapa bisa terjadi. Bahkan kadang kadang anda senyum sendiri saat bercermin di pagi hari... ah, saya kok jadi sok tahu ya?....

Malam ini hujan, badan saya merespon angin yang bertiup dari sela sela kawat nyamuk sebagai dingin. Itu yang bisa kita rasakan di kulit. Namun kadang bulu bulu di kulit kita juga bisa berdiri tanpa sebab. Ahli biologi menjelaskan fenomena berdirinya rambut rambut ini sebagai fenomena biasa. Bisa jadi tubuh anda sedang kekurangan oksigen akibat stress sejenak yang anda rasakan, mungkin karena ketakutan. Kulit merespon hal ini dengan mendirikan bulu roma. Anda ketakutan sendiri.

Apakah jawaban tersebut memuaskan anda atau justru membuat anda bingung?

Bingung I guess.

Sebenarnya para saintis sekarang itu tidak ada ubahnya dengan kelakukan kebanyakan orang di Eropa pada abad pertengahan. Mereka dulu menolak semua Ilmu Pengetahuan sebagai Bidah. Hal yang sama dilakukan para saintis itu dengan menolak apapun yang tidak terbukti secara fakta, real dan dengan akal sehat.

Tidak terbukti atau belum dibuktikan? Masalahnya disitu. Namun bila sebuah gagasan tentang pencerahan yang belum dibuktikan sudah langsung ditolak. Hal ini akan tetap menjadi sekedar gagasan.

Ibu ibu, bapak bapak, para manager, pemimpin, harus menurut saya, mengembangkan kepekaan 'tuk' ini. Pencerahan pribadi dalam tingkatan yang sangat pribadi ini. Seorang ibu dengan anak 5, akan berlaku tidak adil dalam memberlakukan ke 5 anaknya. Namun dalam hal ketidak adilan ini, sang Ibu yang mempunyai ikatan bathin (nah, ini apa?) dengan anaknya, justru si Ibu bersikap adil.

Sang Ibu mengerti, bahwa anak pertamanya harus ditendang dulu baru mau mandi pagi. Sementara dengan anak ke 3, belum disuruh sudah mandi. Begitu juga dengan ayah. Ayah yang peka, dengan tuk yang bagus, akan bisa bersikap seperti melengkapi sikap ibu. Bila si no 2 agak agak sedikit ada gangguan sinyal dengan ibunya, bapak bisa tanpa diminta mengisi kekosongan itu. Tanpa disuruh... persis I don't know what you talking about, but it's sound good.

Begitu juga para manager dan pemimpin atau direktur atau managemen sebuah badan. Menangani puluhan mungkin ratusan bawahan itu tidak gampang. Peraturan dasar memang harus sama, namun dalam hal hal tertentu, perlu suatu 'tuk' untuk bisa kedengarannya 'sound's good'

Apakah ini tidak menjurus ke praduga. Bisa jadi, kalau anda salah mengartikan 'tuk' yang saya maksudkan.

Biasanya pencerahan ini datang sendiri saat tidak dicari. Datang begitu saja entah dari mana. Anda yang suka memperhatikan gejala gejala perasaan, getaran hati, pikiran dan segala aspek kehidupan anda, akan mengerti hal ini. Ini yang dicari orang orang yang rajin menjambangi acara acara Yoga, Meditasi, Retreat dan sebagainya. Pencerahan yang dicapai diri sendiri dalam lingkup kecil sebatas diri sendir pada suatu objek yang sangat pribadi.

Bila anda ada waktu kosong, tak tahu apa yang ingin dikerjakan. Coba duduk dengan santai. Seenak mungkin. Tidak usah mencolok. Sadar sesadar sadarnya. Perhatikan gejala diri anda. Anda bernafas, rasakan aliran udara yang memenuhi paru paru, sadari setiap hembusan, masuk keluar. Rileks..... Napas anda tidak usah diatur (ini biasa terjadi, memperhatikan nafas, malah menjadi mengatur nafas). Anda bisa memfokuskan apa saja. Tuhan, cinta kasih, pacar, orang tua anda, atau sekedar nafas anda.

Saya tidak menjanjikan apa apa. Namun dalam pengalaman saya. Hal tersebut sangat membantu saya dalam melihat suatu masalah dari banyak sisi. Tidak hanya dari sisi saya saja. Dan ini sangat menggairahkan. Saya sering merasa (entah saya perasaan atau apa) bahwa saya mengetahui suatu masalah yang sebenarnya saya tidak tahu. Saya merasa (entah ini ke GR an) bahwa gadis di depan itu menaruh perhatian kepada saya. Hal ini baik. Saya menjadi pede. Berani menyapa. Karna pikiran saya memberitahu saya... tidak ada salahnya berkenalan.

Semoga TUK!

Salam - Traktor Lubis  
Baca selengkapnya..

KATAKAN KITA RASAKAN (Bredel EA di Kompasiana)


Daily Traktor, (27 Februari 2011 Jakarta) Pukul 12.00 PM, Sangat menarik memantau perkembangan terakhir di Kompasiana.  Sekitar pukul 9.00 PM - 9.25 PM seperti sudah dilaporkan sebelumnya, semua posting di akun Arianto Anas jilid 4 diremove.  Kemudian pemilik akun melakukan test dengan 2 postingan full Link ke Blog pribadinya.  Dalam hitungan menit kedua postingan yang berjudul dengan kata TES langsung dibredel.

Kemudian ada tulisan sebelumnya dari pemilik akun Erianto Anas Jilid 4 yang berjudul Heboh Peluncuran Tafsir Alquran versi Erianto Anas, Membabat Habis Biang Kerok Debat Kusir Agama, Pengalaman Saya Seminggu di Neraka dan Sorga, Menggugat Carut Marut Diskusi Filsafat di blogernas dan Kompasiana, Menelanjangi Postulasi Agama dengan Filsafat. Juga mengalami hal serupa, dihapus!

Tulisan 1. Heboh Peluncuran Tafsir Alquran versi Erianto Anas.  Mungkin bisa menimbulkan salah tafsir pada judul karena membawa bawa Al Quran, yang merupakan kitab suci umat Islam.  Namun melihat 4 judul yang lain, Membabat Habis Biang Kerok Debat Kusir, Pengalaman Saya Seminggu di Neraka dan Sorga, Menggugat Carut marut Diskusi Filsafat di Blogernas dan Kompasiana, dan Menelanjangi Postulasi Agama dengan Filsafat.  Daily Traktor hanya bisa menduga duga kemungkinan 4 tulisan terakhir dibredel karena kandungan LINK ke Blog pribadi yang cukup banyak.

Reaksi atas berita ini berlangsung cepat.  Bahkan muncul tulisan sejenis dari  Kompasianer Petrus Rampisela dengan postingannya yang berjudul Bertanya Kepada Admin Mengenai Artikel Erianto Anas. Beberapa komentar yang cukup menarik dari Laporan sebelumnya dan tulisan Petrus R, antara lain sebagai berikut:

.
RP: 27 February 2011 23:12:25
Waktu artikel saya yang berjudul "Fakta Mengenaskan Dunia Islam - Sebuah Renungan Untuk Maju" di removed, saya berpikir positif saja. Ooh mungkin judulnya terlalu bombastis dan meresahkan banyak orang, yah saya terima, tapi artikel itu hanyalah terjemahan dari orang Islam sendiri, yaitu seoran gprofesor dari Pakistan meskipun saya akui Judul asli dari artikel bukan itu.

Tapi membaca dan mengomentari artikel EA yang terakhir, saya tidak lihat sama sekali permasalahannya, dan tidak menyudutkan satu agamapun, jadi Admin sangat anti erianto anas, dan dengan induk dari Kompas dengan pengalaman panjang itu, mestinya admin menghilangkan pengkambinghitaman seseorang dan masuk kepada obyeknya yang obyektif. Kami mengharapkan penjelasan dari admin.

.

EA: 27 February 2011 21:54:55
Nggak ada japri dari Admin mas Andy. JUstru saya tahu dari japri mbak Arimbi bhw semua tulisan sudah dihapus. Tapi gak apa-apa. Justru semakin menggelitik nih fenomena Kompasiana.

.

LH: 27 February 2011 22:34:19
kalau alasannya tdk boleh mengiring ke link lain/pribadi, sayapun pernah dapat teguran ini dari admin. jd ikut senyum baca komen Traktor yg bilang, "Dengan kata lain, pihak Admin tidak berpihak pada pengusaha kecil" hahaaa

.

SP: 27 February 2011 21:38:47
Perlu dicari siapa admin itu sebenarnya? Apakah si A atau si B, atau kumpulan a,b, c dan lainnya?

.

TL: 27 February 2011 21:50:35
Tnapa jawaban dari admin, spekulasi akan semakin berkembang. Satu kenyataan, Admin bisa membredel tetapi tidak akan mampun membunuh yang namanya ide.

Lebih baik saya sarankan menertibkan, daripada terus diam. Suatu saat hal ini bisa berbalik menjadi badai besar pada Kompasiana.

Komen komen di lapak ini bisa menjadi masukan kepada Admin, bagaimana Kompasianer kompasianer mencurahkan kegalauan dan kekhawatiran mereka.

Saya tidak akan vote berita ini, anda kompasianer yang merasa tulisan ini penting silahkan vote. Goal saya, suara ini bisa sampai ke Admin, dengan jalur yang saya harapkan sesuai dengan semangat jurnalisme warga, citizen jurnalisme, kebebasan pers dan segala semboyan besar besaran lainnya.

Terima kasih.

.

TM: 27 February 2011 22:14:29
efek dari penghapusan tulisan2 EA kalau dicermati sebetulnya malah menguntungkan blog EA....orang2 yg belum baca dan penasaran akan mencarinya di blogernas..
ini yg tidak disadari oleh admin..niatnya membendung agar orang2 tidak lari ke blogernas tapi dg caranya menghapus tulisan2 EA seperti malah menyuruh orang2 utk mencari tulisan2 dia di blognya..
harusnya admin sadar akan hal ini..biarkan tulisan2 EA ada disini dan para pembaca tidak perlu lari2 ke blog dia..tapi ya mmg kualitas adminnya cuma segitu jadi nggak bakalan nyampe pikirannya...

salam nggak nyampe pikiran

.

AR: 27 February 2011 22:21:32
misal nih, apakah beda tulisan EA dengan tulisan ini :http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/27/beginilah-aku-bersholat-selama-30-tahun/

mungkinkah tulisan ini akan lolos?

.

フラン シズカ クレア: 27 February 2011 23:21:49
Wkwkwkwkwkwk. Balapan post vs. delete. 

.

AL: 27 February 2011 23:38:13
Yang terbaru pun dihapus:
judul artikel : Hati Hati!!suatu saat bisa menimpa anda :

belum sempat baca ,saat dikik :
This content has been removed for violating Kompasiana Terms and Conditions.
.
================
.

Kesimpulan sementara Daily Traktor, tulisan tulisan Erianto Anas di hapus karena banyak mengandung link ke Blognya.  Namun Sampai berita ini diturunkan, Daily Traktor yang menghubungi Erianto Anas, menyatakan tidak ada jawaban sama sekali dari pertanyaan yang sudah dikirimnya ke pihak Admin lewat ke 4 akun nya yan pernah ada di Kompasiana.  Kalau hal ini dibiarkan terus menerus, tentu akan menjadia tanda tanya di kalangan Kompasianer sendiri.  Apa sebenarnya permasalahannya? Begitu susahkan mengirimkan inbox ke Erianto Anas atas peraturan yang terdapat di Term and Condition? Agar publik tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Melihat kembali ke Term anda Condition, terutama point berikut:

"Terkait Konten yang telah ditempatkan ke dalam sistem Kompasiana, Kompasianer mengizinkan Admin untuk:

a.Menghapus tulisan, pesan dan atau komentar yang melanggar Ketentuan Layanan dengan atau tanpa pemberitahuan kepada yang bersangkutan."

Apakah ini yang dijadikan alasan untuk menghapus semua tulisan tulisan Erianto Anas?

 Spekulasi akan semakin berkembang bila tidak ada info sedikitpun dari pihak Admin atas masalah ini.  Kondisi ini tidak sehat untuk situasi kreatif menulis, menyalurkan ide dan ber-sharing di Rumah Sehat Kompasiana.  Daily Traktor sendiri sudah eneg dengan kontroversi Erianto Anas yang tidak semakin surut justru sebaliknya semakin menjadi jadi belakangan ini.


KATAKAN KITA RASAKAN

Sisakan senyum, Sisihkan tawa
Ketika tangis terdengar
Cakar telinga kita

Hangatkan surya, Didarah ini
Relakan untuk mereka
Agar air mata pergi

Satukan kata dan rasa
Bersama singkirkan derita
Biarkan langkah berarti
Disekejap hidup ini

Katakan cinta, Rasakan duka
Katakan pasti kita rasakan
Segala penderitaan

Satukan kata dan rasa
Bersama singkirkan derita
Biarkan langkah berarti
Disekejap hidup ini

Salam - Traktor Lubis  


.. Baca selengkapnya..

SEMUA KONTEN DI EA JILID 4 HILANG


FIKSI | 27 February 2011 | 21:36122 82  17 dari 17 Kompasianer menilai aktual
Daily Traktor, (27 Februari 2011 Jakarta) Pukul 9.25 PM, Daily Traktor baru pulang dari berpergian, langsung menuju kompoter untuk melihat perkembangan terakhir di Kompasiana.  Saya membuka dashboard dan menemukan banyak notifikasi yang tadi di Blackberry saya tidak muncul.


Namun, saya tersentak… Bukan kaget, tapi yah, merasa seperti sudah tahu, sedikit kecewa dan inilah kenyataan, Semua kontent yang saya komentari di tulisan tulisan EA terakhir sudah hilang. Sangat disayangkan, perdebatan positif yang semalam terjadi dengan sangat luar biasa asiknya, akhirnya hilang tak berbekas.  Untung beberapa anologika yang saya buat mengenai agama dan filsafat yaitu pada perbandingan kue tar dan dodol sempat saya post di tempat lain.


Yang paling saya sayangkan adalah proses peleburan dua sisi perdebatan semalam mengenai bagaimana menghadapi komentator kasar yang tidak bertanggung jawab pada debat agama di Kompasiana.  Dan menurut saya perdebatan panjang semalam tentang bagaimana menghadapi para komentator anarkis di lapak lapak intelektual Kompasiana sebenarnya sangat bermanfaat bagi Kompasianer yang ingin berkreasi dengan nyaman dan aman di Kompasiana.  Dan sekali lagi, Admin Kompasiana selaku pemegang kendali kembali tidak memberikan alasan yang jelas tentang remove tulisan tulisan yang berdebat secara positif tersebut.


Apakah Admin sempat membaca apa isi yang diperdebatkan? Antara saya sendiri dan beberapa teman teman Kompasianer yang lain sebagai pihak yang kontra,  dengan EA sebagai pemilik Ide? Atau langsung bredel karena nama EA? Hanya Admin yang tahu.  Dan yang pasti hal ini akan semakin menimbulkan tanda tanya di kalangan Kompasianer.  Tidak semua, tapi pasti ada.


Seingat yang saya bisa, tidak terjadi debat yang sampai menjurus ke flame.  Debat dilakukan dengan sopan, santai karena penuh tawa juga, kritik sana sini dan beberapa orang berkumpul bersama ngobrol sebagai orang dewasa.


Demikian dilaporkan, selamat malam.  Semoga Kompasiana lebih baik lagi di masa mendatang.


 =====================





.=====================
Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang di perbudak jabatan
(*) O, o, ya o … Ya o … Ya bongkar
O, o, ya o … Ya o … Ya bongkar
Sabar, sabar, sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
Kembali ke : (*)
Reff I :
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan
Hentikan jangan di teruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
O, o, ya o … Ya o … Ya bongkar
O, o, ya o … Ya o … Ya bongkar
Reff II :
Di jalan kami sandarkan cita-cita
Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
Kembali ke: (*), Reff I, Reff II


KOMENTAR BERDASARKAN : 
  • 27 February 2011 21:37:25
    aku pun terkejut…
    mungkin EA dikirim alasan lewat japri oleh admin..
    tapi entah apapun alasan admin, saya pikir tulisan EA tidak ada yang salah…
    gak ngerti kenapa dihapus

  • 27 February 2011 21:52:32
    o ya? gak ada juga masuk alasan admin?
    wahhh…..aneh nih..
    jujur, saya tidak tahu dimana salahnya tulisan2 yang disana aku ikut nimbrung..
    mungkinkah karena tulisan tentang “Heboh peluncuran tafsir Alquran…” itu? kalau ditulisan ini memang aku tak nimbrung, karena takut seolah2 mnecampuri…
    tulisan2 yang dulu dihapus juga tak ada alasan dari admin ya mas?

  • 27 February 2011 21:54:55
    Nggak ada japri dari Admin mas Andy. JUstru saya tahu dari japri mbak Arimbi bhw semua tulisan sudah dihapus. Tapi gak apa-apa. Justru semakin menggelitik nih fenomena Kompasiana.

  • 27 February 2011 21:56:11
    Tinggal satu CLUE untuk kasus anda, LINK….


  • 27 February 2011 21:57:06
    halah2, masak sih link itu sebegitu ditakutinya? menurut saya sih seharusnya tidak.

  • 27 February 2011 21:58:52
    Komentar Mbak G sebagai masukan juga, hehehehe

  • 27 February 2011 22:00:02
    Mbak G, ada di term and condition mengenai link ini. Hanya ini juga janggal, waktu kita me link ke situs besar semacam facebook, youtube dan lain lain, tidak ada masalah sama sekali.
    Sementara link ke situs pribadi tidak diperbolehkan.
    Dengan kata lain, pihak Admin tidak berpihak pada pengusaha kecil. Thanks - just my opinion.

       
  • 27 February 2011 22:00:06
    aku pun heran jika alasan “link” menjadi dasar admin menghapus tulisan2 EA…
    sepertinya kita menunggu penjelasan admin nih

  • 27 February 2011 22:02:21
    betul banget, justru janggal sekali kalo ga ada tautan link dari situs ke situs… heheheee… adminnya suka sekali terganggu dengan hal2 yg seharusnya ga perlu mengganggunya, wkwkwkwk… ini jadi menarik untuk terus diganggu namanya 

  • 27 February 2011 22:05:04
    Dilanjutkan ke dewan Redaksi.

  • 27 February 2011 22:09:07
    Untuk urusan Link, menurut saya, setidak adil apapun peraturan itu, harus kita patuhi saat bergabung ke Kompasiana. Tapi yang saya lihat adanya tebang pilih.
    Link ke situs raksasa diperkenankan, link ke pengusaha kecil dilarang.
    Suka
     |  |
  • 27 February 2011 22:10:46
    ya itu…kenapa ke youtube dan 4shared tidak ditebang juga
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:34:19
    kalau alasannya tdk boleh mengiring ke link lain/pribadi, sayapun pernah dapat teguran ini dari admin. jd ikut senyum baca komen Traktor yg bilang, “Dengan kata lain, pihak Admin tidak berpihak pada pengusaha kecil” hahaaa
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:40:49
    Saya dulu memasukkan link ke tulisan saya. Tapi atas kesadaran sendiri, karena saya sudah menyetujui TERM and CONDITION saat mau gabung ke Kompasiana, maka sejak saya tahu ada peraturan begitu. Saya tidak memasukkan Link Pribadi lagi.
    Kritik tetap saya lakukan, tapi peraturan tetap saya patuhi. Kita tidak bisa hanya menuntut Hak, kalau kita sendiri mau menang sendiri menabrak rule yang ada…
    Kau catat itu EA! wekekekekeke
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:37:23
    kalau link..yg lain juga ada yg pake link…
    link nya ea dibagian komen,kenapa bukan komen itu saja dihapus.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:38:25
    wah… kok dihapus lagi ya mas traktor… padahal menurut saya diskusi di sana sgt bermanfaat lho… dan bukan debat kusir 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:38:47
    Perlu dicari siapa admin itu sebenarnya? Apakah si A atau si B, atau kumpulan a,b, c dan lainnya?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:46:48
    Saya setengah mati berusaha menunjukkan kepada teman teman bagaimana diskusi tajam keras dan panas tanpa terjerumus ke jurang anarkis…. eh, malah dihilangkan…. ini mengecewakan. ANTI KLIMAKX
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:49:52
    Ada yang tahu bagaimana cara menulis surat pembaca di KOMPAS?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:42:26
    kompas.com…buka website kompas.com
    kompas cetak…lihat di koran kompas..kayaknya hal 2 atau 3.
    mau nulis tentang ini ke kompas cetak??
    entah kapan dimuat nya….
    hahahahahahaha
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:56:41
    Bung TL, ngapain ke Kompas cetak, makan waktu dan saya yakin pasti ga akan dimuat, perkara maya, mari kita selesaikan dengan cara maya juga. TWITTER, TWIT and twit and twit!!! kabarkan kepada DUNIA!
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:50:35
    Tnapa jawaban dari admin, spekulasi akan semakin berkembang. Satu kenyataan, Admin bisa membredel tetapi tidak akan mampun membunuh yang namanya ide.
    Lebih baik saya sarankan menertibkan, daripada terus diam. Suatu saat hal ini bisa berbalik menjadi badai besar pada Kompasiana.
    Komen komen di lapak ini bisa menjadi masukan kepada Admin, bagaimana Kompasianer kompasianer mencurahkan kegalauan dan kekhawatiran mereka.
    Saya tidak akan vote berita ini, anda kompasianer yang merasa tulisan ini penting silahkan vote. Goal saya, suara ini bisa sampai ke Admin, dengan jalur yang saya harapkan sesuai dengan semangat jurnalisme warga, citizen jurnalisme, kebebasan pers dan segala semboyan besar besaran lainnya.
    Terima kasih.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:55:06
    ketika insan pers menjadi “penguasa” ternyata… semenong-menong juga ya… hahahaaaa… *ironis, oh-oh.. ironis*
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:57:24
    Dipo Alam dipermasalahkan….
    kebebasan menulis dan menyampaikan ide di Kompasiana dipenjara 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:19:58
    ide ini rasanya saya kenal… di mana ya?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:45:12
    saya vote: sangat aktual….
    sesuai janji saya,janji saya sudah lunas hehehehehe
    @orong2
    ide ini rasanya saya kenal… di mana ya? :
    dilapak sebelah kayaknya 
    heheeeheehe
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:52:25
    @Alex L
    Ya benar
    terima kasih sdh mengingatkan
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:51:41
    Wah, kacau… ckckckckck…..
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:45:59
    dunia lagi kacau mbak G.
    mau berdemokrasi, sekaligus ingin menjadi tirani
    hahahahahahaha
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:48:27
    Twit, twit, twit, mari kita kabarkan kepada dunia, huahahahaaaa.. lagi musim revolusi di timteng melawan penguasa otoriter, lhaaa di dunia maya kok ada yg mau jadi penguasa otoriter, hahaaha… no way jose!!!
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:51:41
    Wah, kacau… ckckckckck…..
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:45:59
    dunia lagi kacau mbak G.
    mau berdemokrasi, sekaligus ingin menjadi tirani
    hahahahahahaha
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:48:27
    Twit, twit, twit, mari kita kabarkan kepada dunia, huahahahaaaa.. lagi musim revolusi di timteng melawan penguasa otoriter, lhaaa di dunia maya kok ada yg mau jadi penguasa otoriter, hahaaha… no way jose!!!
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 21:53:25
    saya baru klik di yang Ter2 gitu eh sudah di remove Admin karena tak sesuai ToC begitu katanya
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:03:34
    Bagus kalau begitu, Admin yang memberi contoh ke Kompasianer.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:48:45
    saya sundul deh aktual-nya
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:51:49
    sudah 16, sampai jam 12 malam aman kayanya, hehehehehe
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:04:19
    saya cek dashbordHeboh Peluncuran Tafsir Alquran versi Erianto Anas, clik hasilnya This content has been removed for violating Kompasiana Terms and Conditions.
    Prihatin, akan kebijakan Admin Kompasiana … mungkin Agamapun sudah menjadi komoditas politik, semoga hal ini tidak demikian.
    Selamat kepada Admin, sebagai yang mulia hihihi
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:04:06
    Makanya di laporan saya saya sudah mempertanyakan mempertanyakan hal tersebut:
    ” Atau langsung bredel karena nama EA?”
    Alinea ke 4 tulisan di atas.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:06:43
    Jujur, untuk judul di atas saya sendiri menilai menjurus ke agama tertentu.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:18:45
    Kalaupun itu agama tertentu, apa yang perlu dikwatirkan,
    mereka kwatir bangsa ini akan sukses bila masyarakatnya telah menngetahui dan memahami agama secara jelas melalui hasil olah pemikiran, dan dapat bergandeng tangan diantara keberagaman.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:21:02
    Ah, jadi ingat Ratih Purwasi…
    Jangankan memanggil nama…. memandang saja pun sudah tak boleh….
    wekekekekekeke
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:27:15
    Bukan masalah Khawatir…. Masalahnya di TERM AND CONDITION
    Ada alasan untuk menghapus, dengan dasar apapun, jadi berhak menghapus.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:33:06
    buat Term and Condition, nulis bisa, malah tak mengerti apa yang ditulis, hihihi
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:07:22
    Hahahaaa… kayaknya musti nambah poin di TOS, link ke blog EA tidak diperkenankan ada di Kompasiana    *merasa menyaksikan sejarah: menembak seekor kancil dengan meriam, nyahahahhaaaa*
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:10:57
    Kemudian, apakah tidak bisa dilakukan penghapusan Link atau memberikan peringatan pada Kompasianer?
    Lalu apa gunanya ada Admin? Bukankah ini tugas Admin membereskan kebandelan Kompasianer?
    Kemudian lagi, kalau sebuah tulisan tidak layak tayang, mengapa sampai menunggu sekian lama, sampai terjadi aksi dan reaksi antara kompasianer dalam berdebat mengenai tulisan yang diposting?
    Ini menimbulkan was was dihati Kompasianer yang lain.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:17:07
    aku ikut ketawa deh dengan mab G   
    menembak seekor kancil dengan meriam  
    suatu saat akan dicatat dalam buku sejarah perjuangan, dengan gigih menembak seekor kancil dengan meriam  
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:54:17
    Ide ini juga rasa-rasanya saya kenali… dimana ya?
    apakah…?
    ach masa sih…..?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:14:29
    efek dari penghapusan tulisan2 EA kalau dicermati sebetulnya malah menguntungkan blog EA….orang2 yg belum baca dan penasaran akan mencarinya di blogernas..
    ini yg tidak disadari oleh admin..niatnya membendung agar orang2 tidak lari ke blogernas tapi dg caranya menghapus tulisan2 EA seperti malah menyuruh orang2 utk mencari tulisan2 dia di blognya..
    harusnya admin sadar akan hal ini..biarkan tulisan2 EA ada disini dan para pembaca tidak perlu lari2 ke blog dia..tapi ya mmg kualitas adminnya cuma segitu jadi nggak bakalan nyampe pikirannya…
    salam nggak nyampe pikiran
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:21:20
    @Tata, hahaiy setuju, admin jadi terkesan sangat reaktif plus lebay, hahaahahahaaa… *ooh admin, plis lah*
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:25:12
    Dilanjutkan ke Redaksi
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:27:00
    G..
    ini kasus kan mirip2 dg george adicondro yg nulis ttg gurita cikeas…karena ditarik malah banyak orang penasaran yg mencari bukunya..
    tapi admin mikirnya nggak sampai segitu…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:35:57
    hihihi, @Tata, itu yang mungkin tidak disadari admin atau admin mensengajakan untuk mengarahkan ke blog pribadi, walaupun harus beresiko mengorbankan kompasiana, tekanan akan memaksa air (blogger) mencari jalan apapun agar bisa mengalir.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:41:15
    kita kembalikan pada beliau
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:43:31
    ucoxs..harusnya EA malah berterimakasih pada admin karena admin sudah jadi iklan pemasaran blognya dia..hehehehe..jangan diprotes melulu ntar admin ngambek nggak mau ngiklanin lagi..hihihihihihi.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:21:32
    misal nih, apakah beda tulisan EA dengan tulisan ini :http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/27/beginilah-aku-bersholat-selama-30-tahun/
    mungkinkah tulisan ini akan lolos?
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:16:45
    Report dong!
    isi kaya gini:
    MIRIP DENGAN TULISAN EA….
    hahahahh
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:26:37
    Apa perlu kita gulingkan Kompasiana
    Dan bikin kompasiana tandingan?
    xi…xi…xi…xi…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:22:22
    Wkwkwkwkwk.. kan udah ada Dumala itu… 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:22:54
    Tidak Pak. Saya Mencintai Kompasiana seperti semua yang komen disini. Kalau tak lagi Cinta, tak akan ada yang mau melihat ke sini. Ke Kompasiana maksudnya.
    Karena cinta, maka bapak, saya dan teman teman yang lain mengeluakan uneg unge di sini.
    Thanks
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:39:55
    TL…TL… begitu register di Kompasiana udah bikin heboh (kalo ngga salah baru 2minggu ya?)
    entar di straap kaya anak SD lo… 
    btw, jadi pingin baca debat kalian 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:55:13
    1 bulan besok mbak. Sejauh ini saya merasa masih mematuhi Term and Condition sedapat saya. Pernah saya melanggar rule, 1. postingan berturut dalam waktu 1 jam. Itu karena saya tidak tahu. 2. Saat saya copas tulisan dari Tempo Interaktif. Hal ini saya lakukan, karna saya melihat ada tulisan di HL yang copas dari sana. Saya melakukan tes sendiri. 1 postingan yang saya tidak tulis sumbernya lolos. 1 postingan yang saya tulis sumbernya malah langsung di remove.
    Itu bermanfaat bagi saya, dengan demikian saya yakin. bahwa copas langsung itu tidak boleh. Kalau ada yang melakukan seperti itu, dan saya tahu, mungkin saya akan lapor ke Admin, sebagai bantuan saya kepada Admin dalam menjalankan tugas.
    Karena tak mungkin Admin hapal semua tulisan yang ribuan di Kompasiana.
    Pada kasus EA, terutama pada tulisan tulisan yang terakhir di remove. Saya hanya melihat masalah Link.
    Kepada EA saya juga sudah berdiskusi tentang ini.
    Setidak adil apapun peraturannya, kalau sudah disetujui harus dijalankan. Itu warga yang taat hukum.
    Karna kita tidak bisa menuntut keadilan, kalau kita sendiri melanggar rambu rambu yang dibuat untuk menjaga keadilan tersebut.
    Saya tahu resiko yang saya hadapi mbak. Tapi saya rasa, kritik saya ini masih dalam batas yang sopan dan wajar, untuk kebaikan kita semua, saya hanya berusaha untuk menyuarakan hal hal yang mungkin menjadi suara beberapa kompasiener yang prihatin.
    Semoga Admin juga memandang demikian. Saya berusaha memposisikan diri sebagai kompasianer yang ditengah tengah.
    Terima kasih.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:46:07
    menyimak….semoga segala amal ibadah admin diterima disisi-Nya, Amin 3x YRA
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 22:55:34
    No comment ah… hahahaha
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:05:55
    tulisan terbaru EA juga langsung dihapus..admin sudah siaga satu terhadap EA..
    komentar terkahir disana komentarnya mba G, isinya “Kalau sampai ini dihapus juga, admin sungguh KONYOL!”
    aku buka langsung lenyap tulisan EA.. 
    salam siaga 1
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:02:28
    Wakakakaakkakakkaaaaa… TERBUKTI kalau begitu  
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:04:58
      
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:07:51
    wakakakakakakakakakakakakkakak……………………………..
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:21:49
    Wkwkwkwkwkwk. Balapan post vs. delete. 
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:38:13
    Yang terbaru pun dihapus: 
    judul artikel : Hati Hati!!suatu saat bisa menimpa anda :
    belum sempat baca ,saat dikik : 
    This content has been removed for violating Kompasiana Terms and Conditions.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:52:54
    Woooiy, di twit aja, kan seru kalo EA jadi trending topic, wakakakaakkaakaaaaa…… betapa ironisnya insan pers ternyata malah getol membredel, huahahaha… ayooo ayooo di twit sodara2, ini contoh kasus yg seruuuu…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:55:59
    setuju………….
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 27 February 2011 23:58:45
    Iya ya, ilang yah :/
    Ada setannya kali nih forum :s
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:19:13
    NAh tulisan :admin stanby …dilapak ea juga di hapus..
    parah parah……..
    apa kang pepih tau tentang hal ini ?????????????
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:32:04
    Jelaslah, itu tulisan 1 baris yang diulang ulang.
    EA nya juga kaya anak anak.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:34:22
    HooH, yg terakhir itu kayak Bart Simpsons, tapi bener2 terbukti memang bukan isinya yg melanggar TOC, melainkan admin udah mata gelap. kesian deh…
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:42:43
    hihihi, Gbr itu akan kupublis juga nanti G, jangan pernah sekali-kali membawa-bawa keturunan bapak moyangku hihihi.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:26:34
    GKB: Komen yang Sableng dibersihkan…..!
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:49:08
    annggap saja mainan…galak amat hehehehhe
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:54:18
    Sorry pak Orong, komen anda bersifat kompor, jad saya remove.
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:58:46
    sudah kaya admin saja bang tl ini……….
    hahahahahahaha….
    jangan gitulah bro…..
    Suka
    Hapus | Balas |
  • 28 February 2011 00:57:53
    bredel, bredel dan bredel. betapa konyol 
    Suka
    Hapus | Balas |



Salam - Traktor Lubis  
Baca selengkapnya..
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme